Bantah Pembenci Habaib: DNA Keluarga Nabi Berita Sensasi Bikinan Bennett Greenspan, Yahudi Boss Perusahaan DNA FamiliyTreeDNA untuk Mempromosikan Bisnisnya

 



Ahad, 9 April 2023

Faktakini.info 

Jawaban Terhadap Artikel yang Menolak Keabsahan Nasab Ba’Alawi

Oleh: Abu Syarief Putro Bintang 

Sumber: 

https://islamindonesia.id/kolom/kolom-jawaban-terhadap-artikel-yang-menolak-keabsahan-nasab-baalawi.htm

Artikel Terkait: 

Terputusnya Silsilah Habib Kepada Nabi Muhammad 

https://qbadindo.com/2023/01/07/terputusnya-silsilah-habib-kepada-nabi-muhammad-saw/ 

Yang paling parah dari kengawuran artikel yang menggugat kesayidan Baalay adalah saat si penulis juga menyebutkan ‘dongeng’ terpetakannya DNA keluarga Nabi, yang konon berawal dari tes DNA dua orang keluarga Kerajaan Yordan, dan kemudian menyebar ke keluarga sayid yang lain.

Pertama, berita terkait keluarga kerajaan Yordania dan hasil tes DNA mereka itu, tidak pernah ada kejelasan dan konfirmasinya. Tidak diketahui pula siapa dua orang anggota kerajaan Yordania itu, tetapi yang jelas berita terpetakannya DNA keluarga Nabi itu adalah berita sensasi yang sengaja disebarkan oleh Bennett Greenspan, seorang hartawan Yahudi pemilik perusahaan DNA yang bernama FamiliyTreeDNA untuk mempromosikan bisnisnya. 

Untuk mendukung bisnisnya dibuatkanlah sebuah interest group yang mengumpulkan sampel-sampel DNA dari sekelompok individu yang mengaku, dikenal atau diakui sebagai sayid di Timur Tengah dan hasil DNA mereka dianggap sebagai referensi. Lagi-lagi si penulis menggunakan informasi parsial korban informasi publikasi Internet. Malangnya, akibat keawaman di bidang DNA, sebagian orang terkecoh dan mempercayai begitu saja kesimpulan yang dibuat dari tes-tes DNA secara parsial semacam itu.

Sampai pada ukuran tertentu, hal ini menimbulkan masalah keraguan dan kebingungan di sebagian masyarakat yang memiliki relasi dengan kesayidan. Keawaman tentang kompeksitas DNA dan penggunaaan data parsial test DNA sebagai referensi kesahihan silsilah puluhan generasi, juga niscaya akan menimbulkan masalah bagi komunitas mana pun.    

Singkat kata, berita tentang telah terpetakannya DNA keluarga Nabi itu (dan keluarga mana pun) merupakan kebohongan. Buktinya, Haplogroup DNA para sayid yang sangat “sharih an-nasab’ dan autentik serta diakui nasabnya pun ternyata beragam. Terlebih lagi, belum ada pernyataan dari lembaga manapun yang memvalidasi seperti apa DNA keluarga Nabi itu. 

Oleh karena itulah berbagai lembaga fatwa dan hukum di Timur tengah dan lainnya dengan tegas menolak penggunaan tes DNA ini untuk mengukuhkan itsbat nasab dengan jangka waktu yang jauh. Diantaranya dimuat dalam fatwa No. 50074 dan 75498 yang dikeluarkan lembaga fatwa di kementerian wakaf Qatar. Demikianlah, fatwa yang serupa juga dikeluarkan beberapa negara Timur Tengah lainnya.

Kelemahan klaim telah terpetakannya DNA keturunan Nabi itu juga terlihat dengan fakta perbedaan Haplogroup antara keturunan raja Irak yang pernah disebutkan berada di Hoplagroup G-M201 dan klaim lain yang konon berasal dari keturunan raja Jordania (Hoplagroup J-M267) di mana kedua cabang keluarga bani Hasyim itu berasal dari pangkal yang sama yaitu Syarif Ali bin Husein sang penguasa Hejaz.

Bagaimana pula klaim itu bisa menjelaskan data lain yang menyebutkan bahwa keluarga kerajaan Maroko yang sama-sama merupakan sayid jalur Hasani keturunan Musa Al-Jaun berada di Haplogroup G-L91? Belum lagi para sayid dari kelompok lainnya.

Lagi-lagi semua teori Haplogroup dan pemetaannya, baik secara geografis, pembagian dan umurnya adalah bagian dari berbagai teori yang masih berkembang dan masih perlu pembuktian selanjutnya. Perlu diingat kesemuanya ini semata berdasarkan data statistik dan sangat tergantung jumlah, di region mana sampel berasal dan dari komunitas mana data-data tersebut diambil. Daerah dan komunitas yang under representative akan menghasilkan kesimpulan yang berbeda dan salah pula. Singkatnya, teknologi DNA saat ini tidak bisa dijadikan acuan untuk melacak dan memastikan silislah keturunan dengan kurun waktu dengan rentang waktu yang sangat jauh, apalagi lebih dari 1000 tahun.

Di bagian lain secara tendensius penulis artikel itu mengaitkan beberapa individu yang bercitra negatif dengan kode-kode genetik yang secara teori muncul ribuan tahun lalu seperti G-M201, G-PF3296 dan lain-lain dengan para sayid kelompok Ba’Alawi ini padahal kode-kode genetik SNP itu sendiri banyak dimiliki berbagai kelompok masyarakat di berbagai belahan dunia yang tidak terbukti ada kaitan historis dan genetik sama sekali.

Menurut teorinya berbagai Haplogroup yang disebut itu pun diperkirakan muncul ribuan tahun lalu, misalnya G-M201 yang diperkirakan muncul belasan ribu tahun lalu, dan kita semua tahu bahwa pada akhirnya manusia semua manusia berasal usul yang sama. Secara serampangan si penulis juga mengaitkan salah sebuah kit dari keluarga Jamalullail dengan SNP P303 yang dikaitkannya dengan SNP Yahudi padahal secara hierarki SNP P303 itu sama sekali tidak ada dalam hierarki SNP yang ada dalam kit yang berasal dari keluarga Jamalullail tersebut.

Selengkapnya klik:

Jawaban Terhadap Artikel yang Menolak Keabsahan Nasab Ba’Alawi (Menjawab Fitnah Habib-habib Palsu)

https://www.faktakini.info/2023/02/jawaban-terhadap-artikel-yang-menolak.html