Apakah Orang Berpuasa Perlu Dihormati?

 




Jum'at, 24 Maret 2023

Faktakini.info 

Apakah Orang Berpuasa Perlu Dihormati?

Di kampung saya, orang makan di siang hari pada bulan Ramadhan, itu adalah aib yang harus ditutup rapat-rapat. Walau yang bersangkutan adalah perempuan yang sedang haid. 

Makanya ibu-ibu haid biasanya kalau mau makan, itu dilakukannya sembunyi-sembunyi, walau itu di dalam rumahnya sendiri. 

Saya kira kultur semacam ini juga terjadi di kampung-kampung lain yang mayoritas penduduknya beragama Islam. 

Terlebih di kampung saya yang memang 100% Islam, tidak ada pemeluk agama lain. Jadi wajar kalau sedemikan ketatnya mereka menjaga keadaban di hadapan orang yang berpuasa. 

Saya cerita sedikit kenakalan saya masa remaja, yaa... Pernah suatu hari, saya dan beberapa teman sebaya sepakat untuk tidak puasa. 

Kampung kami adalah pesisir, yang kebanyakan halaman rumah adalah hamparan laut. Maka, cara yang kami tempuh untuk batal puasa adalah ke tengah laut. 

Kami membawa satu perahu ke tengah laut. Nah, di sanalah kami masak kornok (nasi uduk). Lauknya adalah ikan yang kami pancing berbarengan saat kami menanak nasi. 

Nasi mateng, ikan didapat langsung kami bakar. Nah, rupanya aksi bakar-bakar inilah yang justru memancing kecurigaan seorang nelayan, yang berlabuh tak jauh dari perahu kami. 

Serta merta ia mendekat. Habislah kami. Ketahuan! 

Bapak yang memergoki kami masak nasi dan bakar ikan di tengah laut tersebut segera pulang. Ia melapor kepada warga. 

Seketika kami panik. Mau pulang, takut. Tidak pulang, masa mau terus berdiam di tengah laut. Akhirnya dengan segala resiko, kami memilih pulang. 

Benar saja, rupanya beberapa orang tua telah menunggu kami. Tak ayal, kami langsung dipukuli tanpa ampun. Dipukuli sampai berdarah, Sodara! 

Setelah saya pindah ke Surabaya, saya pun terbiasa melihat orang makan dan minum di tengah hari pada bulan Ramadhan. Tidak ada masalah. Saya tidak tergiur, saya tetap berpuasa. 

Bahkan pernah saya di Bali, jadi buruh bangunan pada bulan Ramadhan, saya menjadi satu-satunya buruh yang berpuasa. Padahal banyak pekerja berasal dari luar Bali, beragama Islam, tapi mereka tidak berpuasa. 

Maklum, karena memang kerja bangunan itu berat. Namun saya tetap berusaha sebisa mungkin untuk tetap berpuasa. Alhamdulillah, jangkep satu bulan penuh. 

Jadi, sebenarnya bagi kawan-kawan yang tidak berpuasa, mau makan di depan mata orang yang berpuasa sekalipun, itu sama sekali tidak meganggu. 

Masalahnya bukan pada gangguan. Tapi lebih pada penghormatan antar sesama. Untuk kawasan yang memang mayoritas Islam, sebaiknya orang-orang yang tidak berpuasa bisa tetap menghormati mereka yang berpuasa. 

Sebab puasa ini adalah satu di antara lima rukun Islam yang lima. Sifatnya sangat sakral, sebagai bentuk ketaatan orang Islam kepada Tuhannya. 

Pada satu cerita yang banyak dikutip penceramah ataupun khatib Jum'at di bulan Ramadhan ini, adalah kisah seorang Majusi yang masuk surga. 

Disebutkan bahwa anak orang Majusi tersebut pernah makan di siang hari Ramadhan, di tengah-tengah orang Islam yang sedang berpuasa. 

Orang itu marah besar, hingga memukuli anaknya. 

Karena penghormatan pada orang yang berpuasa, orang Majusi tersebut mendapatkan hidayah, hingga menjelang meninggal dunia ia masuk Islam. 

Karena satu kebaikan: menghormati orang yang berpuasa itu juga, yang mengantarkan Majusi itu ke surga. Jadi? (Abrar Rifai)

https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=pfbid02ebB2dyJ9AfFhhcAxyagZZWzbY8WbmHQgg2oiSrBsrY7GgDksixZNL6B3DaHcK4Bml&id=100069864498866&sfnsn=wiwspwa&mibextid=6aamW6