Beda Perlakuan Terhadap Anies dan Ahok, Fakta-fakta Yang Tak Bisa Ditutupi Oleh KPK
Selasa, 14 Maret 2023
Faktakini.info
Geisz Chalifah
*Fakta - Fakta Yang Tak Bisa Ditutupi Oleh KPK.*
1. Kasus Sumber Waras, BPK Kembali Tegaskan Ada Penyimpangan dan Kerugian - https://jakarta.bpk.go.id/kasus-sumber-waras-bpk-kembali-tegaskan-ada-penyimpangan-dan-kerugian/
2. Hasil Audit BPK Nyatakan Formula E Jakarta Layak Dilaksanakan - https://jakarta.bpk.go.id/hasil-audit-bpk-nyatakan-formula-e-jakarta-layak-dilaksanakan/
Keduanya adalah hasil Audit BPK dengan dua kesimpulan berbeda.
Ditayangkan resmi oleh situs BPK
Hasil Audit BPK terhadap Formula E. BPK RI menyatakan : *Layak dilaksanakan.*
Hasil Audit BPK terhadap Pembeliah lahan Rumah Sakit Sumber Waras BPK Menyatakan: *Ada Penyimpangan dan Kerugian Negara*
Anehnya perlakuan KPK terhadap dua hasil audit itu bertolak belakang dari akal sehat. Pembelian lahan RS Sumber Waras yang jelas-jelas dinyatakan oleh BPK terjadi penyimpangan dan ada Kerugian negara. Namun KPK seperti Tuli. Kalau orang betawi bilang BUDEG.
Namun berbeda dengan hasil Audit Formula E yang dinyatakan Layak Dilaksanakan. KPK malah ngotot dan terkesan memaksakan untuk DICARI - CARI KESALAHAN.
Dua-duanya hasil audit BPK. namun diperlakukan dengan cara yang sangat berbeda oleh KPK dan jauh dari akal sehat.
Dan kita masyarakat kini disuguhi oleh berbagai tontonan yang menyesatkan.
Saling lapor para pimpinan KPK. Ada pula yang minta dikembaliian ke Institusi awal karena tak mau mengikuti arahan pimpinan yang oleh Koran maupun majalah Tempo telah diinvestigasi secara mendalam dan secara terang-terangan oleh harian Tempo dinyatakan: Bahwa KPK digunakan sebagai alat untuk menjegal.
7 bulan KPK bekerja untuk mencari adanya penyimpanyan dalan penyelenggaraan Formula E. Bukan saja nihil karena memang tak ada penyimpangan, bahkan menyebabkan terjadinya perpecahan dalam tubuh KPK.
Sampai kapan KPK akan menjadi alat untuk menjegal Anies, kita tak pernah tau. Tapi apakah KPK bersikap profesional dalam melaksanakan tugasnya?
Fakta - fakta sudah bicara dengan sendirinya.
Bila ketidak adilan ini tetap dilaksanakan dan hukum hanya menjadi alat kekuasaan untuk menjegal anak bangsa.
Kita hanya menunggu pada saatnya kezholiman akan berbalik kepada pelakunya sendiri.