Ali bin Muhammad bin Jadid Kunci Pembuka Misteri Nasab Ba Alawi

 



Sabtu, 8 Juli 2023

Faktakini.info

Muhammad Salim Kholili 

ALI BIN MUHAMMAD BANI JADID KUNCI PEMBUKA MISTERI NASAB BA ALAWI

Saya sudah menduga pada akhirnya Ali bin Muhammad Bani Jadid akan menjadi titik awal pembuka misteri nasab ini.

Kenapa ?

Karena meskipun beliau bukan kakek moyang Bani Alawi tapi masih merupakan saudara senasab sebab bertemu pada Abdullah bin Ahmad Al Muhajir yang dianggap fiktif oleh K.Imad sehingga kalau memang sosok Ali ini terbukti valid wujud dan nasabnya otomatis memvalidasi wujud kakek moyangnya (Abdullah) dan yang jelas beliau seorang yang cukup banyak meriwayatkan dan diambil riwayatnya sehingga dapat ditelusuri perjalanan hidupnya lebih luas.

Gus Rumail Abbas mengambil jalan memutar dalam pembuktian nasab Ba Alawi melalui dunia periwayatan/persanadan namun bagi orang yang menekuni ilmu syariat tentu tahu jalan ini lebih kuat.

Apa sebabnya ?

1. Dalam ilmu sanad/riwayat kejujuran adalah hal paling utama, jika tidak jujur maka kredibilitas periwayatannya dipertaruhkan.

2. Dalam ilmu sanad/riwayat hafalan sepaket dengan kejujuran, orang yang tidak kuat hafalannya maka periwayatannya pun akan dipertanyakan.

Sehingga, saat kita menelusuri nama seseorang lewat mata rantai sanad/riwayat tentu validitasnya cukup kuat sebab perowi tentu akan berhati-hati menghindari kesalahan dalam penyebutan nama perowi di atasnya agar tidak meruntuhkan kepercayaan orang akan riwayatnya.

Perihal Ali bin Muhammad Bani Jadid dalam kitab "Ghoyatu Ibtihaj" (sebuah kitab yang merangkai kumpulan sanad kitab shohih Muslim) menyebutkan bahwa dua orang perowi anak Mizwaruddin menerima sanad riwayat Shohih Muslim dari As Syarif Ali bin Muhammad Bani Jadid Al Husaini tahun 606 H (di tahun yang sama dengan penulisan As Syajaroh Al Mubarokah).

Hal ini membuktikan dua hal:
Pertama, Ali bin Muhammad Bani Jadid sudah dikenal sebagai keturunan Rasulullah dari jalur Husaini di masa hidupnya dibuktikan dengan muridnya yang menyebutnya As Syarif Al Husaini.

Sebagaimana kita tahu akan kehati-hatian manhaj ulama' dulu dalam menerima dan memberi sanad maka penyebutan nama seseorang sebagai As Syarif Al Husaini (keturunan Nabi dari jalur Husain) oleh para perowi dalam sanad tentu tidak main-main dan berangkat dari kejujuran serta kehati-hatian, terlebih murid-murid sanad Ali bin Muhammad Bani Jadid kemudian tidak kurang dari Ahli Hadist seperti Imam Ibnu Hajar Al Asqalani dan Imam As Sakhowi.

Dengan adanya rantai sanad ini, maka menjadi amat mengherankan jika nantinya K.Imad tetap konsisten dengan tuduhannya kepada Ali bin Muhammad Bani Jadid sebagai pemalsu (pencangkok) nasab (Lihat Gambar 2).

Sebab mana mungkin seorang perowi mempertaruhkan kredibilitas riwayatnya dengan memberikan riwayat pada pembohong nasab ? Atau mana mungkin juga perowi mengambil sanad pada pembohong nasab ?

Jika itu terjadi tentu riwayatnya menjadi ternodai dan tidak dapat dijadikan acuan lagi terlebih riwayat itu adalah kitab Shohih Muslim (Kitab Hadist paling shohih setelah Shohih Bukhari).

Kedua, Dengan As Syajaroh Al Mubarokah tidak mengabadikan nasab Ali bin Muhammad ini membuktikan bahwa kitab ini tidak lengkap menyebutkan keturunan Rasulullah sampai masa penulisan kitab itu.

"Lho bisa saja kan murid sanad Ali bin Muhammad tidak tahu kalau gurunya pembohong nasab sedangkan Imam Fakhrurrozi penulis As Syajaroh Al Mubarokah tahu ?"

Jawabnya, dengan pertanyaan lagi "Muridnya yang ketemu dengan Ali bin Muhammad dan bersinggungan dengan orang sekitarnya saja tidak tahu kok masak Imam Fakhrurozi yang diragukan kapan ketemu Ali bin Muhammad bisa tahu ?"

Ahli Hadist dulu itu jangankan orang bohong soal nasab, seorang rowi tidak mengamalkan hadits yang diriwayatkannya saja ditandai kok.

Fa'tabiru...

Wallahua'lam.