Setelah Tembak Balon Mata-mata Cina, AS Kumpulkan Puing-puingnya

 


Selasa, 7 Februari 2023

Faktakini.info, Jakarta - Pasca penembakan balon mata-mata Cina oleh jet tempur F-22 Raptor pada Sabtu lalu, kini penyelam Angkatan Laut AS tengah mengumpulkan puing-puing dari balon udara yang jatuh dari ketinggian 20.000 meter. Puing-puing dari balon tersebut jatuh di perairan lepas pantai Carolina Selatan dengan kedalaman 14 meter, lebih dangkal dari yang diperkirakan.


Pada hari Senin, pejabat pertahanan AS mengatakan puing-puing telah ditemukan di area yang berukuran kira-kira 1.500 m2, meskipun material tersebar di area yang jauh lebih luas. Upaya untuk memulihkan peralatan balon diperumit oleh kondisi laut dan kemungkinan puing-puing tersebut mengandung bahan berbahaya.


Seperti menjadi perhatian publik internasional, hasil investigasi atas puing-puing balon mata-mata Cina adalah hal yang menarik dan layak untuk ditunggu. Apakah benar itu merupakan balon mata-mata? Dan jika benar, seberapa canggih sensor yang dipasang pada high altitude balloon tersebut.


Jadi, apa yang diharapkan para penyelidik untuk dipelajari setelah puing-puing balon ditemukan? “Kami tidak tahu persis semua manfaat yang akan didapat. Tapi kami telah mempelajari hal-hal teknis tentang balon ini dan kemampuan pengintaiannya,” kata seorang pejabat tinggi pertahanan kepada wartawan pada hari Sabtu.


Para ahli yang berbicara kepada BBC mengatakan isi balon adalah kunci untuk mengungkap tujuan dan kemampuannya. Iain Boyd, profesor ilmu Teknik Kedirgantaraan di University of Colorado Boulder, mengatakan penjelasan resmi Beijing (bahwa itu sekedar balon cuaca), maupun dugaan dari Washington (balon mata-mata), belum cukup masuk akal.


“Ada keraguan di kedua sisi dan itulah yang menarik dari semua ini,” katanya. “Saya pikir kebenaran terletak di suatu tempat di tengah-tengah semua ini.”


Boyd mengatakan bahwa, jika tim penyelamat cukup memulihkan instrumentasi, mereka kemungkinan akan dapat mengetahui berapa banyak informasi yang terkandung di dalamnya, jenis informasi apa yang sedang diproses dan apakah ada data yang diproses telah atau sedang dikirim kembali ke Cina.


Melihat balon dari dekat – dan mencari tahu apakah itu memiliki fitur seperti propeller atau peralatan komunikasi – juga akan membantu menentukan apakah itu dikendalikan dari jarak jauh atau tidak.


Bahkan jika perangkat lunak rusak atau telah dihapus, Boyd berpendapat bahwa penyelidik akan dapat mengevaluasi hal-hal seperti resolusi dan kualitas gambar pengawasan yang mungkin telah diambil.


“AS akan bertujuan untuk menemukan sensor apa pun yang mereka dapat di reruntuhan balon untuk digunakan untuk mengungkap tujuan pesawat,” kata Gregory Falco, asisten profesor di Departemen Teknik Sipil dan Sistem Universitas Johns Hopkins.


Tapi itu tidak akan mudah dilakukan, katanya kepada BBC, karena sensor – yang mendeteksi berbagai jenis panjang gelombang – biasanya berukuran kecil dan mungkin rusak setelah militer AS menembakkan balon mata-mata. Dia mengatakan tidak jelas dari rekaman video insiden tersebut seberapa parah kerusakan yang terjadi pada sensor balon.


Cina, seperti halnya AS, adalah “musuh yang cukup cerdas”, dan mungkin juga merencanakan untuk penghancuran diri sendiri atau mengacak data sebagai bagian dari misi spionase mata-mata.


“Menembak benda ini hanyalah pertunjukan kebanggaan nasional lebih dari apapun, karena saya tidak yakin apa yang akan kita ambil dari ini. Tetapi informasi dari balon yang jatuh dapat membantu para pejabat AS “memahami musuh mereka sedikit lebih baik, ” katanya.


AS dapat mengungkap bagaimana data yang ditangkap oleh balon dikirim kembali ke Cina. Ada dugaan Cina mungkin telah menggunakan “jaringan satelit hibrida”, yang menggunakan platform ketinggian tinggi untuk menyampaikan data ke satelit di orbit terdekat. “Begitu satelit berada di wilayah aman, satelit itu terhubung ke stasiun bumi, atau antena yang berfungsi sebagai sistem kendali, kata Falco.


Seperti diketahui, Cina memiliki banyak stasiun bumi untik mengendalikan satelit dari luar wilayah Cina. Itu masih ditambah dengan puluhan armada kapal pelacak satelit dan rudal balistik, yang dapat berperan dalam mendukung misi intelijen jarak jauh. (Bayu Pamungkas)

https://www.indomiliter.com/investigasi-kasus-balon-mata-mata-berburu-puing-menganalisa-kemampuan-intelijen-cina/