Bantah Tudingan Imaduddin soal Ubaidillah, Rumail Abbas: Tipis-tipis dulu, ya

 

Rabu, 26 Juli 2023

Faktakini.info

TIPIS-TIPIS DULU, YA~

Saya bahas tipis-tipis dulu, ya, karena merestorasi manuskrip tua membutuhkan waktu, dan saya pun masih pegal-pegal sehabis penelitian lapangan.

Silakan klik dulu: https://fb.watch/l-lVwfuWoA/

Video yang Anda tonton barusan adalah bantahan saya untuk Kiai Imaduddin bahwa Abdullah ibn Ahmad Al-Muhajir (kelak ia dipanggil Ubaidillah, akan saya ulas di video lain) tidak memiliki jejak syuhroh-istifadloh. Tepat di sini beliau membatalkan nama cangkokan ini sebagai keturunan Rasul dengan kitab Al-Syajarah Al-Mubarokah (w. 606 H).

Padahal, di tahun yang sama (606 H.) sudah ada konfirmasi nama Abdullah ibn Ahmad Al-Muhajir melalui keturunannya bernama Ali Bajadid (apakah Bajadid bersaudara dengan Baalawi? Akan saya ulas di video lain!).

Lantas, apakah kepopuleran (istifadl) Abdullah ibn Ahmad Al-Muhajir yang ditopang lima macam kepungan historis bisa dikalahkan oleh kitab tunggal bernama Al-Syajarah Al-Mubarokah yang problematis itu?

Oke, syuhroh-istifadloh yang saya ajukan memang bertarikh 606 H. belum sezaman dengan wafatnya Ahmad Al-Muhajir (345 H.). Tapi paling tidak, di tahun 606 H. sudah terkonfirmasi bahwa Bajadid (dan Baalawi) adalah Syarif (keturunan Imam Ali dari Siti Fathiman) dan Husaini (dari jalur Imam Husain).

Bantah itu dulu saja!

Dan ada satu fakta unik: Al-Syajarah Al-Mubarokah punya satu lagi kerancuan.

Ia diterbitkan dua kali, tahun 1409 dan 1419. Pada unggahan di bawah, pada halaman 156 dan 170, Fahrurrazi ternyata keliru menuliskan silsilah Al-Ubaidily:

Muhammad ibn Muhammad ibn Ali ibn HUSAIN

Jika dibandingkan dengan silsilah Al-Ubaidili dari kitabnya sendiri (Tahdzibul Ansab, hlm. 222) dan ulama nasab sezaman dengan Fahrurrazi, yaitu Al-Marwazi (Al-Fakhri, hlm. 67), silsilah Al-Ubaidili ialah:

Muhammad ibn Muhammad ibn Ali ibn HASAN

Apakah Fahrurrazi bisa sefatal itu menulis silsilah ulama nasab yang dikenal dengan "nassabat al-asyraf (ahli nasabnya keturunan Rasul"?

Oh, mungkin salah ketik. Hasan & Husain, kan, agak mirip. Mungkin itu gumam hati Anda.

Coba sini tunjukkan manuskripnya, apakah benar tertulis Hasan ataukah memang tertulis Husain? Jika ternyata tertulis Hasan, akan saya tarik kerancuan itu. Tapi jika ternyata tertulis Husain, maka ada enam macam kerancuan yang dimiliki Al-Syajarah Al-Mubarokah.

Pertanyannya: apakah kitab ini sahih dijadikan sandaran Kiai Imaduddin untuk membatalkan nasab Baalawi?

Salam,
Rumail Abbas