Bantah Pembenci Habaib: Framing Jahat Nashibi Soal Hasil Tes DNA Najwa Shihab dan Keluarga Jamalullail

 



Rabu, 12 April 2023

Faktakini.info 

Jawaban Terhadap Artikel yang Menolak Keabsahan Nasab Ba’Alawi

Oleh: Abu Syarief Putro Bintang 

Sumber: 

https://islamindonesia.id/kolom/kolom-jawaban-terhadap-artikel-yang-menolak-keabsahan-nasab-baalawi.htm

Artikel Terkait: 

Terputusnya Silsilah Habib Kepada Nabi Muhammad 

https://qbadindo.com/2023/01/07/terputusnya-silsilah-habib-kepada-nabi-muhammad-saw/

Tentang Keabsahan Nasab Ba’Alawi

Akhir-akhir ini beredar sejumlah tulisan di media sosial yang menyangkal keaslian nasab habaib (sayyid dari jalur Ba’Alawi) sebagai keturunan Nabi. Upaya penyangkalan itu termasuk dengan mengemukakan klaim hasil tes DNA. Namun disayangkan tulisan-tulisan tersebut mencerminkan pengetahuan dan pemahaman yang serba sedikit dari penulisnya menyangkut persolan DNA yang pada dasarnya sangat kompleks.

Referensi secara acak dan parsial dari sumber-sumber di Internet tanpa memiliki informasi pembanding yang komprehensif menyebabkan kerancuan data dan kesalahan fundamental dalam mengambil kesimpulan.

Tidak puas dengan tipuan ini, kebohongan ini juga ditambah lagi dengan kebohongan lain yang menyebutkan salah satu sampel dari keluarga Jamalullail terdaftar dalam situs DNA Yahudi Jesihdna.net. Ini merupakan salah satu kebohongan licik yang bertujuan mengelabui orang awam.

Penulis artikel itu juga mengungkapkan hasil tes salah seorang figur publik dari kalangan Ba’Alawi (Presenter Najwa Shihab-Red) yang menyebutkan dimana gen ‘Arab’ nya cuma sekitar 3%. Lagi-lagi sebuah informasi dan pengertian dangkal yang tidak didukung bukti pula, baik kebenaran dan keakuratannya. Apalagi informasi detail mengenai berita itu tidak pernah diketahui dengan pasti, baik data, analisis dan metode yang dilakukan seperti apa. Informasi yang hanya berdasarkan klaim yang bersumber dari media sosial untuk tujuan-tujuan tertentu.

Terlepas dari semuanya, hal ini tidak memberikan petunjuk apapun dan tidak ada hubungan dengan kesayidan seseorang. Pertama, harus diketahui bahwa rata-rata manusia di dunia ini merupakan percampuran dari berbagai ras dan suku bangsa dan boleh dikatakan hampir tidak ada orang yang murni berasal dari ras atau etnis tertentu. Kalaupun itu ada, walaupun hal ini hampir tidak mungkin, hanya bisa ditemui di suku-suku daerah pedalaman yang tidak pernah berinteraksi dengan dunia lain selama ribuan tahun. Mungkinkan ini ada? Hanya Allah yang tahu.

Kedua, berbagai tes DNA estimasi komposisi ras dan etnis yang dilakukan beberapa perusahaan komersial atau lembaga itu menggunakan database comparison yang mereka punyai sebagai pembanding. Keakuratannya sangat-sangat tergantung kelengkapan dan keakuratan database dan referensi yang mereka punyai, sehingga hasil yang dihasilkan bisa sangat berbeda antar perusahaan atau lembaga yang melakukannya. Lagi-lagi ini semua data ini semata-mata berdasarkan hasil statistik dari berbagai sampel yang diambil dari individu berbagai region. 

Komposisi etnis dan persentasenya akan jauh berbeda antar perusahaan jika database dan metode yang dilakukannya berbeda pula. Ini banyak ditemui oleh orang-orang yang telah melakukan tes DNA itu sendiri, termasuk penulis artikel bantahan ini. 

Database yang minim dari kelompok tertentu dan akurasi peralatan yang digunakan juga akan mempengaruhi hasil tes. Misalnya, hasil yang dilakukan perusahaan Korea yang tidak up to date dan minim data dari sekelompok etnis atau region tertentu akan jauh berbeda dengan hasil yang dilakukan oleh perusahaan Amerika 23andMe atau familyTreeDNA yang mempunyai database yang jauh lebih lengkap.

Terlepas dari itu, hasil tes yang diberitakan itu sendiri pun sangat diragukan kebenaran dan keakuratannya, mengingat berbagai tes yang dilakukan berbagai individu dari komunitas yang sama, bahkan yang masih terhitung kerabat dalam satu marga yang sama menunjukkan hasil yang sangat berbeda. 

Selengkapnya klik: 

Jawaban Terhadap Artikel yang Menolak Keabsahan Nasab Ba’Alawi (Menjawab Fitnah Habib-habib Palsu)

https://www.faktakini.info/2023/02/jawaban-terhadap-artikel-yang-menolak.html