Habib Hanif: Menjawab Tuntas Syubhat Imaduddin Utsman Seputar Keabsahan Nasab Habaib Bani Alawi
Rabu, 19 April 2023
Faktakini.info
RISALAH ILMIAH
Menjawab Tuntas Syubhat Imaduddin Utsman Seputar Keabsahan Nasab Habaib Bani Alawi
Karya
Ust Muhammad Hanif bin Abdurraahman Alathas, Lc, M.Pd.
SEBARKAN SELUAS-LUASNYA 👆
RISALAH ILMIAH
HABIB HANIF ALATTHAS MENJAWAB SYUBHAT IMADUDDIN SEPUTAR NASAB HABAIB.pdf
Download : https://t.me/markazsyariahtv/818
Menjawab Tuntas Syubhat Imaduddin Utsman Seputar Keabsahan Nasab Habaib Bani Alawi
Karya :
Al Habib Muhammad Hanif bin Abdurraahman Alatthas, Lc, M.Pd.
AYO SEBARKAN SELUAS-LUASNYA
PEDULI MEDIA DAKWAH MARKAZ SYARIAH
CHANNEL PENDIDIKAN ISLAM
Rek BSI 7202709073 (Kode Bank 451)
A.N Ardiyani Damayanti
Ayo Dukung Channel Markaz Syariah TV
Dengan Subscribe, Like & Share link dibawah ini :
Youtube : http://lnkiy.in/hDJba
YT short : http://lnkiy.in/pZZZx
Instagram : http://lnkiy.in/fLMpR
Twitter : http://lnkiy.in/pWzI8
Telegram : http://lnkiy.in/mxoiu
#revolusiakhlaq #markazsyariahtv #ibhrs #mstv
Risalah Ilmiah اإلمدادات القدرية بيان الحجج الجلية ي ف لصحة أنساب السادة العلوية Menjawab Tuntas Syubhat Imaduddin Utsman Seputar Keabsahan Nasab Bani Alawi Oleh : Muhammad Hanif Bin Abdurrahman Alathas, Lc, M.Pd. 3 4 DAFTAR ISI 1.PROLOG .............................................................................................……: hal 5
2.PASAL 1 : Kesaksian Ulama Non Ba’alawi Ttg Keabsahan Nasab Ba’alawi : hal 7
3.PASAL 2 : Penetapan Keabsahan Nasab Dengan Cara al-Istifadhoh.......... : hal 29 4.PASAL 3 : Jawaban atas Syubhat Imaduddin .............................................: hal 33 5.EPILOG .......................................................................................................: hal 43 5 Prolog بسم هللا الرحمن الرحيم هم بمزايا علية و مناقب سنية رش الحمد هلل ف قرابة نبيه وجعلهم مصباحا لألمم ، و م ي ّ و رفع مقامات علماء األمة ذوي الهمم و جعلهم متعاون ي يكل عن إحصائها القلم، مع أهل م، َ رشالمحاسن و القي البيت لن صىل هللا عىل جدهم السيد السند األعظم، و عىل آله و صحبه و بارك و سلم، و بعد :
Dewasa ini, jagat media sosial kita dibuat gaduh dengan beredarnya sebuah makalah yang ditulis oleh seorang Bernama KH Imaduddin Utsman al-Bantani ( Ketua Komisi Fatwa MUI Banten ) yang berjudul “Menakar Kesahihan Nasab Habib di Indonesia”, makalah tersebut seolah dibungkus dengan penelitian Ilmiah, padahal setelah saya amati dengan seksama makalah tersebut tidak lebih dari sekedar Syubhah Wahiyah atau propaganda kerancuan yang rapuh.
Awalnya, saya tidak tertarik untuk menanggapinya, sebab untuk apa menjelaskan hal yang sudah jelas !?, apalagi di Indonesia para Aulia dan Ulama seperti KH Hasyim ‘Asy’ari, KH Kholil Bangkalan, KH Hasan Genggong, KH Abdul Hamid Pasuruan, KH Abdullah bin Nuh, KH As’ad Syamsul Arifin, KH Zubair Dahlan, Kyai Armia, KH Muhammad Zaini Abdul Ghoni ( Guru Sekumpul ), KH Maemoen Zubair, serta para Ulama dan Aulia’ lainnya, bukan lagi sekedar mengakui keabsahan nasab Habaib Baalawi sebagai Dzurriyyah Nabi saw, mereka justru menjadi Uswatun Hasanah dalam mencintai dan menjalin hubungan baik dengan Dzurriyyah Nabi saw, termasuk dari kalangan Saadah Ba’alawi. Sebagaimana kami dari Saadah Baalawi sangat mencintai dan menghormati mereka serta mengharapkan Ilmu dan keberkahan mereka.
Jika melihat contoh hidup dari mereka para Ulama pendidik bangsa yang sudah mengakar di tengah Bangsa Indonesia, apalah artinya sebuah syubhat yang dilontarkan seorang KH Imaduddin Utsman ? Namun seiring berjalannya waktu, ditengah panasnya situasi politik Bangsa Indonesia yang sedang tidak kondusif, syubhat ini digoreng secara massif dan terus didengung-dengungkan oleh para buzzer di media secara rasis. Sehingga, saya teringat pesan guru tercinta Prof. al-Habib Abdullah bin Muhammad Baharun ( Rektor al-Ahgaff University ) bahwa “kebathilan yang dipropagandakan secara terus menerus, jika didiamkan akan dianggap sebagai sebuah kebenaran”. 6
Oleh karena itu dalam Risalah Ilmiah yang singkat ini, dengan segala keterbatasan Ilmu, alfaqir berusaha menguraikan hal-hal yang sebetulnya sudah diuraikan secara gamblang oleh para ulama terdahulu, dengan harapan semoga alfaqir mendapatkan Ridho Allah swt dan Pandangan Khusus dari Sayyidina Muhammad Saw serta para Aslafuna as-Sholihun. Amiin ya Robbal Alamin. Wallahul Must’an. Jakarta, 23-28 Ramadan 1444 H. Syubhat Sdr Imaduddin Utsman.
Dalam makalahnya, poin besar syubhat yang disampaikan oleh Sdr Imaduddin bahwasanya keberadaan Abdullah / Ubaidillah sebagai anak dari Ahmad al-Muhajir bin Isa an-Nagib yang merupakan kakek dari Habaib Ba’alawi tidak bisa dibuktikan secara Ilmiah, sebab menurut Imaduddin kitab-kitab Nasab mulai abad ke 5 sampai permulaan Abad ke 9 ( Selama 543 tahun ) tidak menyebutkan anak Ahmad al-Muhajir bin Isa yang bernama Abdullah/Ubaidillah. Sedangkan nama Abdullah sebagai anak Ahmad al-Muhajir bin Isa baru muncul di akhir Abad ke sembilan dan di abad ke 10 hanya dari segelintir kitab yang keterangannya lemah dan tanpa refrensi bagaikan muncul dari ruang hampa1 .
Sehingga dengan tidak terbuktinya status Ubaidillah/Abdullah sebagai putra Ahmad bin Isa yang merupakan keturunan Rosulullah, maka tidak terbukti pula kebenaran Nasab Saadah Baalawi/ Habaib sebagai Dzurriyah Rosulullah saw, karena terhenti pada Ubaidllah/ Abdullah. Benarkah Analisa dan kesimpulan yang disampaikan Sdr Imaduddin ? untuk menjawab hal tersebut, simak uraian berikut ini : 1 . Lihat : Imaduddin Utsman, KH, Menakar Kesahihan Nasab Habib di Indonesia, Maktabah Nahdlatul Ulum, Cetakan pertama, 2022. 7 PASAL 1 Kesaksian Para Ulama Non Ba’alawi Tentang Keabsahan Nasab Habaib Ba’alawi.
Mata rantai Nasab Dzurriyah Nabi saw dari jalur Sayyidina Alwi bin Ubaidillah/Abdillah bin Ahmad al-Muhajir bin Isa ar-Rumi atau yang dikenal Ba’alawi/Alawi sangatlah masyhur dan populer. Saking masyhurannya, seorang ulama terkemuka dari Libanon, al-Imam al-‘Allamah Yusuf bin Ismail An-Nabhani ( W : 1350 H ) mengatakan : ِ ” ، عىل أنهم من أصح ي سائر األعصار و األقطار إن سادتنا آل باعلوي، قد أجمعت األمة المحمدية ف ، ً أهل بي . وهم كلهم من أهل السنة ِت النبوة نسبا ً و أدبا ً و فضال ً و عمال ً هم علما ، و أكي ر ً و أثبتهم حسبا تهم إىل درجٍة ال يقلون فيها عن مائة ألف ضي هللا عنه، مع كي ر يع، ر والجماعة، عىل مذهب إمامنا الشاف ي سائر ال الزيدية، و مع تفرقهم ف َ يه بالد ح ضموت بالد ٍن، و مع مجاورة بالدهم، و إنسا بالد، والسيما بالد مه من ّ ي هذا العض و ما تقد الهند. أما علماؤهم الكبار، و أولياؤهم األخيار، أصحاب األنوار واألشار، ف ر من نجوم السماء، بهم يحصل لكل من اقتدى بهم االهتداء، َ و وأن َ ر األعصار، فهم أكي ة ي صحّ ي ف و ال يمي ر تم ي رت ي م ال ُ ة فضائلهم ومزاياه نسبهم، وكي ر وا بها عن األنام، بريكة جدهم عليه الصالة و السالم، إال من قلَّ اإلسالم ي ه ف ّ حظ 2 ” Yang pada intinya an-Nabhani mengatakan ”Ummat Islam sepakat dari masa kemasa serta di berbagai wilayah, bahwa Saadah dari Kalangan Ba’alawi merupakan diantara ahlul bait yang paling sah nasabnya “ kemudian beliau mengatakan bahwa tidaklah meragukan keabsahan nasab Habaib Ba’alawi kecuali orang yang sedikit bagiannya dalam keislaman.
Senada dengan apa yang disampaikan an-Nabhani, seorang ulama besar Makkah al-Allamah al-Qodhi Ja’far bin Abibakar al-Lubni al-Hanafi ra ( W : 1342 H ) dalam kitabnya “al-Hadits Syujun” mengatakan : ” السادة قاطن مكة والمدينة هم آل باعلوي ر ي ح ض وأكي موت، ثم صاروا رش ذكرهم ف ، الذين انت يقدمون من ح ضموت إىل مكة والمدينة وغ يهمامن بالد هللا، وهم من نسل الفقيه المقدم، وهو من ذرية ، وجفري، وما أشبه ذلك، رىسي ]أحمد بن[ عيىسالمهاجر، وينقسمون اليوم إىل: سقاف، وعطاس، وحب فهؤالء م لهم، لحفظ َّ ل سَ السادة هم الم أنسابهم، مكة والمدينة، وال يكون ُ ي وهم المعروفون عند نقيب السادة ف مكة والمدينة إال منهم، وهم تضبط مواليدهم أينماكانوا، وتحضأسمائهم وتحفظ أنسابهم ي نقيب السادة ف عىل الطريقة المعروفة عندهم، القتسام وارداتهم من أوقاف ونحوها. ومن عداهم من كل من انتىم إىل 2 . أذكار الكتاب والسنة )ب يوت: دار الفكر ي ، يوسف بن إسماعيل، رياض الجنة ف ي رين النبهان ، العر 1990م (: ص 25. 8 ّ ال م لهم؛ لعدم ضبط سل ُ تهم لم ي ، فإنهم عىل كي ر ً أو عراقيا ً أو روميا ً أو شاميا ً كان مضيا ً نسب الطاهر سواء مة عند الجمهور، غ ي أن بعضهم تقدم معه قرائن يحصل بها بعض الظن عىل ّ أنسابهم عىل قاعدة مسل " 3 صدق مدعاه Artinya : “Mayoritas para Sayyid yang tinggal di Makkah dan Madinah adalah keluarga Ba’alawi, yang mana penyebutan mereka tersebar di Hadhromaut, kemudian dari Hadhromaut mereka datang ke Mekkah, Madinah dan negri-negri Allah yang lainnya. Dan mereka adalah keturunan al-Fagih al-Mugoddam, dan alFagih al-Mugoddam merupakan keturunan Ahmad bin Isa al-Muhajir. Hari ini, mereka terbagi menjadi; Aseggaf, Alathas, al-Habsyi, al-Jufri,dll. Dan merekalah para Sayyid, mereka diterima kesayyidanya sebab nasab mereka terjaga. Mereka adalah orang-orang yang populer bagi pemimpin para Sayyid di Makkah dan Madinah, dan tidak lah menjadi pemimpin para sayyid di Mekkah dan Madinah kecuali dari kalangan mereka. Dimanapun mereka berada, anak-anak mereka yang baru lahir terdata dengan baik, nama-nama mereka juga tercakup serta nasab mereka juga terjaga dengan cara yang populer dikalangan mereka, karena dibagikannya bagian-bagian mereka dari waqaf, dll”
Ungkapan Syekh Ja’far di atas juga dinuqil oleh para sejarawan Mekkah yang datang setelahnya, seperti al-Allamah al-Muarrikh Abdullah Ghozi al-Makki dalam karya besarnya dalam bidang sejarah yang berjudul Ifadatul Anam4 .
Tentunya, apa yang disampaikan para Ulama di atas bukanlah omong kosong apalagi karangan tak berdasar yang lahir dari ruang hampa, sebab menisbatkan nasab sekelompok orang kepada selain datuk nya, apalagi penisbatan palsu kepada Rosulullah saw adalah sebuah dosa besar, perbuatan terlaknat bahkan diancamkan masuk neraka oleh Rosulullah saw. Rasululllah saw bersabda : يِه ِ ب َ أ ِ ي َ ِ غ ل َع َ َّ ٍل اد ُ ج َ ر َس ِمن ي َ »ل - ُ ه ُ م َ ل ع َ ي َ و ُ ه َ و - َ ِمن ُ ه َ د َ ع ق َ م ْ أ َّ و َ ب َ ت َ ي ْ ل َ ، ف ِ م ِفيه ُ ه َ َس ل ي َ ا ل ً م و َ ق َع َ َّ اد ِ ن َ م َ ، و رَ َ ف َ ك َّ َِّل إ ِ ار َّ الن 5 » رين بكر، الحديث شجون رش . ح الرسالة الجدية البن زيدون، تحقيق: مسفر )جدة: مكتبة كنوز المعرفة: 3 ، جعفر بن أ ت ي اللب 1435ـه/ 2014م(: ص 92-93؛ ت به: عبدالملك بن دهيش )مكة:تو 4 غازي، عبدهللا غازي، إفادة األنام بذكر أخبار بلد هللا الحرام، اعت زي ع مكتبة األسدي، .340 /6 :)م2009 /ـه1430 5 . صحيح البخاري )4 /180 ) 9 Artinya : tidaklah seseorang mengaku-ngaku sebagai keturunan selain ayahnya sedangkan dia mengetahui itu terkecuali dia melakukan kekufuran ( Dosa Besar ), dan siapa yang mengaku-ngaku sebagai bagian dari sebuah kaum/kabilah padahal ia bukan bagian dari kabilah tersebut maka bersiaplah tempatnya di neraka.
Dalam hadits lain Rasulullah saw bersabda : ِ "ِإ ار َّ الن َ ِمن ُ ه َ د َ ع ق َ م ْ أ َّ و َ ب َ ت َ ي ْ ل َ ا، ف ً د ِّ م َ ع َ ت ُ م َّ ي َ ىل َ ع ب َ َ ذ َ ك ن َ ٍد، م َ ح َ أ َ ىل َ ٍب ع ِذ َ ك َ َسك ي َ ل َّ ي َ ىل َ ا ع ً ِذب َ ك َّ ن 6 " Artinya : sesungguhnya bohong atas namaku, tidak sama dengan bohong atas nama siapapun. Barang siapa yang berbohong atas namaku, maka bersiap tempatnya di neraka Karenanya, para ulama yang soleh akan sangat berhati-hati berbicara tentang nasab, terlebih nasab Ahlu Baiti Rosulillah saw, mereka yang memilki rasa takut kepada Allah tidak akan bicara tentang hal ini ( Nafyan wa Itsbatan ) kecuali berdasarkan sumber data dan fakta yang sesuai standard syariah. Dalam konteks Nasab Habaib Ba’alawi, keabsahan nasab mereka selain didata secara detail dan cermat secara turun-temurun oleh para Nuqoba di internal Ba’alawi7 , banyak Ulama Nasab ( Nassabah) dan Ahli Sejarah ( Muarrikh ) Non Ba’alawi dari generasi ke generasi juga meberikan kesaksian atas keabsahan nasab Habaib Ba’alawi.
Berikut ini adalah kesaksian para Ulama Non Baalawi tentang keabsahan nasab Saadah Ba’alawi wabil Khusus status Sayyidina Alwi bin Ubaidillah dan Sayyidinial Imam Abdullah/Ubaidillah (W: 383 H) sebagai keturunan dari alMuhajir Ahmad bin Isa Radhiallahu ‘anhum wa’n Ashulhim Wa Furu’ihim ajma’in :
1. An-Nassabah Syeikh As-Syaroff al-‘Ubaidili ( W : 435 H ) seorang rujukan ilmu Nasab pada Zamannya, beliau berkata : 6 . صحيح البخاري(80/ 2( 7 . علوي األبيض الفاصع، أمجد بن سالم أبو فطيم با ت ي ي ذكر بعض من قام بخدمة نسب ب ينظر : كتاب التصور الواقع ف علوي، تريم. 10 العرش " الثانية من ا ي ِب من المدينة إىل البضة، ف قي َّ رشيف أحمد بن عيىس الن هاجر ال لقرن [الرابع الهجري. عصا التسيار باليمن، واستقر بح ض وخرج منها، هو وولده عبد هللا موت إىل المرشق وألق ر 8 "
Dalam keterangan di atas Syekh Asy-Syarof al-‘Ubaidili menjelaskan bahwa Ahmad bin Isa hijrah dari Madinah ke Bashroh pada 10 tahun kedua abad ke 4 hijriah, kemudian beliau keluar dari madinah bersama putranya Abdullah menuju timur dan menetap di Hadhromaut Yaman. Keterangan al-Ubaidili diatas dikutip oleh al-Imam al-Hujjah al-Hafidz alMusnid an-Nassabah Muhammad Murtadho az-Zabidi ra (W : 1205 H, pengarang kitab Ithaf as-Saadah al-Muttaqin Syarah Ihya Ulumiddin dan Tajul Arus ) dalam karyanya ar-Raudhul Jali fi Nasabi Bani Alawi.
Mungkin ada yang bertanya, mengapa ungkapan al-Ubaidili tersebut tidak disebutkan dalam karyanya “Tahdzibul Ansab“ yang cetakannya sudah beredar ? dari mana al-Imam Murtadho az-Zabidi mengutip ungkapan tersebut sedangkan dalam kitab “Tahdzibul Ansab” yang merupakan karya al-Ubaidili itu sendiri ungkapan diatas tidak ditemukan ? hal ini bisa dijelaskan sebagai berikut : a. Al-Ubaidili ra tidak hanya memiki 1 karya saja, namun beliau memiliki banyak karangan dalam ilmu Nasab9 , bahkan Muhaqqiq Tahdzhibul Ansab sendiri menyebutkan bahwa al-Ubaidili memiliki kitab tentang nasab yang berjudul al-Mabsuth fi an-Nasab setebal sepuluh ribu satu lembar, sehingga Tahdzibul Ansab ukurannya jauh lebih kecil dari kitab tersebut10 . Artinya, tidak semua ungkapan al-Ubaidili ada dalam Tahdzibul Ansab, dengan demikian jika tidak ada dalam Tahzibul Ansab, pernyataan alUbaidili ada dalam karyanya yang lain, baik yang masih makhthuth (manuskrip) atau mafqud. علوي، تحقيق د. محمد أبوبكر باذيب، ) عمان : دار الفتح 8 ت ي نسب ب ي ض، الروض الج يىل ف الزبيدي، محمد مرت 1444 ـه ( ص 121. 9 . يىلّ َ بن ع ي سَ حُ ْ بن ال يىلّ َ ن ع ر اب َ غ ص َ األ ي سَ حُ ْ ن عبد هللا بن ال ( اب يىلّ َ د بن ع َّ م حَ ُ د بن م َّ م حَ ُ يىل م ف العبيد رش ّ رين )شيخ ال بن أ َ ط َ ث َ و َ ِ ي ث َ َل َ ث َ ان و َ م َ ف ولد سنة ث رش ّ شيخ ال ِديّ ا َ د غ َ ب ْ النسابة ال ي ت ِ ي سَ حُ ْ ِي ال علو ْ حسن ال ْ و ال ُ ب َ ا أ َ م ُ ه ن َ ي هللا ع َ ض ِ الب ر َ ان َ ك َ ة و َ ث مائ َ َل ف رش ّ ا لقب شيخ ال َ ذ َ ِ ه ل َ اب و سَ ن َ ِي علم األ ف ً فريدا ة ِثريَ َ له تصانيفك َ و موصل ْ ال َ ِىل اد إ َ د غ َ تقل من ب شعر ان َ و ه َّ ن ِ ال إ َ ق ُ ا ي َ ه ي َ ل ِ إ َ ع َ ج َ ر َّ ثم بالوفيات ج ي من شعره )الواف ُ ه َ ي كتاب الديارات ل احب األغان ن ص َ َ ة وروى ع َ بع مائ ر َ أ َ و َ ِ ي ث َ َل َ ث َ ق سنة سبع و ش َ ِدم ِ ب ي ّ توف 1 ص : )109 10 مقدمة تحقيق تهذيب األنساب، تحقيق الشسخ محمدكاظم المحمودي، ص : 10. 11 b.
Pernyataan al-Ubaidili diatas dimuat oleh al-Imam Muhammad Murtadho az-Zabidi, beliau adalah seorang rujukan dan Imam dalam bidang Ilmu Nasab yang bisa dijadikan hujjah, al-Muhaddits al-Kattani berkata : كان الناس يرحلون إليه ويكاتبونه لتحرير أنسابهم و تصحيحهامن المرش " ق إىل المغرب 11 " Artinya : di zaman al-Imam Murtadho az-Zabidi, orang-orang dari barat dan timur melakukan perjalanan menuju beliau dan menyurati beliau untuk membukukan nasab mereka dan mengoreksinya. Tidak hanya itu, al-Imam Murtadho Azzabidi juga dijuluki Khotimah an-Nassabah Abad 12 dan 13 H, Bahkan Muhaqqiq kitab ar-Raudhujali Dr. Muhammad Abubakar Badzeib dalam muqoddimah tahqiqnya menyebutkan bahwa az-Zabidi memilki tidak kurang dari 25 karya tulis dalam bidang Ilmu Nasab12 . Sehingga kepakaran, kapabilitas dan otoritas al-Imam Murtadho AzZabidi dalam Ilmu Nasab tidak diragukan lagi, karena beliau adalah Hujjah dalam Ilmu Nasab. Dengan demikian, jika kita belum berhasil melacak sumber kutipan beliau, berarti beliau dengan segala - kapabilitas juga Amanah ilmiahnya - menjangkau refrensi yang tidak kita jangkau dan beliau menjadi perawi yang tsiqoh dalam hal ini, sebagaimana kaidah . (من حفظ حجة على من لم يحفظ) periwayatan ilmu dalam masyhur yang 2. Sejarawan Yaman Al-Imam Bahauddin al-Jundi al-Yamani ( W : 732 H ) dalam kitabnya as-Suluk fi Thobaqotil Ulama wal Muluk, beliau menyebebutkan : ض " ذكر أهل تعز من فقهائها وقد انق وأحببت أن ألحق بهم الذين وردوها ودرسوا فيها وهم يىل بن محمد بن جماعة من الطبقة األوىل منهم أبو الحسن عىل بن محمد بن أحمد بن جديد بن ع يىل جديد بن بن جعفر الصادق عبد هللا بن أحمد بن عيىس بن محمد بن ع بن محمد الباقر بن عىل رين ط يىل بن أ بن ع رين زين العابدين بن الحس ي الجديد عند أهل رشيف أ البكرم هللا وجهه ، ويعرف بال س . فهرس الفهار ، 11 ي يح ، الكتان ج : عبد ال 1 ص : 528. . علوي، ل د. محمد أبوبكر باذيب، ) عمان : دار الفتح 12 ت ي نسب ب ي مقدمة تحقيق الروض الج يىل ف 1444 ـه ( ص 22 – .27 12 رين اليمن علوي بيت صالح وعبادة عىل طريق رشاف هنالك يعرفون بآل أ أصله من ح ضموت من أ التصوف وفيهم فقهاء ذكر من أتحقق إن شاء هللا تعاىل مع أهل بلده ي ر يأن "
Dalam keterangan diatas Bahauddin al-Jundi menyebutkan Nasab Abul Hasan Ali yang bersambung kepada Jadid bin Abdullah ( Ubaidillah ) bin Ahmad bin Isa, dst. Tidak hanya itu beliau juga mempertegas bahwa Abul Hasan tersebut berasal dari Hadhromaut yang mana di Hadhromut ada kalangan Asyrof ( Panggilan untuk Dzurriyyah Nabis saw) yang dikenal dengan sebutan Aal Abi Alawi, juga dikenal kesolehannya dan ahli ibadahnya serta banyak ahli Fiqih diantara mereka.
Menariknya, Abu Laits al-Kattani menyebutkan, bahwa dalam kitab asSuluk ini, Bahauddin al-Jundi menuliskan biografi sebelas orang dari kalangan Ba’alawi.13 3. Al-Imam al-Muarrikh Abu Muhammad Abdullah bin As’ad bin Sulaiman al-Yafi’i al-Yamani al-Makki ( W : 768 H ) dalam karya besarnya dalam bidang sejarah Mir’atul Jinan wa ‘Ibrotul Yaqdzhon, menggubah syair yang isinya tawassul kepada Nabi Muhammad Saw, para sahabat, ahlul bait dan para Aulia’ dari berbagai generasi berikutnya.
Di tengahtengah gubahan syair tersebut, al -Imam al-Yafi’i bertawassul dengan kaum sholihin dari kalangan Bani Alawi dari Hadhromaut secara jelas dan eksplisit dan menyebut mereka sebagai “Saadah”, beliau berkata : يم وح من الديم ضموت بها قوم بفضلهم # يستمطر الواكف الها 14 بنو أباعلوي، والكرام بنوا # عباد السادة الحامون للحرم Penyebutan Bani Alawi dari Hadhromaut dalam syair tawassul ini, secara langsung atau secara tidak langsung merupakan pengakuan dan kesaksian al-Imam al-Yafi’i atas eksistensi Bani Alawi di Hadhromaut, bahkan saking masyhurnya keberadaan dan kesolehan mereka saat itu sampai dijadikan wasilah dalam tawassulnya Imam al-Yafi’i. رين . ينظر : 13 رشيف أ ت ي علوي و السقاف، تأليف ال النسب الهاش يىم لب ي السم الزعاف لصاحبكتاب اإلتحاف، الطاعن ف يىس. اإلدري الحس ت ي ي يىل الكتان الليث محمد حمزة بن ع معرفة ما يعتريمن حوادث الزمان ) 14 ي يع، مرآة الجنان وعرية اليقظان ف )270 /4 الياف. 13 4. Ahli Sejarah Yaman sekaligus Raja ke 6 dari dinasti ar-Rosuliyyah di Yaman, Al-Malik Al’Abbas bin Ali bin Dawud ar-Rosuli ( W : 778 ) dalam kitabnya al-‘Athoya as-Saniyyah wal Mawahib al-Haniyyah fil managib al-Yamaniyyah menyebutkan : يىل "أ بن محمد بن جديد وبدأها بنسبه حيث ورد المؤلف ترجمة مختضة للمحدث الحافظ ع يىل بن محمد بن يىل بن محمد بن أحمد بن جديد بن ع قال : )أبو الحسن ع جديد بن عبد هللا بن أحمد يىل بن عيىس بن جعفر الصادق بن محمد الباقر بن محمد بن ع بن بن عىل زين العابدين بن الحس ي رين الجديد عند أهل اليمن رشيف أ أصله من ح ض عىل بن أ موت رين طالب كرم هللا وجهه ، ويعرف بال رين علوي بيت صالح وعبادة رشاف هنالك يعرفون بآل أ من أ عىل طريق التصوف وفيهم علماء فضالء "إلخ. 15
Sama seperti Bahauddin al-Jundi, Arrosuli Dalam keterangan diatas menyebutkan Nasab Abul Hasan Ali yang bersambung kepada Jadid bin Abdullah ( Ubaidillah ) bin Ahmad bin Isa, dst. Tidak hanya itu beliau juga mempertegas bahwa Abul Hasan tersebut berasal dari Hadhromaut yang mana di Hadhromut ada kalangan Asyrof ( Panggilan untuk Dzurriyyah Nabis saw) yang dikenal dengan sebutan Aal Abi Alawi, juga dikenal kesolehannya dan ahli ibadahnya serta banyak ahli Fiqih diantara mereka. 5. Al-Imam al-‘Allamah al-Muhaddits Abil Abbas Ahmad bin Abdullathif asSyarji az-Zabidi al-Hanafi ( W : 893 H ) Ahli Hadits dan Tarikh yang juga merupakan pengarang kitab at-Tajrid as-Shorih Mukhtashor Shohih alBukhori yang kitabnya begitu terkenal di Indonesia khususnya, beliau mengatakan dalam kitabnya Thobaqot al-Khowash Ahli as-Shidqi wal Ikhlash: 16 جمة 15 المناقب اليمنية .. )رقم الي ر ي . العطايا السنية والمواهب الهنية ف 538 .) وزارة الثقافة والسياحة - صنعاء ) عاصمة الثقاف العربية ( 2004م . طبقات الخواص أهل الصدق واإلخالص 16 رشرجي رين العباس أحمد بن أحمد بن عبداللطيف ال للملك الشيخ اإلمام العالمة أ الزبيدي الح ي نق 893 ـه المطبعة الميمنية – مض)ص : 79 – 80 – 95) 14 يىم )) هذه العبارة : )) ترجمة )) أبو إسحاق إبراهيم بن أحمد القدي ي يىم أورد ف القدي ت ي ويقال أن جد هؤالء ب يىل األهدل وجد المشايخ آل باعلوي أهل ح ض وصل من العراق هو وجد الشيخ ع موت وأنهم أوالد عم من ضي هللا عنهما يىل ر بن ع أوالد الحس ي (( يىل بن عمر بن محمد األهدل )) هذه العبارات : و )) قدم جده محمد المذكور من ترجمة )) أبو الحسن ع ي وف ت ي عمه إىل ناحية الوادي ش العراق هو وابنا عم له عىل قدم التصوف فسكن بوادي سهام وذهب أحد اب دد يىم وذهب الثالث إىل ح ض وهو وجد المشايخ ب موت وهو جد المشايخ آل باعلوي هنالك ونسبه ت ي القدي رين طالب يىل بن أ بن ع ت ي عمه يرجع إىل الحس ي ي ونسب ب األهدل ف ضي هللا عنه ، ذكر ذلك الفقيه حس ي ر تاريخه ، أنساب ي ي كتابه جواهر التيجان ف رشي ف وذكر الفقيه محمد المدهجن القر عدنان وقحطان ؛ أن النسب إىل األرشاف ي قعيش يرجعون ف ت ي األحجن وب ت ي المبحض وب ت ي البحر وب ت ي يىم وب القدي ت ي األرشاف ب بالتصغ يوهم أوالد رجل واحد ، الحسيني ي جعفرالصادق ي األهدل وآل باعلوي يجتمعون ف ت ي وأن األرشاف ب )2 )وهذا هو األصح انتىه (( . ترجمة )) أبو ي يىل بن باعلوي الح ضيم وف (( أورد : )) الحسن ع وآل باعلوي هؤالء بيت علم وصالح ويقال رشاف يىل أنهم أكابر مناصب ح األهدل أنهم بنو عمه من النسب ضموت وهم أ ترجمة الشيخ ع ي وقد تقدم ف . ))
Al-Muhaddits Azzabidi dalam 3 keterangan diatas pada intinya menjelaskan bahwa Asyrof Ba’alawi merupakan keturunan Sayyidina Husein ra sama seperti Asyrof al-Qudaimi dan al-Ahdal. Kakek mereka sama-sama datang dari Iraq hanya saja kakek dari Ba’alwi menempati Hadhromut. 6. Al-Imam al-Muarrikh Abil Hasan Ali bin al-Hasan al-Khozroji ( W : 812 M ) dalam kitabnya al-I’qdul Fakhir al-Hasan fi Thobaqot Akabir ahli alYaman menyenutkan : يىل " بن محمد أبو الحسن عىل بن محمد بن أحمد بن جديد بن ع بن جدید بن عبد هللا بن أحمد بن عیىس بن رين طالب كرم هللا وجهه يىل بن أ بن ع يىل بن الحس ي يىل بن جعفر بن محمد بن زين العابدين ع محمد بن ع ، رين جديد، وأصله رشيف أ رين وكان يعرف عند أهل اليمن بال رشاف هنالك يعرفون بآل أ من ح ض موت، من أ ي مواضعهم ف ي علوي، بيت صالح وعبادة عىل طريق التصوف، ومنهم فقهاء مذكورون ف هذا الكتاب...... ثم ي عضه . وكان أبوجديد حافظ عضه، لم يكن ف ً بها سنة عرشين وستمائة تقريبا ي سافر إىل مكة الم رشفة فتوف معرفة الحديث، وهللا أعلم ي اليمن ف ي له نظ يف "17 ي طبقات أكابر أهل اليمن، وهوكتاب طراز 17 ، العقد الفاخر الحسن ف يىل بن الحسن الخزررجي رين الحسن ع اإلمام المؤرخ أ ي طبقات أعيان اليمن أعالم الزمن ف : مكتبة الجيل الجديد – صنعاء 1430ـه الجزء األول ) ص 1486 - 1488) 15
Senada dengan Bahauddin al-Jundi dan Arrosuli, Dalam keterangan diatas al-Khozroji menyebutkan Nasab Abul Hasan Ali yang bersambung kepada Jadid bin Abdullah ( Ubaidillah ) bin Ahmad bin Isa, dst. Tidak hanya itu beliau juga mempertegas bahwa Abul Hasan tersebut berasal dari Hadhromaut yang mana di Hadhromut ada kalangan Asyrof ( Panggilan untuk Dzurriyyah Nabis saw) yang dikenal dengan sebutan Aal Abi Alawi, juga dikenal kesolehannya dan ahli ibadahnya serta banyak ahli Fiqih diantara mereka.
7. Al-‘Allamah al-Muarrikh Abdurrahman bin Muhammad al-Khothib alAnshori At-Tarimi ( W : 855 H ) beliau mengarang kitab ‘Aqdul Barohin al-Musyriqoh dan kitab al-Jauhar as-Syafaaf fi Dzikri Fadhoil wa Managib wa Karomat as-Saadah al-Asyrof min ‘Al Ba’alawi, dua kitab ini berisi biografi dan keutaman para Habaib Ba’alawi dan lainnya, muallif berasal dari Hadhromaut, sehingga apa yang beliau tulis merupakan informasi langsung yang beliau lihat dan dengar disekitarnya, atau sudah masyhur secara turun temurun. Manuskrip kedua kitab tersebut masih terjaga rapi di Maktabah al-ahgaff lil Makhthuthot di kota Tarim. Diantara yang beliau sebutkan adalah : ي " ل كان الشيخ الكب ي العارف بحر العلوم العالم الربان ع بن علوي خالع قسم يىل بن محمد بن علوي بن عبيدهللا بن أحمد بن عيىس بن محمد بن ع بن جعفر الصادق بن محمد يىل الباقر بن ع زين العابدين بن رين ع بن طالب يىل الحس ي بن أ كان إذا ضي هللا عنهم أجمع ي كرم هللا و جهه و ر الصالة إلخ ي قال ف " 18 Dan masih banyak lagi para Habaib Ba’alawi yang beliau sebutkan biografinya dan kemuliaan nasabnya yang bersambung kepada Rasulullah saw dalam dua kitab tersebut diatas, dengan status beliau sebagai Ulama Hadhromaut tentu hal ini menjadi point tersendiri yang menunjukkan bahwa Nasab Ba’alawi sebagai keturunan al-Imam Muhajir Ahmad bin Isa melalui jalur putranya Ubaidillah sangatlah populer keabsahannya di Hadhromaut dari masa ke masa, sebab seperti disebutkan dalam pribahasa, (بشعابها أدرى مكة أهل (bahwa penduduk Makkah lebih mengerti seluk beluk jalan yang ada di Makkah. . 18 ص . الجوهر الشفاف، مخطوط، 31 16 8. al-Allamah an-Nassabah Muhammad Kadzhim bin Abil Futuh al-Yamani al-Musawi ( W : 880 H ) dalam kitabnya an-Nafhah al-Anbariyyah secara eksplisit menyebutkan Sayyidina Ahmad bin Isa pindah ke Hadhromaut dan memiliki anak bernama Abdulllah.
Begini redaksi keterangan beliau : ضموت. فهاجر اىل الرس فأولد عيىس ومن ولد عيىس السيد احمد المنتقل اىل ح فمن ولده هناك رين الجديد بفتح الجيم وكش الدال المهملة وسكون الياء المثناة من تحت وبعدها دال القادم اىل السيد ا المعجمة وفتح التاء المثناة من فوق بفتح الطاء المهملة وسكون الغ ي ايام المسعود بن طغتك ي ي عدن ف وكشالدال المعجمت ي ونون بعد الياء المثناة من تحت والكاف المكسورة ابن ايوب بن شاذي بفتح الش ي سنة احدي عرشة وستمائة فتوحش المسعود منه المرمافقبضه وجهزه اىل ارض الهند ثم رجع اىل ح ضموت يىل بن محمد بن احمد رين الجديد بن ع رين علوي وهو ابو علوي بن ا بعد وفاة المسعود. فمن ذريته ثمة بنو ا يىل بن جدید بفتح الجيم وكش ا بن لدال المهملة وسكون الياء المثناة من تحت و دال اخرى بعدها بن ع 19 محمد بن جدید بن عبد هللا بن احمد بن عيىس المتقدم الذ كر " 9.
Al-Hafidz al-Imam as-Sakhowi ra ( W : 902 H ) beliau merupakan Ulama besar dibidang Hadits dan Tarikh yang merupakan murid langsung dari al-Imam Ibnu Hajar al-‘Asqolani, dalam kitabnya Bughyaturrowi biman akhodza ‘an as-Sakhowi dan kitabnya ad-Dhou’ al-Lami’ beliau memuat beberapa nama Saadah Ba’alawi, diantaranya beliau mengatakan : يىل ” بن علوي بن محمد يىل بن محمد بن ع يىل بن محمد بن أحمد بن محمد بن ع عبد هللا بن محمد بن ع بن يىل علوي بن عبيد هللا بن أحمد بن عيىس بن جعفر الصادق بن محمد الباقر بن زيد العابدين بن محمد بن ع يك نزيل الشبيكة الح ضيم ثم الم ت ي رين طالب الحسي يىل ابن أ بن ع رش ع يف باعلوى يىل بن الحس ي منها ويعرف بال الفقه والنحو ي الطلب فقرأ التنبيه والمنهاج والحاويكان يحفظه بخصوصه وغ يها، واشتغل ف ي قال أنه رحل ف بل ي ضي عدن فأجابه عنها ثم اجتمع به ف قا والضف والحديث ببلده وبالشحر وكتب بأسئلة إىل ابنكري ده 20 " إلخ.
Pada keterangan diatas al-Hafidz as-Sakhowi menyebutkan secara rinci nasab Abdullah bin Ahmad sampai kepada Sayyidina Ali bin Abi Tholib ra melalui jalur Sayyyidina Alwi bin Ubaidillah bin Ahmad bin Isa. Penyebutan secara rinci yang dilakukan al-Imam as-Sakhowi tersebut tidak lain merupakan bentuk pengakuan dan أنساب خ يالريية : ) 19 ص ي . محمدكاظم، النفحة العنريية ف 52) ا. السخاوي، الضوء الالمع ألهل القرن التاسع )5 /59 )20 17 kesaksian beliau atas eksistensi dan keabsahan Nasab Ba’alwi sampai Rosulullah saw.
10.Ahli Sejarah Hadhromaut Al-Imam al-Muarrikh Abu Muhammad athThoyyib bin Abdullah Ba Makhromah al-Hadhromi (W : 947 M ) dalam kitabnya Qiladatuddahr fi Wafayat A’yaniddahr banyak menyebutkan biografi dan nasab Habaib Ba’alawi, diantara tatkala memuat sosok alFagih al-Mugoddam Muhamad bin Ali Ba’alawi beliau mengatakan : يىل " الفقيه اإلمام العالم الجليل، ذو المجد األثيل، والمنح الجزيل، والمناصب الفقيه المقدم محمد بن ع العالية واألنوارالمتاللية، واألحوال الصادقة والكرامات الخارقة والمقامات السامية، والريكات النامية، ومرشد يىل بن محمد بن ع رشيف الحسيب النسيب محمد بن ع ال يىل السالك ي بن علوي بن محمد بن علوي بن عبيد ً هللا - يىل ويقال له: عبدهللا أيضا - ابن أحمد بن عيىس بن جعفر الصادق بن محمد الباقر بن بن محمد بن ع ض هللا عنهم أجمع ي رين طالب ر يىل بن أ بن ع يىل زين العابدين بن الحس ي ع 21 "
Dalam keterangan diatas, Ba Makhromah menyebutkan Nasab al-Fagih alMugoddam Muhammad bin Ali BA’alawi kepada Sayyidina Ali ra melalui jalur Ubaidillah ( Abdullah ) bin al-Muhajir Ahmad bin Isa, dst. dan masih banyak lagi para Habaib Ba’alawi yang beliau sebutkan biografinya dan kemuliaan nasabnya yang bersambung kepada Rasulullah saw dalam dua kitab tersebut diatas, dengan status beliau sebagai Ulama Hadhromaut tentu hal ini menjadi point tersendiri yang menunjukkan bahwa Nasab Ba’alawi sebagai keturunan al-Imam Muhajir Ahmad bin Isa melalui jalur putranya Ubaidillah (Abdullah) sangatlah populer keabsahannya di Hadhromaut dari masa ke masa, sebab seperti disebutkan dalam pribahasa, (بشعابها أدرى مكة أهل (bahwa penduduk Makkah lebih mengerti seluk beluk jalan yang ada di Makkah. 11. Al-Imam al-Mutawakkil Alallah Yahya bin Syarafuddin bin al-Mahdi alHasani ( L : 877 H & W : 965 H ) salah satu Ulama besar mazhab Zaidi di Yaman dalam Tsabat ( kumpulan Sanadnya) menyebutkan : 21 . بامخرمة، وفيات أعيان الدهر، دار المنهاج )ج ي قالدة الدهرف 5 ص ۲۳۰-۲۳۱ ) 18 يىل " بن محمد بن أحمد يىل قال حدثنا الفقيه ال بن محمد رشيف اإلمام الحافظ أبو الحسن ع بن جديد بن ع يىل بن جديد بن عبيد هللا بن أحمد بن عيىس بن محمد بن جعفر الصادق بن ع ت ي الحسي 22 ."
Dalam Tsabatnya, al-Mutawakkil Alallah seorang Ulama besar dalam Mazhab az-Zaidiyyah di Yaman Utara lebih dari sepuluh kali menyebutkan guunya As-Sayyid Ali bin Muhammad bin Ahmad bin Jadid yang merupakan cucu dari Jadid bin Ubaidillah bin Ahmad bin Isa. Bahkan dalam keterangan diatas beliau secara jelas menyambung nasab Ubaidillah kepada al-Muhajir Ahmad bin Isa, dst. 12. Al-Imam al-Faqih Syaikhul Islam Ibnu Hajar al-Haitami ( W : 974 H) dalam Tsabat/kumpulan sanad keilmuannya menyebutkan secara rinci nasab Sayyaidina al-Idrus al-Akbar sampai kepada Rasulllah saw, beliau mengatakan : ”ولنتختم بطريقة جليلة عالية المقدار؛ عن أبيه قال ألن مشايخها من أولهم إىل منتهاهم من آل البيت،كلّ رين بكروهومن أبيه عبدالرحمن رين القطب عبدهللا العيدروس من أبيه أ القطب أبوبكرالعيدروس: لبستهامن أ يىل من أبيه ،علوي من أبيه الفقيه محمد الذي يتشعب منه أنساب السقاف وهو من أبيه محمد، من أبيه ع يىل ب من أبيه علوي، من أبيه ت ي يىل من أبيه محمد، من أبيه ع علوي من أبيه ع محمد، من أبيه ،علوي من أبيه يىل عبد هللا من أبيه أحمد، من أبيه عيىس من أبيه جعفر الصادق، من أبيه محمد ، من أبيه محمد، من أبيه ع ، من الباقر، من أبيه ع هللا عنه، من رسول هللا يىل زين العابدين من أبيه سيد الشهداء الحس ي ضي يىل ر أبيه ع صىل هللا عليه واله وسلم عدد معلوماته أبدا23”
Pada keterangan diatas al-Imam Ibnu Hajar al-Haitami menyebutkan secara rinci nasab Sayyidina Abdullah al-Idrus al-Akbar sampai kepada Rosulullah saw melalui jalur Sayyyidina Alwi bin Ubaidillah bin Ahmad bin Isa. Penyebutan secara rinci yang dilakukan al-Imam Ibnu Hajar tersebut tidak lain merupakan bentuk pengakuan dan kesaksian beliau atas eksistensi dan keabsahan Nasab Ba’alwi sampai Rosulullah saw. . ثبت المتوكل ع ، مخطوط )ص ) 22 ىل هللا رشف الدين يح ت ۳۲ .)بن شمس الدين الحس ت ي 23 يىم . ثبت اإلمام شيخ االسالم ابن حجر الهيت ي رش المتوف 974، ـه، تحقيق : الدكتور أمجد رشيد، دار الفتح للدارسات والن األردن 1435ـه (ص : ۲۱۳-۲۱۲ ) 19 13.
An-Nassabah as-Sayyid Muhammad bin al-Husein al-Husaini asSamarqondi al-Madani ( W : 996 ) dalam kitabnya Tuhaftu at-Tholib Bima’rifati man yantasibu ila Abdillah wa Abi Tholib mengatakan sebagai berikut : ” ، فقال اب وأما أحمد بن عيىس بن محمد بن العري ن عنبة : أبو محمد الحسن الدالل بن محمد ضي يىل بن محمد بن أحمد بن عيىس الرو ۲ )بعض يم بن ع من ولده ) ي ، وسكت عن غ يه . قلت : رأيت ف قال المحققون بهذا الفن من أهل اليمن وح ض التعاليق ماصورته : موت ،كاالمام ابن سمرة، واالمام الجندي رين واالمام الفتو الحب يج ، صاحب كتاب بن عبد الرحمن األهدل ، واالمام أ التلخيص، واالمام حس ي يم ، والشيخ فضل هللا بن رين بكر بن عباد الشا الري يَع ، واالمام فضل بن محمد الري يَع ، واالمام محمد بن أ رشيف أحمد بن عيىس ) عبد هللا الشجري ، واالمام عبد الرحمن بن حسان : خرج السيد ال ۳ )ومعه ولده ي عبد هللا جمع من األوالد والقرابات واألصحاب والخدم من البضة والعراق اىل ح ض ف . موت واستقر يم ر مسكن ذريته ، واستطال فيهم بي البلدان ، والتغرب عن األوطان ، حكمة ي بح ضموت ، بعد التنقل ف ان ّ الملك المن خالع قسم ً ا ّ ، وعلوي أولد علي ً أولد علويا ً ، ومحمدا ً ، وعلوي أولد محمدا ً ا ّ فأولد عبد هللا علوي . ً وعليا ً ا ّ يىل خالع قسم أولد محمد صاحب مرباط، وأولد محمد صاحب مرباط علوي ، وع فأما علوي ف له أربعة أوالد أحمد وله عقب ، وعبد هللا وال عقب له ، الهند وعبد الملك وعقبه ف ، وعبد الرحمن وله عقب.وأما يىل فله الفقيه المقدم محمد ، وله عقبكث ي ع 24 . ”
Dalam keterangan diatas, an-Nassabah as-Samarqondi ra menyebutkan bahwa beliau menemukan catatan yang menjelaskan tentang ulama-ulama pakar Nasab di Hadhromaut dan Yaman - yang nama-namanya beliau sebutkanmenceritakan bahwasanya al-Imam Ahmad bin Isa ar-Rumi hijrah bersama putranya Abdullah beserta rombongan dari Bashroh dan Iraq menuju Hadhromaut. Di Hadhromaut lah, Abdullah melahirkan Alwi, Alwi melahirkan Muhammad dan seterusnya sampai al-Fagih Mugoddam Muhammad bin Ali Ba’alawi.
Bahkan, disini beliau menyebutkan as-Sayyid Abdul Malik bin Alwi ‘Ammul Faqih yang merupakan kakek dari para Wali Songo di Indonesia. Muallif kitab diatas dalam hal ini mengutip dari catatan yang disebutkan, namun sebagai mana diketahui dalam dunia penulisan, mengutip tanpa membantah merupakan bentuk persetujuan muallif terhadap substansi catatan tersebut.
Sebagaimana disebutkan oleh para Ulama : . بن عبد هللا 24 ِد النسابة السيد محمد بن الحس ي ب َ ، تحفة الطالب بمعرفة من ينتسب إىل ع ي السمرقندي المدن ت ي الحسي رين طالب )ص أ َ ِ و َّ اَّلل 76-77 ) 20 "و من قواعدهم إذا نقلوا عن الغ يو لم يتعقبوه فهو تقرير و عالمة عىل اعتماد 25 " 14. Pakar Nasab Assayyid an-Nassabah Dhomin bin Syadqum al-Husaini al-Madani ( Hidup di Abad ke 11 ) dalam kitabnya Tuhfah al-Azhar menyebutkan bahwa Ahmad al-Abah ( al-Muhajir ) bin Isa memiliki 3 putra; Muhammad, Ali dan Abdullah. Dan Abdulllah memiliki anak bernama Alwi, berikut ini redaksinya : يم ”ذرية نظام الدين أحمد األبح بن محمد بن يم ويقال لولده بنو الرو بن شمس الدين عيىس الرو يىل الع يىل ري وعبد هللا لألخ ي: علوي ضي ع : هم: محمد وأبو الحسن ع ثالثة معقب ي واسماعيل لعلوي بن عبدهللا محمد بن علوي، اما اسماعيل بن عبدهللا فله طاهر وأحمد المرهج وحسن الريك، لطاهر بن بن بركات بن موش بن الحس ي اسماعيل بن عبدهللا بركات ومن ذرية بركات الحس ي 26 “ 15.Ulama tarikh terkemuka al-Imam al-Muarrikh Ibnul ‘I’mad al-Hanbali ( W : 1089 H ) dalam karya besarnya Syadzaroot adz-Dzahab fi Akhbari man Dzahab, meliau bemuat biografi lebih dari sepuluh Saadah Ba’alawi. Bahkan dalam biografi-biografi tersebut al-Imam Ibnul ‘Mad menyanjung mereka dengan sifat-sifat yang mulia nan agung. Diantara biografi yang disebutkan Ibnu al-‘Imad sebagai berikut : " موس أبو بكر بن عبد هللا باعلوى ّ ي شمس الش بان وفيها القطب الر . افر« : ولد ّ ي »النور السّ قال ف يم ر وتريم بتاء مثناة فوقية، ثم راء مكسورة، ثم تحتية، ثم ميم، عىل وزن عظيم: بلدة من ح ض بي - موت، يه قديمة معشش األولياء ومعدنهم ومنشأ العلماء ] ها تربة، وأعذبها ماء. و ّ أعدل أرض هللا هواء وأصح 2 ] يه مسكن األرشاف آل باعلوى. وموطنهم، و ا ّ رين بكر عب روي أن الفقيه محمد بن أ د، رحمه هللا تعاىل، كان ي يده، ورم بهم ف ي ضي هللا عنه، آل تريم كلهم قبضة ف يق، ر ّ د يقول: إذاكان يوم القيامة أخذ أبو بكر الص ّ ة . ّ الجن وبيت المقدس أكرمهاهللا تعاىل بخ يعباده، ور« : ولماكانت خ يبالدهللا بعد الحرم ي ّ ي »الن قال ف نهم ّ وأكرمهم عليه الذين زي اء، ة الغرّ ّ ن ّ باتباع الس هراء ّ مع صحة نسبهم المتصل بالسيدة الز ، ويذكر أنها تنبت ي عض واحد من العلماء الذين بلغوا رتبة اإلفتاء ثالثمائة كما تنبت األرض البقل، واجتمع بها ف الح ي الص ّ ح هللا عليه وسلم وغ يهم من الص ّ ّ بتهاممن شهد بدرامع رسول هللا صىل رجل، وإن بي نفرا. انتىه ر ابة سبع ي ملخصا." 16.
Al-Muarrikh Muhammad Amin bin Fadhlullah al-Muhbi ad-Dimasyqi ( W : 1111 H ) dalam kitabnya Khulashotul Atsar menegaskan bahwa Nasab Saadah Ba’aalawi kembali kepada Alwi bin Ubaidillah bin . مطلب اإليقاظ )ص : 35 ) 25 26 ً كان حيا ي المدن تشج ي . السيد النسابة ضامن بن شدقم الحسي 1084 ـه، تحفة األزهار ت ي ي الروض المعطار ف )۲۳۰ )تم بسط المشجر. 21 Ahmad bin Isa, dan beliau juga menegaskan bahwa keabsaan nasab Ba’alawi ini “ Muj’ma’un alaih ‘Inda Ahli Tahqiq” yaitu sudah disepakati oleh para ulama yang pakar dalam ilmu nasab. Demikian redaksi ucapan beliau : َ " ة وإن لم تكن من ب س ِّ آل باعلوي منسوبون إىل علوي وهذه الن ة ألهل الديار َ وف رُ ع َ ا م َ ه َّ ِكن َ ة ل َّ بي َ ر َ ع ْ وضع ال ت ي حسن ت ي علوي باعلوي ولب لب َ ون ُ ول ُ ق َ ي َ ال عىل لغة القضف َ ل ح ُ ك ِ هم يلزمون الكنية األلف ب َّ ن ِ إ َ الح ضموتية ف باحس ي ي سَ ُ ت ي ح باحسن ولب جدهم األكريالجام ُ ه َّ ن ِ إ َ َىسف حمد بن ِعي َ ابن عبيدهللا بن أ َ و ُ وعلوي ه ع لنسبهم ِه أهل التحقيق ْ ي َ ل َ ت ونسبهم مجمع ع ببيانه جمع كث يمن العلماء وقد اعت 27 .” 17.
Al-Imam Muhammad bin Ismail yang dikenal dengan al-Amir asShon’ani ( W : 1182 H ) pengarang kitab yang sangat populer di Indonesia; Subulussalam Syarah Bulughil Marom. Beliau memilki kitab berjudul al-Masail al-Mardhiyyah fi ittifaq Ahlisunah wa az-Zaidiyyah, dalam kitab tersebut beliau sempat membahas tentang Nasab Saadah Ba’alawi. Redaksinya seperti berikut : رين طالب(( )) يىل بن أ بن ع ))أوالد الحس ي السبط فأو وأما الحس ي ً يىل الده جميعا بن من ولده ع ي البالد ومألوا أغوارها واألنجاد، وهم ف ي رشت منه ذرية طيبة واسعة وتفرقوا ف زين العابدين وقد انت الحس ي ضموت بالد العجم والروم وح فجميع ذرية آل باعلوي من أوالده(( إىل أن قال )) وهؤالء آل أبا علوي جميعهم شافعية، وهم أمة كب ية .. ً وعقال ً فهؤالء الذين ذكرناهم وأضعافهم من أهل البيت بال ريب رشعا ً وعرفا ...(( 28 .
Dalam keterangannya diatas, dengan tegas al-‘Allamah as-Shon’ani menyebutkan Bahwa Saadah Ba’alawi termasuk cucu Sayyidina Husein ra, bahkan beliau dengan penuh keyakinan mengatakan bahwa Saadah Ba’alawi termasuk Ahlu Bait Rosulullah saw baik ditinjau secara akal, syariat atau kebiasaan. . محمد أم ي الحموي األصل 27 ي بن فضل هللا بن محب الدين بن محمد المحرت أعيان القرن ي ، خالصة األثر ف ي الدمشق ر الحادي ع رش،ًص : ي ت : 28 . السيد العالمة محمد بن إسماعيل األم ي الصنعان 1182 اتفاق أهل السنة والزيدية ي ـه ، المسائل المرضية ف سي يم الصالة،، مخطوط) ص : 4) النسخة موجودة بالجامع الكب يبصنعاء ضمن مجموعة ق 1-5 واصوله الفقه االسال 22 18.
al-Imam al-Hujjah al-Hafidz al-Musnid an-Nassabah Muhammad Murtadho az-Zabidi ra (W : 1205 H, pengarang kitab Ithaf as-Saadah al-Muttaqin Syarah Ihya Ulumiddin dan Tajul Arus ) dalam karyanya arRaudhu al-Jali fi Nasabi Bani Alawi mengutip dari para Nassabah terdahulu bahwa al-Imam Ahmad al-Muhajir bin Isa an-Naggib memilki beberapa anak, diantaranya Abdullah atau Ubaidillah. demikian kami tuangkan redaksinya secara lengkap : " وأما أحمد بن عيىس؛ ؤابة ُّ هذه الذ ُّ د َ وهوج المباركة. فكان له أوالد ، منهم: [١ [-بالنقاط. . قيل :كان يتجر بالنفط، فسُ ّم اط ُ ّ النف ُ أبو القاسم األبح وعقبه ببغداد [ ا : قيل :كان له أيضً يىل ]۲ ]-محمد من عقبه : بن محمد بن أحمد، المذكور الحسن بن محمد بن ع ]، وهو ي »أنسابه« يم ف المعروف بالدالل ، قاله المخزو :كان ألحمد بن عيىس النقيب ُ أقول - عىل ما ذكره مصعب، والبخاري ر األنساب« جَّ َ مري صاحب »مش ُ والع - من الولد اثنان : ) ۱ )محمد، هذا. ومن عقبه : أبو القاسم األبح، المعروف بالنقاط. ) ۲ )بيد هللا . هكذا حكاه مصعب الزب يي، وقدكان من معارصيه ُ وعبد هللا، وقيل: بالتصغ ي، ع ، أو قريبا منهم، وأهل مكة أدرى بشعابها . ] هجرة أحمد بن عيىس إىل ح ضموت[ يىل: يد َ ب ُ رشف الع ال ُ قال شيخ (( ي ِب من المدينة إىل البضة، ف قي َّ رشيف أحمد بن عيىس الن هاجر ال رش الع [الرابع] ق رشالثانية من القرن الهجري. وخرج منها، هو وولده عبد هللا إىل الم )). وألق ر ا، ثم نزل ً عصا التسيار باليمن، واستقر بح ضموت، وتديرها، وسكن مدينة تريم أيام يم. ٍة من تريم المذكورة. وسكن ولده بي ر م، عىل نص ِف مرحل َّ مخد ت ي بالحسيسة بشعب ب ا. ً ا فرع ً فروِعهم فرع ِ ر ْ بذك ي ا، ونأن ر ً وسنفصل عقبه بطنا بطن قيب [ ّ َىس الن ِعي ِ بن َ أحمد ُ بن ُ ] محمد رين الحسن، ابن ت بأ وأمامحمد، المك أحمد بن عيىس النقيب، فله ولد اسمه : عيىس، وقد ض أنجب. وله عقب( ة، ض، والري، وواسط، والب بم و بغداد) 23 " 29 هذا ما اتفق عليه النسابون من عقب أحمد بن عيىس النقيب
Pada keterangan di atas, al-Allamah an-Nassabah Azzabidi setelah menyebutkan beberapa anak al-Imam Ahmad bin Isa dan menjelaskan bahwa Abdullah ( Ubaidillah ) adalah salah satu diantaranya, juga menyebutkan bahwa Abdullah Hijrah bersama ayahnya Ahmad ke Hadhromaut, beliau menutup keteranganya dengan kata-kata Inilah “artinya yang) هذا ما اتفق عليه النسابون من عقب أحمد بن عيىس النقيب ) keturunan Ahmad bin Isa an-Nagib yang disepakati oleh para Ahli Ilmu Nasab”. Luar biasa, kesaksian ini dinyatakan oleh seorang Imam yang dijuluki Khotimatunnasaabah abad ke 12 dan 13. Tidak sampai disitu, bahkan beliau menulis secara khushus satu kitab tentang Nasab Ba’alawi dengan Judul, ar-Raudhul Jali fi Nasabi Bani Alawi. 18 kutipan dari Ulama Ahli Ilmu Nasab dan Sejarah diatas diambil dari berbagai generasi, madzhab bahkan negri yang berbeda, dan mereka semua bukan dari kalangan Ba’lawi, namun mereka semua sepakat tentang status Sayyyiduna Abdullah (Ubaidillah) sebagai putra Sayyidina Ahmad al-Muhajir bin Isa ar-Rumi dan keabsahan Nasab Sa’adah BA’alawi yang bersambung kepada Rasululllah saw.
Setelah membaca keterangan para Ulama Besar yang otoritatif diatas tentang keabsahan Nasab Ba’alawi, apalah arti sebuah syubhat rapuh yang dilontarkan Imaduddin Utsman, dkk yang meragukan keabsahan nasab Ba’alawi ? Apakah Imaduddin Utsman, dkk lebih mengerti Ilmu nasab dari Ulama-Ulama besar diatas ? Meski demikian jelas, Apa yang sudah saya tuangkan diatas masih sedikit dibandingkan dengan keterangan dari berbagai refrensi Kitab Nasab dan Sejarah yang belum saya tuangkan di risalah singkat ini.
lMasih banyak kitab-kitab dari luar kalangan Ba’alawi yang memuat nasab, biografi tokoh, atau apapun yang berkaitan dengan Saadah Ba’alawi, baik secara singkat atau panjang lebar, yang mana semua itu – baik secara ت ي علوي، تحقيق د. محمد أبوبكر باذيب، ) عمان : دار الفتح 29 نسب ب ي ض، الروض الج يىل ف . الزبيدي، محمد مرت 1444 ـه ( ص119- 125. 24 langsung atau tidak - menjadi catatan penting tentang eksistensi Ba’alawi sebagai Asyroof ( Ahlul Bait).untuk tambah wawasan dan informasi maka saya muat dalam risalah singkat ini, diantaranya30 : مؤل 30 ي فات غ ي . قائمة أسماء هذه المؤلفات استفدتها من كتاب " أنساب آل أ هم قديما و حديثا" إعداد السيد رين علوي ف يم الغناء رين بكر بن سالم الساكن بي ر ي علم األنساب أمجد سالم أبوفطيم ابن الشيخ أ الباحث ف حفظه هللا تعاىل و رعاه وهو يىل مشهور بن محمد بن سالم بن حفيظ من خواص تالميذ العالمة النسابة شيخنا الحبيب ع – رحمه هللا - علم األ ي ف نساب. و قد استفشته كث يا عندكتابة هذه الرسالة زاده هللا علما و نفعا. 25 إسم صفحة المحقق إسم المطبعة/دار ش الن تاري خ وفاة رقم إسم الكتاب إسم المؤلف المؤلف ج 6 ص الدين محمد بن أحمد الحس تي ت س 832 ـه 281 ي اإلمام تق ر يك يش المل الفا تاري خ البلد ي العقد الثم ي ف األم ي ١ ت س 855 ـه بن عبدالرحمن اإلمام المؤرخ الحس ي األهدل تاري خ ي تحفة الزمن ف ٢ سادات اليمن ت س 885 ـه مخطوط ص 53 المؤرخ عبدهللا بن محمد شاج الدين يَع الرفا نسب ي صحاح األخبارف ٣ الفاطمية األخيار الشيخ عبدالرحمن بن محمد الخطيب مخطوط ص 60 الم رشقة األنصاري صاحب كتاب الجواهر الشفاف ٤ عقد الرياه ي ص 189 يىل حسن ع يىل عبد ع الحميد رتي الحل دار الجيل ب يوت - دار عمار عمان 1407 ـه 948 ـه رين محمد الطيب بن عبدهللا اإلمام المؤرخ أ ي يىل بامخرمة الهجران بن أحمد بن ع الح ضيم ٥ تاري خ ثغر عدن ص 75 أنس يعقوب رتي الكت رت دار المجت رشوالتوزي ع للن من أعالم القرن رش التاسع والعا العالمة النسابة السيد محمد بن أحمد بن ي النجق تي عميد الدين الحسي بحر األنساب المسىم بالمشجر الكشاف ألصول السادة األرشف ٦ ص 292 1024 - ـه963 تي ـه أبناءالزمان العالمة الحسن محمد البوري ي ٧ تراجم األعيانق ص 105 - 106 إبراهيم ي السامران وعبدهللا بن محمد رىسي الحب دار المغرب اإلسال يم رشيف يوسف بن عابد بن محمد الحس تي 1048 ـه ال يش الفا يش من رحلة ابن عابد الفا المغرب إىل ح ضموت ٨ بعد 940ـه مخطوط ص 14 - 15 المؤرخ شهاب الدين أحمد بن عبدالقادر ٩ فتوح الحبشة بن سالم بن عثمان رين القاسم 1083 ـه النسابة محمد بن طاهر بن أ البحر نسب ي تحفة الدهرف بحر تي األرشف ب ١٠ ١١ بهجة األسماع واألبصار المؤرخ المطهر بن محمد الجرموزي 1077 ـه ص 57 365 ـه د.أحمد عبد الحميد هريدي الهيئه المضية يىس 1143 ـه العامة للكتاب بن إسماعيل النابل عبد الغ تي الرحلة ي الحقيقة والمجازف إىل بالد الشام ومض والحجاز ١٢ ص 53 محمد عبد الرحيم جازم دار المس ية بب يوت يىل الوزير المؤرخ عبداإلله بن ع تاري خ اليمن قرن 11 ـه المسىم تاري خ طبق الحلوى وصحاف المن والسلوى ١٣ ج 1 ص 131 د.سعيد الفاض يىل و د.سليمان رشي القر رشي حلة العياشية العالمة أبوسالم عبدهللا بن محمد العيا ١٤ الرِّ 26 31. Kitab Abnaul Imam Fi Mishro wa as-Syam al-Hasan wa al-Husein, Aslinya adalah karya Abi alMu’ammar Yahya bin Muhammad bin al-Qosim al-Hasani yang dikenal dengan Ibnu Thoba Thoba ( W : 478 H ), namun didalamnya sudah bercampur dengan tambahan-tambahan dari al-Imam Ibnu Shodaqoh al-Halabi al-Warroq ( W : 1180 M ) sehingga isinya tidak lagi sepenuhnya dari Ibnu Thoba’ Thoba yang hidup di abad ke 5. Meski demikian, substansi ilmiah yang ada didalamnya tetap tidak keluar dari data-data yang beredar di kutubul ansab yang mu’tabar, sebab yang menambahkan juga ulama dalam bidang nasab seiring perkembangan data di masanya. Hal ini sebagaimana diuraikan oleh al-Muhaqqiq Sayyid Yusuf Jamalullail di Muqoddimah Tahqiqnya Hal : 22. Dengan demikian kitab ini tetap bisa dijadikan rujukan dalam nasab, namun Informasi didalamnya tidak bisa langsung dinisbatkan kepada Ibnu Thoba Thoba yang wafat di abad ke 5, sebab bisa saja informasi tersebut merupakan bagian tambahan dari al-Warroq. wallahu a’lam bishhowab. ص 167 ل المعرفة جُ ومكتبة التوبة وابو العون تي فاري محمد السّ ت 1188ـه، ار ومحمد بن نص ّ إبراهيم يش المقد 1350 ـه،478 ـه / ق عليه ابن ّ وعل رتي صدقة الحل الشه يبالوراق عام 1180 ـه ر يح ت بن محمد بن قاسم ّ رين المعم أ العلوي الشه يباب طباطبا الحس تي مض ي أبناء اإلمام ف ام ّ والش ))الحسن 31 ضي هللا عنهما(( ر والحس ي ١٥ ص 120 - المؤرخ عبدالرحمن األنصاري ت س 1195 ـه 121 و األصحاب تحفة المحب ي من معرفة ما للمدني ي ي ف األنساب ١٦ بن القاسم ج 2 ص 173 يح بن الحس ي ١٧ بهجة الزمن المؤرخ ي ج 3 ص 91 دار البشائر اإلسالمية،دار ابن حزم ت س 1206ـه يىل بن محمد بن محمد محمد خليل بن ع تي مراد الحسي أعيان القرن ي سلك الدررف ي عرش الثان ١٨ مخطوط ص 269 القرن ي كتبت ف ي عرش الثان الهجري ي واستكملت ف القرن الرابع عرش تقديرا. يىل الضمدي العالمة عبدهللا بن ع ي حوادث ي ف العقيق اليمان ووفيات المخالف ي السليمان ١٩ السيد محمد أبو الهدى أفندي بن حسن يَع من ذرية سيدناموش وادي أفندي الرفا الكاضم ي طبقات تنوير األبصارف ٢٠ الرفاعية األخيار 24- 23 ص محمد مطيع الحافظ دار الفكر محدث الشام عبدالرحمن بن محمد بن 1262 ـه المعارص عبد الرحمن الكزبري يىل والشيوخ انتخاب العوا األخيار من فهارس شيخنا األمام المسند العطار ٢١ 27 ج 2 ص 127 -125 أ.د. جعفر ابن الحاج يىم السل ت س 1273 ـه أبو عبدهللا محمد الطالب ابن الحاج يش يش الفا يىم المردا ل السّ اإلرشاف عىل بعض من اإلرش بفاس من مشاه ي اف ٢٢ ج 1 عبد السالم الوجيه ، يح محمد ي سالم عزان اث مركز الي ر والبحوث اليم تي رين العالمة المؤرخ أحمد بن صالح بن أ الرجال مطلع البدور ومجمع ٢٣ البحور ص 21 المؤرخ أحمد بن محمد بن أحمد يك الح ضاوي المل فضائل ي الجواهر المعدة ف جدة ٢٤ مخطوط ت س السيد ابكر عبدالرحمن األهدل 1381 ـه المدهجن تلخيص وإضافة السيد ابكر عبدالرحمن األهدل وعبد الرحمن بن أحمد رشع ال أنساب ي جواهر التيجان ف ٢٥ قحطان وعدنان 71 - 70 ص دار الشفقة بفاتح 57 استانبول - تركيا ت س 1304 ـه يك تي دهالن الم العالمة للسيد أحمد زي يع الشاف بيان امراء ي جالصة الكالم ف ٢٦ البلد الحرام 76 ص اث وزارة الي ر يم والثقافة للقو )تراثنا(سلطنة عمان قضاة كينيا ضي يش قا شيخ عبدهللا بن صالح الفار البوسعيديون حكام زنجبار ية( جم عن اإلنجل ي )مي ر ٢٧ ص 117 و ص 424 محمد المضي اث إحياء الي ر رين العر يىم 1327ـه يك الهاش أحمد بن محمد الح ضاوي الم ض من نزهة الفكر فيمام تراجم ي الحوادث والعريف ي عرش رجال القرن الثان والثالث عرش ٢٨ ص 418 - ت س 1337 ـه مخطوط 422 العالمة اسماعيل بن محمد الوش يىل الحس تي رشالثناءالحسن عىل ن أرباب الفضل والكمال من أهل اليمن ٢٩ ت س 1882 ـه دار الحكمة ص 195 إبرهيم فصيح بن السيد صبغة هللا الحيدري البغدادي بيان ي عنوان المجد ف ٣٠ أحوال بغداد والبضة ونجد د.سعيد بن وليد طوله ص127 سفربر لك وجالء أهل المدينة المنورة إبان الحرب العالمية األوىل 1334 - 1337 ـه ٣١ ص 21 مكتبة اليمن الكريى ،صنعاء يح للعالمة السيد محمد بن محمد بن ي زبارة الحس تي بأنساب من نيل الحسني ي باليمن من بيوت الحسني ي ٣٢ ج 4 ص ت س 1341 ـه دار ابن حزم 353 يىل يح بن فخر الدين بن عبد الع عبدال رتي الطال الحس تي تاري خ الهند ي اإلعالم بمن ف من األعالم المسىم ب )نزهة الخواطر وب هجة المسامع والنواظر( ٣٣ رش ص 149 ي ت س 1358ـه الوارق للن للمؤرخ رشف عبد المحسن الريكان ر رشيف الرحلة اليمانية لل يىل بن ع حس ي ٣٤ 82 - 80 ص محرر القسم بمجلة حي التاري اإلسالم حسن محمد قاسم تاري خ ومناقب ومآثر الست الطاهرة البتول السيدة زينب ٣٥ 28 ج 1ص 1065 أ.د.عبد الملك بن عبد هللا بن دهيش ت س 1286 - 1355 ـه رين الفيض عبد الستار بن الشيخ أ يك عبدالوهاب الهندي الم ي البكري الصديق ر ي الحنق فيض الملك الوهاب يىل بأبنا أوائل القرن المتعا يىل الثالث عرشوالتوا ٣٦ نبذة من كتاب إفادة األنام عبدهللا بن محمد غازي ت س 1365 ـه ص 4 بذكر أخريالبلد الحرم ٣٧ ص 151 - يش ت س 1383 ـه 152 ٣٨ معجم الشيوخ العالمة عبد الحفيظ الفا د.عبدالهادي التازي 239 ـه ي رحلة الرحالت : مكة ف ٣٩ مائة رحلة مغربية ورحلة ج 5 ص 90 دار الفكر العر - ب يوت رين فرشوخ الدكتور محمد أم ي ي موسوعة عباقرة اإلسالم ف الفلك والعلوم البحرية وعلم النبات وعلم الميكانيكا ٤٠ دكتور عبدالمنعم الحف تي دار الرشد ص 38 -39 الموسوعة الصوفية )أعالم التصوف والمنكرين عليه والطرق الصوفية( ٤١ ص 314 مركز البضة للدراسات والبحوث - القاهرة ٤٢ النضة لشيعة البضة نزر المنصوري ص 316 - يىل 320 عبد الكريم الفضيل رش السيدع ف الدين األغصان لمشجرات عدنان ٤٣ وقحطان س يوتراجم بعض علمائنا عمر عبد الجبار تهامة ص 68 القرن الرابع عرشللهجرة ي ف ٤٤ ص 704 دار السيد أحمد بن عيىس بن محمد ظافر معارص البشائراإلسالمية يىم النع معجم هواشم المخالف ي وعس ي السليمان ٤٥ ص 15 دار الكتب اليمنية السيد العالمة العباس بن أحمد الخطيب المتوكل أنساب ي تحفة الزمن ف اليمن ي بيوت الهشمي ي ف ٤٦ ج 2 ص 432 مؤسسة ين معارص عاشوراء رين طالب السيد مهدي الرجا ٤٧ المعقبون من آل أ 29 Pasal 2 Penetapan Keabsahan Nasab Dengan Cara al-Istifadhoh. Penetapan keabsahan nasab merupakan ranah hukum Syariat Islam. Dalam Syariat Islam telah diatur, bahwa diantara cara diakuinya keabasahan sebuah nasab adalah dengan cara al-Istifadhoh, yaitu tersebarnya informasi secara luas dalam jumlah orang yang sekiranya tidak mungkin sepakat berbohong di sebuah wilayah atau diberbagai wilayah bahwa fulan adalah anak dari fulan atau fulan merupakan bagian dari kabilah/marga tertentu, dan tidak ada sosok ulama mu’tabar (otoritatif) yang menganulir keabsahan nasab tersebut dengan alasan yang dibenarkan syariat32 . Bahkan Para ulama menyebutkan bahwa penetapan nasab dengan cara Istifadhoh seperti diatas meruapakan Ijma’ yang disepakati oleh para Ulama, sebagaimana diterangkan dalam kitab-kitab Fiqih, diantaranya dalam kitab-kitab berikut : 1. Al-Mughni karya al-Imam Ibnu Qudamah : ي ” قلبه، شهد به،كالشهادة عىل النسب والوالدة( هذا النوع وما تظاهرت به األخبار، واستقرت معرفته ف النسب والوالدة. ي ي من السماع، وهو ما يعلمه باالستفاضة. وأجمع أهل العلم عىل صحة الشهادة بها ف الثان قال ابن المنذر: أما النسب فال أعلم أحدا من أهل العلم منع منه، ولو منع ذلك الستحالت معرفة الشهادة به، إذ ال سبيل إىل معرفته قطعا بغ يه، وال تمكن المشاهدة فيه 33 ” 2. Al-Hawi al-Kabir karya al-Imam al-Mawardi : ي " أوقات مختلفة وأحوال متباينة من وأما النسب فيثبت بسماع الخري الشائع الخارج إىل حد االستفاضة ف ض مدح، يسمع الناس فيها عىل اختالفهم، يقولون: هذافالن ابن فالن فيخصونه بالنسب وذم، وسخط، ور الخصوص، ي أمية، فيثبت نسبه ف ت ي ت ي هاشم أو من ب إىل أب أو يعمونه بنسب أعىل، فيقولون: هذا من ب والعموم، بالخريالشائع 34 " 3. Nihayathul Mathlab karya Imamul Haromain : . إبراهيم بن منصور، ا لمدخل إىل علم النسب و قواعده و عناية العرب به، ص : 35 و 62 32 ت ي البن قدامة ) 33 )141 /10 المغ. . الحاوي الكب ي)17 /35 )34 30 َ ” لها درك ُ األنساب؛ إذ ال م ي ي حقيقة التسامع ومعناه؛ فإن الحاجة ماسة إليه ف وقد حان أن نتكلم بعد هذا ف ال يتأن ر سِمع ي ُ من م ي هما أن التسامع هو االستفاضة، والتلق ر حي وغ يُ ضي وشي إال التسامع: فالذي ذكره القا ي حضهم باإلش ط االستفاضة، فربما يكتق ر الذي أراه أن من اشي اعة من غ ينك ي؛ فإن التواتر إذا كان ال يوجب ً العلم الباطن - وهو العلم حقا- فالعماد ) 1 فيه كتق ُ إثارة غلبات الظنون، وهذا ي ي ( أمر يرجع إىل العادة ف باإلشاعة، وعدم النك ي 35 ” 4. Fathul Bari karya al-Imam Ibnu Hajar al-‘Asqolani : " جمة معقودة لشهادة االس ر هذه الي تفاضة وذكر منها النسب والرضاعة والموت القديم فأما النسب فيستفاد من أحاديث الرضاعة فإنه من الزمه وقد نقل فيه اإلجماع وأما الرضاعة فيستفاد ثبوتها باالستفاضة من الجاهلية وكان ذلك مستفيضا عند من وقع له ي أحاديث الباب فإنهاكانت ف 36 " ضي هللا وقد كان الصحابة ر عنهم ينتسبون عند رسول هللا - صىل هللا عليه وسلم - إىل قبائلهم، يطالبهم بالشهود الذي يثبتون النكاح رؤية بالع ي وأجدادهم، فما كان - صىل هللا عليه وسلم - . بل كان ت عىل ذلك. الناس، دون وجود مخالف. وكانت األحكام تب باستفاضة الخ يب ي ي يكتق Yang mendasari kesepakatan ulama diatas adalah, fenomena yang terjadi di zaman Rosulullah saw, bahwa para Sahabat ra menisbatkan diri mereka kepada kabilah-kabilah dan datuk-datuk mereka, meski demikian Rasulullah Saw tidak menuntut mereka untuk menghadirkan bukti-bukti atas kebenaran nasab tersebut, Rasulullah menjadikan informasi yang telah populer (Istifadhoh) secara turun temurun tentang keabsahan nasabnya sebagai patokan selama tak ada yang menganulirnya, dan berbagai hukumpun dibangun atas dasar ini37 . Namun, apakah metode penetapan ini hanya berlaku untuk penisbatan anak ke ayah secara langsung saja, atau mencakup kakek-kakeknya ke atas yang sudah lama38 ? dalam hal ini, al-Imam Khothib as-Syarbini menegaskan bahwa metode ini juga berlaku untuk penetapan nasab kepada kakek-kakeknya dizaman yang telah . دراية المذهب ) 35 ي نهاية المطلب ف 18 /613) . فتح الباري البن حجر )5 /254 )36 يع . ) 37 ي عىل مذهب اإلمام الشاف الفقه المنه رح 4 /217 ) 38. Imadudddin Utsman dalam artikel bantahannya terhadap Buya Yahya yang dimuat dalam website resminnya www.nahdlatululum.com menyatakan bahwa Buya Yahya keliru dalam masalah ini sebab kata Imaduddin masalah ini khusus untuk menetapkan nasab anak ke ayahnya secara lgsg, Imaduddin minta agar buya Yahya membaca lagi dengan teliti padahal dalam hal ini Buya Yahya sudah benar dan ialah yang perlu membaca lagi dengan teliti. 31 lampau, sebagaimana beliu jelaskan dalam karyanya Mughni al-Muhtaj sebagai berikut : " )وله الشهادة بالتسامع المنسوب إليه )من رت، وإن لم يعرف ع ي ( أي االستفاضة )عىل نسب( لذكر أو أن أب( فيشهد أن هذا ابن فالن، أو أن هذه بنت فالن )أو قبيلة( فيشهد أنه من قبيلة كذا،؛ ألنه ال مدخل للرؤية فيه، فإن غاية الممكن أن يشاهد الوالدة عىل الفراش، وذلك ال يفيد القطع، بل الظاهر فقط، والحاجة والقبائل القديمة فسومح فيه. داعية إىل إثبات األنساب إىل األجداد المتوف ي قال ابن المنذر: وهذا مما ال 39 أعلم فيه خالفا " Maka beranjak dari hal di atas, penisbatan Saadah Ba’alawi - sebagai keturunan Rosulullah melalui jalur al-Imam Alwi bin Abdullah/Ubaidillah bin Ahmad bin Isa dst – sudah sangatlah tersebar luas, bukan hanya di Hadhromaut tapi juga diberbagai belahan dunia Islam. Istifadhohnya penisbatan nasab Ba’alawi sebagai al-Husaini ( cucu Rasulullah saw dari jalur cucunya al-Husain ra ) merupakan hal yang kasat mata di Hadhromaut secara turun temurun dari generasi ke generasi, hal itu bisa ditengok dari kitabkitab sejarah dan tarojim tentang Hadhromaut dan sekitarnya40, seperti alJauharusyaffaf, Qolaidunnahr, al-Masyo’urrowi Tarikh bin Hamid, Idamul Qut, Tarikh Zakin, dll. Bahkan bisa terlihat dengan mata kepala kita sampai hari ini, tanpa ada satupun Ulama Nasab mu’tabar yang menganulir eksistensi nasab Baalwi sebagai Asyrof Husainiyyin. Sebagaimana, Istifadhohnya penisbatan nasab Ba’alawi sebagai al-Husaini ( cucu Rasulullah saw dari jalur cucunya al-Husain ra ) di berbagai belahan dunia Islam dari zaman ke zaman bisa dilihat secara jelas dari pernyataan para ulama yang sudah saya kutip di risalah ini seputar eksistensi Saadah Ba’alwi, jika diperhatikan dengan seksama para Ulama tersebut berasal dari abad yang berbeda-beda, mereka juga dari beragam Negara bahkan Mazhab yang bebedabeda. Tanpa ada satupun Nassabah mu’tabar yang menafikannya. Hal ini menunjukkan betapa terkenalnya ( mustafidh ) Penisbatan Saadah Baalwi kepada Rosulullah saw. . ألفاظ المنهاج ) 39 ي المحتاج إىل معرفة معان ت ي )377 /6 مغ 40 رين . رشيف أ ت ي علوي و السقاف، تأليف ال النسب الهاش يىم لب ي ينظر : السم الزعاف لصاحبكتاب اإلتحاف، الطاعن ف يىس. اإلدري الحس ت ي ي يىل الكتان الليث محمد حمزة بن ع 32 Dengan demikian, Keabsahan Saadah Ba’alawi sebagai Asyrof Dzuriyyah Rosulullah saw, yang secara otomatis juga menunjukkan keabsahan status al-Imam Ubaidillah/Abdullah sebagai putra dari al-Imam al-Muhajir Ahmad bin Isa, bukan hanya ditetapkan dengan (1)pencatatan rapi mata rantai nasab ( Syarajoh Ansab )di-Internal Ba’alawi, tapi juga (2)diabadikan oleh para Ulama Nasab ( Nassabah ) dan Tarikh dalam karya-karya mereka dari berbagai generasi, madzhab dan negri serta keabshan nasab tersebut juga (3)tersebar secara Istifadhoh dari masa ke masa sebagai sebuah langkah penetapan nasab yang diakui Syariat sebagaimana telah diuraikan panjang lebar dalam risalah ini. 3 jalan di atas tentunya saling menguatkan validitas nasab sebagaimana dijelaskan oleh Syekh Ibrohim bin Manshur dalam kitabnya al-Madkhol ila Ilmi an-Nasab wa Qowaidihi : " و كذا يزداد النسب قوة عىل قوة إذا اتفقت هذه الشهرة و االستفاضة مع أقوال علماء النسب و ي هذا النسب التاري خ الثقات ف 41 " . إبراهيم بن منصور، المدخل إىل علم النسب و قواعده و عناية العرب به، ص : 52 .41 33 Pasal 3 Jawaban atas Syubhat Imaduddin Jika dibaca dan difahami dengan cermat, baik, obyektif, serta hati yang jernih, apa yang telah diuraikan dari awal pasal 1 sampai akhir pasal 2,sebetulnya sudah lebih dari cukup untuk membuktikan - dalam prespektif syariat - bahwa Keabsahan Nasab Saadah Baalwi sebagai keturunan Rosulullah saw sangat terang benderang, sehingga otomatis status Sayyidina Ubaidillah/Abdullah sebagai putra Ahmad al-Muhajir bin Isa Arrumi juga demikian jelasnya. Sebab dua hal tersebut merupakan lazim dan malzum. Karenanya, sebelum membaca pasal 3, pembaca risalah ini wajib untuk membaca pasal 1 & 2 agar mendapatkan pemahaman yang utuh. Lantas bagaimana dengan syubhat yang dilontarkan Imaduddin sebagaimana telah disinggung dalam prolog ? dalam refrensi-refrensi yang disebutkan Imaduddin yaitu; 1. Tahdzibul Ansab karya al-Ubaidili ( w : 431 H ) 2. al-Mujdi karya al-Umari ( W : 490 H ) 3. Muntaqolat at-Tholibiyyah karya Ibnu Thoba-Thoba ( W : 400an H ), 4. Asyyajaroh al-Mubarohkah “yang di klaim” sebagai karya Fakhruddin arRozi ( W : 606 H ) 5. Al-Fakhri karya al-Mirwazi (W : 614 H) 6. Al-Ashili karya Ibnu at-Thoqthoqi ( W : 709 H ) 7.
‘Umdatuttholib karya Ibnu ‘Anabah ( W : 828 H) Mengapa dalam refrensi-refrensi di atas tidak mencantumkan nama Ubaidillah/Abdullah sebagai putra al-Muhajir Ahmad bin Isa ? menurut Imaduddin, nama Abdullah bin Ahmad al-Abah bin Isa baru muncul di akhir abad ke 9 dalam kitab an-Nafhah al-Anbariyyah karya Kadzhim al-Musawi (W: 880 H) dan baru muncul Kembali pada abad ke 10 dalam kitab Tuhfatutholib karya asSamarqondi (W: 996 H )? Ubaidillah wafat di tahun 383 namun kenapa baru disebutkan Namanya sebagai anak Ahmad bin Isa pada akhir abad 90 ? kemana saja selama lebih dari 500 tahun ? Sehingga Imaduddin berkesimpulan bahwa status kakek dari Baalawi yaitu Ubaidillah sebagai anak dari Ahmad bin Isa ar-Rumi sulit 34 untuk untuk dibuktikan secara Ilmiah. Demikian syubhat yang dilontarkan Imaduddin. Mari kita jawab secara runut : 1. 7 kitab yang dikutip Imaduddin memang tidak ada yang menyebutkan anak Ahmad bin Isa yang Bernama Ubaidillah/Abdullah, namun yang perlu diperhatikan juga, tidak ada satupun dari 7 kitab tersebut yang Menafikan Abdullah sebagai putra Ahmad bin Isa. Sebab, tidak menyebutkan berbeda dengan menafikan. Senada dengan hal tersebut, tidak disebutkan bukan berarti tidak ada, sebab mungkin saja ada tapi tidak disebutkan. Ini merupakan logika yang sangat mendasar dalam sebuah kajian ilmiah. 2. Tidak menyebutkan bisa disebabkan karena kitab tersebut memang ringkasan ( Mukhtashorot ) sehingga hanya menyebutkan sebagian atau bisa juga karena muallif hanya menyebutkan berdasarkan Informasi yang ada padanya, sehingga tidak menutup kemungkinan adanya informasi tambahan lain. hal ini terkadang disebabkan karena jauhnya wilayah penulis dari nama yang tidak disebutkan bersamaan dengan sulitnya sarana transportasi dan komunikasi di masa lampau, oleh karena itu, setiap pengarang kitab punya kelengkapan data yang berbeda kadarnya satu sama lain. Dan ini sangat banyak terjadi di kitab-kitab nasab bagi yang membadingkan satu kitab dengan kitab lainnya. 42 3. Disisi lain, seluruh muallif dari 7 kitab yang disebutkan tidak ada yang mensyaratkan dalam kitabnya bahwa ia “ mencantumkan seluruh nasab yang ada “ atau Syarthul al-Hashr wal Istiqsho. Sehingga para penulis itu senidiri tidak menutup kemungkinan adanya nama-nama lain yang belum ia cantumkan. Bahkan 4 dari 7 kitab yang disebutkan oleh Imaduddin ( Yaitu; Tahdzibul Ansab, Al-Fakhri, AL-Ashili dan ‘Umatutholib) secara eksplisit menyebutkan huruf ( من (ketika menyebutkan anak Ahmad bin Isa yang berarti At42 : ينظر . رين رشيف أ ت ي علوي و السقاف، تأليف ال النسب الهاش يىم لب ي السم الزعاف لصاحبكتاب اإلتحاف، الطاعن ف يىس. اإلدري الحس ت ي ي يىل الكتان الليث محمد حمزة بن ع 35 Tab’idh/Sebagian/diantaranya. Jadi, kesimpulan awalnya, tidak disebutkannya Abdullah/Ubaidillah sebagai bagian dari anak Ahmad bin Isa dalam 7 kitab di atas sama sekali tidak bisa diartikan bahwa tidak ada anak Ahmad bin Isa yang bernama Abdullah/Ubaidillah. 4. Lantas apa benar tuduhan Imaduddin bahwa nama Abdullah bin Ahmad bin Isa baru dimunculkan pertama kali dalam kitab an-Anfhah al-‘Anbariyah di akhir abad ke 9 ? sehingga nama itu baru muncul setelah 5 abad lebih ? Tentu siapapun yang sudah membaca uraian panjang pada pasal 1 dari risalah ini pasti langsung sadar bahwa pernyataan Imaduddin tersebut sangat keliru. kesaksikan para Ulama terakit keabsahan nasab Saadah Baalwi yang telah kami kutip dari berbagai kitab mulai dari poin no 1 sampai 7 di pasal 1 risalah ini semuanya merupakan pernyataan ulama yang hidup sebelum pengarang kitab an-Nafhah al-‘Anbariyyah yang hidup di akhir abad ke 9, sehingga keterangan dalam kitab an-Nafhah al-Anbariyyah itu sudah sesuai dengan refrensi-refrensi sebelumnya, tidak seperti tuduhan ngawur Imaduddin terhadap kitab an-Nafhah al-‘Anbariyyah dengan mengatakan bahwa “ Sepertinya ia muncul dari ruang hampa43 “. 5. Bahkan, sebagaimana telah saya muat di poin no 1 dan 18 dalam pasal 1, al-Imam an-Nassabah al-Hafidz Muhamad Murtadho az-Zabidi ( W : 1205 H) dalam karyanya ar-Raudhul Jali fi Nasabi Bani Alawi beliau mengutip pernyataan Mush’ab az-Zubairi44 tentang status Ubaidillah/Abdullah sebagai salah satu anak Ahmad al-Muhajir bin Isa, Az-Zabidi juga menegaskan bahwa Mush’ab Az-Zubairi se zaman dengan Ubaidllah bin Ahmad. Bukan hanya Mus’ab Azzubairi, al-Imam Murtadho az-Zabidi dalam masalah ini juga mengutip dari kitab Musyajjarul Ansab karya al-Umari ( W : 490 H ) serta pernyataan Syaikh 43 . Imaduddin, Menakar Kesahihan Nasab Habib di Indonesia : hal 16. ض عن مصعب الزب ي 44 قول السيد ممحمد مرت ي . و ف ي أنه "كان من معارصي سيدنا عبدهللا أو قريبا منهم " أنه أراد ي ختام القرن الثالث الذي روىكتاب )أنساب قريش( المطبيع بأوربا الذي ف بمصعب هذامصعب ابن الزب يابن بكار المتوف سنة ألفه والده الزب ي بن بكار المتوف 256 ـه ) القاعد ي الشواهد الجلية عن مدى الخلف ف ة الخلدونية ص 44) 36 as-Syarof al-‘Ubaidili (W: 437 H) tentang Hijrahnya Ahmad bin Isa bersama anaknya Abdullah45 . 6. Mungkin ada yang bertanya, mengapa ungkapan al-Ubaidili tersebut tidak disebutkan dalam karyanya “Tahdzibul Ansab“ yang cetakannya sudah beredar ? dari mana al-Imam Murtadho az-Zabidi mengutip ungkapan tersebut padahal dalam kitab “Tahdzibul Ansab” yang merupakan karya al-Ubaidili itu sendiri ungkapan diatas tidak ditemukan ? hal ini – Sekali lagi - bisa dijelaskan sebagai berikut : a. Al-Ubaidili ra tidak hanya memiki 1 karya saja, namun beliau memiliki banyak karangan dalam ilmu Nasab46, bahkan Muhaqqiq Tahdzhibul Ansab sendiri menyebutkan bahwa al-Ubaidili memiliki kitab tentang nasab yang berjudul al-Mabsuth fi an-Nasab setebal sepuluh ribu satu lembar, sehingga Tahdzibul Ansab ukurannya jauh lebih kecil dari kitab tersebut47. Artinya, tidak semua ungkapan al-Ubaidili ada dalam tahdzibul Ansab, dengan demikian jika tidak ada dalam Tahzibul Ansab, pernyataan al-Ubaidili ada dalam karyanya yang lain, baik yang masih makhthuth (manuskrip) atau mafqud. b. Pernyataan al-Ubaidili diatas dimuat oleh al-Imam an-Nassabah Muhammad Murtadho az-Zabidi, beliau adalah seorang rujukan dan Imam dalam bidang Ilmu Nasab yang bisa dijadikan hujjah, alMuhaddits al-Kattani berkata : "كان الناس يرحلون إليه ويكاتبونه لتحرير أنسابهم و تصحيحهامن المرشق إىل المغرب 48 " Artinya : di zaman al-Imam Murtadho az-Zabidi, orang-orang dari barat dan timur melakukan perjalanan menuju beliau dan menyurati beliau untuk membukukan nasab mereka dan mengoreksinya. ت ي علوي ص : 45 نسب ب ي . النسابة الزبيدي، الروض الج يىل ف 119- 125. 46 . يىلّ َ بن ع ي سَ حُ ْ بن ال يىلّ َ ن ع ر اب َ غ ص َ األ ي سَ حُ ْ ن عبد هللا بن ال ( اب يىلّ َ د بن ع َّ م حَ ُ د بن م َّ م حَ ُ يىل م ف العبيد رش ّ رين )شيخ ال بن أ ْ و ال ُ ب َ ا أ َ م ُ ه ن َ ي هللا ع َ ض ِ الب ر َ ط َ ان َ ك َ ة و َ ث مائ َ َل َ ث َ و َ ِ ي ث َ َل َ ث َ ان و َ م َ ف ولد سنة ث رش ّ شيخ ال ِديّ ا َ د غ َ ب ْ النسابة ال ي ت ِ ي سَ حُ ْ ِي ال علو ْ حسن ال ف رش ّ ا لقب شيخ ال َ ذ َ ِ ه ل َ اب و سَ ن َ ِي علم األ ف ً فريدا ة ِثريَ َ له تصانيفك َ و َّ ن ِ ال إ َ ق ُ ا ي َ ه ي َ ل ِ إ َ ع َ ج َ ر َّ موصل ثم ْ ال َ ِىل اد إ َ د غ َ تقل من ب شعر ان َ و ه بالوفيات ج ي من شعره )الواف ُ ه َ ي كتاب الديارات ل احب األغان ن ص َ َ ة وروى ع َ بع مائ ر َ أ َ و َ ِ ي ث َ َل َ ث َ ق سنة سبع و ش َ ِدم ِ ب ي ّ توف 1 ص : )109 47 مقدمة تحقيق تهذيب األنساب، تحقيق الشسخ محمدكاظم المحمودي، ص : 10. 48 ، ي يح . فهرس الفهارس، الكتان ج : عبد ال 1 ص : 528. 37 Tidak hanya itu, al-Imam Murtadho Azzabidi juga dijuluki Khotimah an-Nassabah Abad 12 dan 13 H, Bahkan Muhaqqiq kitab ar-Raudhujali Dr. Muhammad Abubakar Badzeib menyebutkan dalam muqoddimah tahqiqnya bahwa az-Zabidi memilki tidak kurang dari 25 karya tulis dalam bidang Ilmu Nasab49 . Sehingga kepakaran, kapabilitas dan otoritas al-Imam Murtadho AzZabidi dalam Ilmu Nasab tidak diragukan lagi, karena beliau adalah Hujjah dalam Ilmu Nasab. Dengan demikian, jika kita belum berhasil melacak sumber kutipan beliau, berarti beliau dengan segala - kapabilitas juga amanah ilmiahnya - menjangkau refrensi yang tidak kita jangkau dan penyampaian beliau menjadi riwayat yang mautsuqoh ( dipercaya ) dalam hal ini, sebagaimana kaidah yang masyhur dalam ilmu periwayatan ( من (حفظ حجة على من لم يحفظ (الزيادة من الثقة مقبولة )kaidah 50dan 51 begitu pula kutipan An-Nassabah az-Zabidi dari kitab al-‘Umari yang berjudul Musyajjarul Ansab52 . 7. Demikian pula kitab-kitab para ulama mu’tabarin lainnya dalam Ilmu Nasab dan Tarikh yang telah kami kutip kesaksiannya pada poin 1-18 di Pasal 1, beserta berbagai sumber yang muktabar lainnnya. Jarak waktu tidak lantas menghilangkan keilmiahan kitab-kitab tersebut sebagai refrensi otoritatif (mu’tabar), sebab kesaksian yang mereka sampaikan bukanlah hasil ijtihad apalagi mengarang bebas, itu semua adalah murni periwayatan yang mereka tuangkan dari sumber-sumber yang mereka anggap valid, otoritatif dan memenuhi standard Syariat53 . Karenanya, jika kita perhatikan riwayat-riwayat tersebut saling klop dan menguatkan satu sama lain. Apalagi soal nasab, ada ancaman khusus dengan laknat dan neraka bagi yang mengarang nasab terlebih mengatas namakan Rosulullah saw, sehingga para ulama besar tersebut akan lebih hati-hati dalam menisbatkan kepada . علوي، ل د. محمد أبوبكر باذيب، ) عمان : دار الفتح 49 ت ي نسب ب ي مقدمة تحقيق الروض الج يىل ف 1444 ـه ( ص 22 – .27 رشح نخبة الفكر للقاري )ص: 50 )327 . يىل )ص: 51 توضيح نخبة الفكر ت الرحي ي . نزهة النظرف 212 ) أية م 52 ي .كان مخطوطة و ال يعلم وجودها ف كتبة كانت. ي علم النسب، حس ي حيدر الهاش يىم 53 ص . ينظر : رسائل ف 24 38 Rosulullah saw. Dengan menolak mentah-mentah berbagai sumber tersebut, Apakah Imaduddin berani mengatakan al-Imam al-Jundi, alImam al-Yafi’i, al-Imam as-Sakhowi, al-Imam Ibnu Hajar, al-Imam azZabidi (Sohibuttajriid), al-Imam Ibnu ‘Imad, al-Imam Ba Makhromah, al-Imam Amir as-Shon’ani, Al-Imam Murtahdo az-Zabidi, al-Imam AnNabhani dll yang secara serentak memberikan keterangan tentang keabsahan nasab Saadah Baalwi telah mengarang atau berdusta atau kompak berbicara tanpa dasar ? 8. Oleh karena itu, ada kesalahan mendasar dalam metode penelitian Imaduddin dalam hal ini, yaitu Syarat “ harus adanya kitab yang ditulis di zaman Ahmad bin Isa atau mendekatinya dan menganggap kitabkitab yang datang di masa-masa berikutnya sebagai sumber yang tidak mu’tabar” ! Seolah para Ulama mu’tabarin yang datang di abadabad belakangan dengan periwayatan mereka melalui sumber dan jalur mereka masing-masing dibuang begitu saja ? apalagi banyak kitab-kitab mutaqoddimin (abad 6 kebawah) dalam Ilmu ansab yang telah hilang ( Mafqud), musnah dan tidak ditemukan keberadaanya. Jika kita teliti kitab-kitab seperti Thobaqot an-Nassabin karya Abu Zaid, Munyaturroghibin fi Thobaqotinnassabin karya An-Nassabah Kammunah, Mu’jamunnassabiin karya Muhammad Aal Rosyiid, dll, d di situ terlihat jelas bagaimana puluhan bahkan ratusan kitab Ansab mutaqoddimin tidak ditemukan keberadaan manuskripnya ( Mafqud ), karena hilang, rusak, terbakar, dan ada juga yang diduga masih ada tapi tidak diketahui keberadaannya. Namun apakah seluruh substansi kitab-kitab tersebut sudah hilang pula ? sebagian dari substansinya masih ada di kitab-kitab mutaakhirin karena sudah dikutip dan dimuat. Jika berpatokan kepada kaidah dan syarat yang dibuat Imaduddin dalam masalah nasab ini, yaitu tidak mengakui keilmiahan sumber selain primer, dalam kasus ini periwayatan dari mutaakhirin yang mengutip dari sumber yang sudah hilang ( Mafqud ) tidak diakui dan tidak ada gunanya lagi. Ini fatal sekali dalam khazanah keilmuan. 9. Lagipula dalam bukunya tersebut Imaduddin-lah orang pertama yang melanggar syarat yang ia buat sendiri; ketika ia menyusun dalil bahwa 39 Imam Ali al-Uraidhi mempunyai anak yang bernama Imam Muhammad an-Nagib ( W : 230 H ) dan menyusun dalil bahwa Imam Muhammad an-Nagib mempunyai anak yang bernama Isa ( W : 270 H ), Imaduddin menggunakan kitab Tahdzibul Ansab karya al-Ubaidili ( W : 435 H ) dam kitab As-Syajaroh Mubarokah karya “ Fakhrurrozi ” ( W : 606 H ), padahal al-Ubaidili hidup lebih dari satu abad setelah Muhammad an-Nagib dan Isa ar-Rumi, bahkan Fakhurrozi lebih dari 3 Abad. Mengapa Imaduddin tidak menggunakan rujukan yang sezaman dengan kedua tokoh ahlul bait tersebut seperti Ansab Quraiys karya Azzubairi ( W : 236 H ) ?! Begitupula didalam mengambil kesimpulan bahwa Ahmad bin Isa tidak mempunyai anak yang bernama Abdullah/Ubaidillah, Imaduddin menitikberatkan argumennya kepada kitab as-Syajaroh al-Mubarokah “ karya Fakhrurrrozi” ( W : 606 H ) yang menyebutkan bahwa Ahmad bin Isa memilki 3 anak; Muhammad, Husein dan Ali, argumentasi Imaduddinn ini menabrak syarat dan kaidah yang dia buat sendiri, sebab Ar-Rozi hidup jauh ( hampir 2 abad) setelah wafanya Ahmad bin Isa (W: 345 H ). karenanya Imaduddin dalam penelitiannya Inkonsisten dan kontradiktif serta membenturkan dirinya dengan kaidah yang telah ia karang sendiri. 10.Dari semua yang telah diuraikan, kesimpulannya; jika Imaduddin mengutip 7 kitab yang tidak menyebutkan juga tidak menafikan Ubaidillah/Abdullah sebagai anak Ahmad bin Isa, maka dengan segala keterbatasan refrensi dalam risalah ini kita telah menyebutkan belasan bahkan puluan refrensi otoritatif yang menyebutkan Ubaidllah/Abdullah sebagai anak Ahmad al-Muhajir. Disisi lain, tidak ada refrensi mu’tabar yang menafikannya, sehingga tidak ada yang bertentangan. Artinya, refrensi-refrensi yang menyebutkan status Ubaidillah sebagai salah satu anak Ahmad bin Isa merupakan tambahan data dan informasi bagi 7 refrensi Imaduddin yang tidak menyebutkannya, karenanya informasi tambahan inilah yang 40 dijadikan pegangan sesuai dengan kaidah dalam ilmu periwayatan; (من حفظ حجة على من لم يحفظ) (الزيادة من الثقة مقبولة) kaidah 54dan 55 . 11. Sebagai catatan : kebenaran penisbatan kitab as-Syajaroh alMubarokah kepada al-Imam Fakhrurrozi ( W : 606 H ) dipertanyakan oleh beberapa peneliti, diantaranya seorang muhaqqiq ternama DR. Muhamad Abubakar Badzeib dengan alasan yang cukup kuat, diantaranya : a. Dalam Muqiddmah Tahqiqnya yang di tulis tahun 1409 H halaman 11, As-Sayyid Mahdi ar-Roja’i menyebutkan bahwa 1 nuskhoh manuskrip dari Asyyajaroh al-Mubarokah yang dinisbatkan kepada ar-Rozi ( W : 606 H )ditemukan Allah Ayatullah al-Mar’asyi ( W : 1411 H ) seorang pembesar Ulama Syiah, di perpustakan masjid Sultan Ahmed 3 di Istanbul, Turkey. b. Padahal setelah kami melacak ke berbagai refrensi yang menyebutkan biografi ar-Rozi juga karya-karyanya, selama 1000 tahun ( 606 H – 1400 H ) tidak ditemukan Ulama yang menyebebutkan bahwa Fakruddin Arrozi memiliki kitab yang bernama as-Syajaroh al-Mubarokah56. Dan hal inipun diakui secara obyektif oleh Muhaqqiq kitab as-Syajaroh al-Mubarokah As-Sayyid Mahdi ar-Roja’i dalam muqoddimah Tahqiqnya. c. Disamping itu tidak ada nuskhoh pembanding dalam mentahqiq kitab ini dan penisbatannya kepada Fakhrur Rozi, sehingga kitab ini hanya nuskhoh satu-satunya tanpa Muqobalah dan tanpa ada satupun ulama yang menyebutkan selama 1000 tahun bahwa Fakhrurrozi memilik kitab As-Syajaroh al-Mubarokah dalam Ilmu al54 :ص )للقاري الفكر نخبة رشح )327 . يىل )ص: 55 توضيح نخبة الفكر ت الرحي ي . نزهة النظرف 212 ) . التاري خ: 56 ي رين الكامل ف 12 / 120 الدم، الورقة: ، والتاري خ المظفري البن أ 230 ،وتاري خ الحكماء: 291 - 293 ،ومرآة الزمان: 8 / 542 - 543 ،وعقود الجمان البن الشعار: 6 / الورقة: 54 - 60 ،والتكملة للمنذري: 2 جمة: ر / الي 1121 ،وذيل : يَع الروضت ي 68 ،وعيون االنباء: 3 / 34 - 45 : ، والجامع المختضالبن السا 9 / 306 - 308 ،وتاري خ ابن العريي: 240 ، ، والمختضألرين 3 / 118 ،وتاري خ اإلسالم: 18 / 1 / 232 - 244 ،ودول اإلسالم: ووفيات األعيان: 4 / 248 - 252 الفدا: ي 2 / 84 بالوفيات: ان االعتدال وغ يها منكتبه، والواف ، وطبقات السب 5 / 33 - 40 ،س ي يك ، والعري، وم ي 4 / 248 - 259: أعالم النبالء ط الرسالة )21 /500 )والبداية البنكث ي: 13 / 55 - 56 ،والعقد المذهب البن الملقن، الورقة: 74 - 75 ، ضي شهبة، الورقة: ت ي وطبقات النحاة البن قا 48 ،ولسان ابن حجر: 4 / 426: ، وعقد الجمان للعي 17 / الورقة: 322 - ي 324 ،والنجوم الزاهرة: 6 / 197 - 198 ،ومعجم الشافعية البن عبد الهادي، الورقة: 47 – 48 ،عيون األ طبقات نباء ف األطباء 470. 41 Ansab. Artinya, kitab ini baru muncul nama dan fisiknya lebih dari 1000 tahun setelah muallifnya wafat. d. Justru, yang disebutkan oleh para Ulama seperti Yaqut al-Hamawi ( W : 626 H ) yang hidup sezaman dengan Fakhrurrozi dalam dalam kitanya Mu’jamul Buldan bahwa Arrozi -di masa tuanya- meminta kepada muridnya Ismail al-Mirwazi (614 H ) untuk menuliskan untuknya buku tentang nasab at-Tholibiyiin, lalu sang murid menulis kitab tersebut dan memberikannya judul al-Fakhri, mengambil dari julukan gurunya sebagaimana dicantumkan dalam muqoddimah kitab al-Fakhri. Lalu Fakhrurrozi pun belajar kitab alFakhri tersebut dari muridnya57 . Kitab al-Fakhri karya al-Mirwazi ini ada dan diakui keberedaannya oleh para Ulama berbeda dengan penisbatan as-Syajaroh al-Mubarokah kepada al-Imam ar-Rozi. e. Al-Imam Fakhrurrozi terkenal sebagai seorang Sunni Syafi’i, namun anehnya dihalaman ke 78 dalam kitab asy-Syajaroh al-Mubarokah, tatkala penulis menyebutkan putra dari al-Imam Hasan al-‘Askari, penulis as-Syajaroh al-Mubarokah mengatakan : " صاحب الزمان عجل هللا فرجه الشريف " Penulis kitab menyebutkan anak al-Imam Hasan al-‘Askari adalah Sohibuzzaman, sedangkan yang dimaksud dengan “ Sohibizzaman” adalah al-Imam Mahdi Imam ke 12 yang diyakini oleh kelompok Syiah sebagai putra al-Imam Hasan al-‘Askari ( Imam ke 11) yang disembunyikan oleh Allah, karenanya dalam redaksi as-Syajaroh al-Mubarokah tersebut dilanjutkan dengan doa “ Semoga Allah mempercepat kemunculannya yang mulia “. Keyakinan ini identik dengan keyakinan kelompok Syiah, sehingga sangat aneh jika katakata diatas dinisbatkan kepada Fakhruddin ar-Rozzi yang notabenenya adalah Ulama besar Sunni Asy’ari. Jika melihat indikator-indikator diatas, keabsahan penisbatan kitab asy-Syajaroh al-Mubarokah kepada al-Imam Fakhrurrozi . ياقوت الحموي، معجم البلدان )2 /265 )57 42 memang meragukan dan patut dipertanyakan. Dan kitab inilah yang dijadikan salah satu rujukan utama oleh Imaduddin. Sebagai penutup, sebetulnya jawaban saya atas syubhat Imaduddin di pasal 3 ini tidak terlalu penting, sebab Keabsahan nasab Saadah Baalwi sebagai Asyroof ( Ahlul Bait ) sudah ditetapkan melalui (1) Itsifadhoh ( Kemasyhuran ) lintas wilayah dan generasi,(2) pencatatan syajarah nasab Baalwi yang terjaga rapi serta diperkuat dengan (3) kesaksian banyak Ulama besar ahli nasab dan sejarah dari berbagai negara dan generasi seperti apa yang telah diuraikan panjang lebar di pasal 1 dan 2 , sehingga syubhah rapuh yang dipropagandakan oleh Imaduddin tidak akan mempengaruhi hal tersebut. Hanya saja, dengan di pasal ke 3 ini saya berharap agar Imaduddin dan yang ikut mempropagandakan syubhatnya dibukakan mata hatinya oleh Allah agar melihat hal yang terang benderang ini, seraya memohon kepada Allah agar mata kita semua tidak dibutakan oleh kebencian, sebab mata yang dibutakan oleh kebencian akan melihat siang hari gelap gulita, sebagaimana ungkapan syair : رشت له األضواء وجحود من جحد الصباح إذا بدا ... من بعد ما انت ما ذاك أن الشمس ليس بطالع ..... بل أن عنا أنكرت عمياء 58 أعيان القرن الحادي عرش . 58 ي خالصة األثرف (75/ 1( 43 EPILOG Risalah ini alfaqir susun bukan untuk membangga-banggakan nasab, apalagi menyombongkannya. Mebanggakan dan menyombongkan merupakan perbuatan jahiliiyah. Bahkan Rosulullah saw mengingatkan bahwa nasab yang baik tidak akan mengangkan seseorang yang buruk amalnya59 . Para Pendahulu Saadah Ba’lawi pun selalu memberi peringatan agar Abna’ Saadah Baalwi tidak tertipu dengan nasabnya dan merasa cukup dengan amal soleh yang dilakukan oleh datukdatuknya, Berkata al-Imam Abdullah bin Alawi al-Haddad ra: رين ثم ال بالنسب ... ال و ال تقنع بكان أ تغي رّ ... أحمد الهادي إىل السي رت ي الهدي خ ين ي و اتبع ف 60 Sebaliknya, nasab mulia seorang Sayyid khususnya dari Baalwi seharusnya bisa membuat nya termotivasi untuk bisa meniru para leluhurnya yang mulia dengan iman yang kokoh,taqwa kepada Allah, akhlaq yang baik, memperbanyak amal soleh serta bermanfaat seluas-luasnya untuk agama, nusa dan bangsa. Berkata seorang pendahulu ahlul bait kepada putranya “ Duhai anakku, ilmu itu indah, namun akan lebih indah jika ilmu itu ada pada diriku dan dirimu ( yang bernasab mulia). Sebaliknya duhai anakknu, kebodohan itu buruk, namun akan lebih buruk jika kebodohan itu ada pada diriku dan dirimu ”. Risalah ini alfaqir tulis tidak lain untuk menunaikan wewajiban menyampaikan kebenaran dan meredam fitnah ditengah Ummat yang hendak membenturkan Para Ulama/Kyai dengan Habaib. Ahlul Bait adalah Dzurriyyah Rosulullah saw sedangkan para Ulama dan Kyai adalah para Warotsatul Anbiya’, Pewaris Rosulullah saw. Keduanya merupakan unsur yang tidak terpisahkan, mereka semua merupakan penyambung risalah dakwah Rosulullah saw yang wajib kita hormati, cintai dan ikuti selama istiqomah dalam rel ajaran Rosulullah saw. Persatuan, keharmonisan dan sinergi diantara Ulama dan Habaib yang istiqomah adalah kemajuan ummat, sebagaiman perbenturan dan perpecahan antara Ulama dan Habaib adalah kerugian besar untuk Ummat, . صحيح مسلم حديث رقم 2699 59 60 . ديوان الحداد ص : 684 44 Oleh karena itu, di akhir risalah singkat ini, alfaqir menghimbauh kepada Ulama, Kyai, Habaib dan Ulama agar stop segala kegaduhan ini, waspada fitnah dan adu domba, mari bersatu padu berjuang menjaga dan mensyiarkan Agama serta membangun bangsa dan Negara Kesatuan Repulik Indonesia. Tentunya, dengan segala keterbatasan alfaqir dan waktu penulisan yang singkat, banyak sekali kekurangan dalam risalah ini, jika pembaca sekalian menemukan kesalahan atau memiliki masukan, maka alfaqir sangat mengharapkan hal tersebut, khususnya masukan dari para Ulama dan Tuan Guru. mudahmudahan Allah swt memberikan keberkahan dan manfaat dalam risalah ini bibarkati Rosulillah saw dan Aslafuna Solihin. Wallahu ‘Alam. و صىل هللا عىل سيدنا محمد و عىل آله و صحبه و سلم تسليماكث يا و الحمد هلل رب العالم ي