Bantah Pembenci Habaib: DNA Hanya Mampu Mengkonfirmasi Penelusuran Nasab Dalam Kurun Waktu Terbatas

 



Ahad, 9 April 2023

Faktakini.info 

Jawaban Terhadap Artikel yang Menolak Keabsahan Nasab Ba’Alawi

Oleh: Abu Syarief Putro Bintang 

Sumber: 

https://islamindonesia.id/kolom/kolom-jawaban-terhadap-artikel-yang-menolak-keabsahan-nasab-baalawi.htm

Artikel Terkait: 

Terputusnya Silsilah Habib Kepada Nabi Muhammad 

https://qbadindo.com/2023/01/07/terputusnya-silsilah-habib-kepada-nabi-muhammad-saw/ 

Tentang Keabsahan Nasab Ba’Alawi

Akhir-akhir ini beredar sejumlah tulisan di media sosial yang menyangkal keaslian nasab habaib (sayyid dari jalur Ba’Alawi) sebagai keturunan Nabi. Upaya penyangkalan itu termasuk dengan mengemukakan klaim hasil tes DNA. Namun disayangkan tulisan-tulisan tersebut mencerminkan pengetahuan dan pemahaman yang serba sedikit dari penulisnya menyangkut persolan DNA yang pada dasarnya sangat kompleks.

Referensi secara acak dan parsial dari sumber-sumber di Internet tanpa memiliki informasi pembanding yang komprehensif menyebabkan kerancuan data dan kesalahan fundamental dalam mengambil kesimpulan.

Mengingat kompleksitas DNA merupakan bidang yang tak banyak diketahui oleh awam, maka analisis rancu dan kesimpulan prematur yang diutarakan dalam tulisan-tulisan tersebut berpotensi menyesatkan pemahaman banyak orang terkait kajian DNA, sejarah, dan ilmu nasab itu sendiri.

Artikel ini selain mencoba menjelaskan ihwal DNA agar awam mendapat gambaran lebih jelas terkait persoalan ilmu genetika itu, juga akan mendedah kelemahaan dan kekeliruan tulisan-tulisan yang berupaya menyangkal ketersambungan Ba’Alawi dengan Nabi Muhammad SAW.

Pertama dan yang terutama harus dimengerti adalah studi genetika merupakan dunia yang pelik, kompleks dan masih berkembang terus. Berbagai penemuan dan teori baru bermunculan. Tak jarang satu analisis dan teori saling bertentangan dengan yang lainnya. Banyak teori dan hipotesis yang sebelumnya diyakini benar, ternyata kemudian terbukti salah seiring dengan munculnya berbagai penemuan baru di bidang teknologi dan ilmu pengetahuan.

Contohya adalah teori evolusi manusia versi Darwin yang dulu sepenuhnya diyakini oleh para ilmuwan, namun sekarang sudah banyak dipatahkan oleh para saintis modern. Teori evolusi Darwin tidak lagi diyakini kebenarannya seiring dengan kemunculan teori-teori baru yang didasarkan pada berbagai penemuan baru, termasuk DNA di dalamnya.

Teori-teori dan analisis yang beragam dan berbeda satu dengan lainnya ini dengan mudah dapat ditemui dalam ilmu genetika, khususnya yang terkait dengan antrogenica atau ilmu yang terkait antropologi dan geneaolgi. Begitulah dunia sains yang memang tidak pernah berakhir. Semua itu berawal dari keinginan untuk memahami dan menemukan jawaban atas berbagai pertanyaan, keraguan, dan fenomena yang terjadi.   

Sejauh ini DNA hanya mampu mengkonfirmasi penelusuran keturunan atau nasab individu atau sekelompok individu dalam kurun waktu terbatas. Penelitian yang pernah dilakukan secara ilmiah pada sebuah komunitas yang homogen di Islandia hanya mampu memastikan penelusuran genealogi sekelompok individu yang diteliti sampai sekitar 500 tahun yang lalu.

Demikian pula penemuan spektakuler pada 2014 yang melibatkan para ahli genetika terkait Raja Inggris Henry III yang merentang waktu sampai sekitar 5 abad silam. Ini pun hanya berlaku secara relatif dan spesifik terhadap beberapa individu tertentu saja. Keterlibatan para sejarawan dan arkeolog untuk mengkonfirmasi penemuan itu juga mencerminnkan bahwa DNA semata tak cukup untuk menyimpulkan hasil sebuah penelusuran geneologis.

Dengan demikian, penelitian yang melibatkan komunitas yang jauh lebih besar dan dengan rentang waktu yang jauh lebih lama (1000 tahun lebih misalnya), niscaya akan menemukan berbagai discrepancy dan kejanggalan, sehingga tidak bisa dijadikan landasan dan rujukan untuk menentukan dan memastikan asal usul keturunan kelompok tersebut.

Selengkapnya klik:

Jawaban Terhadap Artikel yang Menolak Keabsahan Nasab Ba’Alawi (Menjawab Fitnah Habib-habib Palsu)

https://www.faktakini.info/2023/02/jawaban-terhadap-artikel-yang-menolak.html 

Foto: Habib Ahmad Masyhur bin Toha Alhaddad, Habib Abdul Qodir Assegaf dan lainnya