Damai Lubis: Jokowi dukung PS = Prestise, Jokowi Inkonsisten, Islah Bahrawi harus Santun!

 



Rabu, 2 Agustus 2023.

Faktakini.info


*Jokowi dukung Prabowo hanya prestise dan prestasi*


Damai Hari Lubis


Siapapun sosok, diantara Prabowo Subianto atau Ganjar Pranowo, dan siapapun pasangan wapres keduanya, yang bakal menjadi presiden dan wakil presiden di 2024 Jokowi tidak akan gundah. Asal bukan Anies - AHY. 


Oleh sebab, Jokowi dalam konstelasi politik perebutkan kursi RI.1 yang gejala - gejala politiknya pro Prabowo hanya sekedar permasalahan prestise atau gengsi. Jokowi inginkan prestasi, bahwa dirinya dapat mengalahkan sosok bakal presiden yang mendapatkan dukungan dari Megawati Soekarno. Hanya itu.


Latar belakangnya adalah, bahwa Jokowi " mungkin merasa berkali- kali dihinakan oleh Mega " didepan publik, bahwa Jokowi sekedar seorang " petugas partai ", dan tanpa Mega, seolah Jokowi bukan siapa - siapa. *Dan " Jokowi amat kesal ", karena tidak mendapat dukungan Mega untuk 3 ( tiga ) periode presiden.*


Beda terhadap Anies, upaya barrier dilakukan Jokowi, diantaranya, adanya " isu Anies bakal ditangkap, ' hal ini tergambar, begitu nafsunya ' KPK. untuk menjadikan Anies sebagai TSK. Jabatan Firli pun yang semestinya berakhir di tahun 2023 diperpanjang hingga 20 Des 2024 ". 


Langkah lainnya, setelah KPK kesulitan kondisikan Anies dengan status TSK. Oleh sebab aparatur nihil bukti.


Maka Jokowi lakukan manuver untuk telanjangi Anies, berupa kontra apresiasi publik, Jokowi ingin menunjukan kepada publik, bahwa Anies bukan seorang gubernur yang sukses di tanah air, melalui renovasi JIS maha karya Anies, ternyata karya yang buruk, masih banyak kekurangan, karena terbukti harus direnovasi dengan kebutuhan anggaran cukup besar, estimasi biayanya mencapai 5 triliun-an, melebihi biaya pembangunan JIS yang sampai rampung hanya berkisar 4 trilun-an. 


Adapun kenapa Jokowi tidak menghendaki Anies Presiden, selain faktor Anies dirasa tidak akan supor sistim pemerintahan yang sudah 10 tahun Ia bangun. Sebaliknya justru akan melakukan perubahan atau pembaruan daripada sistim kontemporer, dan Anies - AHY. membahayakan dirinya dari sisi hukum. Berbeda dengan Prabowo atau Ganjar loyalitas dirinya, sehingga dipercaya akan mengamankan Jokowi, termasuk Muldoko sang mata rantai istana saat ini, dan kroni.


..


*Kontradiktif teori situasional, Jokowi inkonsisten gunakan teori tujuan*


Damai Hari Lubis

Pengamat Hukum & Politik Mujahid 212


Analisa terhadap teori tentang langkah atau gaya kepemimpinan yang digunakan oleh Jokowi selaku presiden.


Tipikal Jokowi sepertinya menggunakan teori jalur tujuan dengan gaya free rein atau bebas kendali. Namun ternyata Jokowi amat minus innovasi, Jokowi sangat lemah, sehingga tidak cocok dengan teori ini. 


Franklyn (1951) mengemukakan ada tiga gaya pokok kepemimpinan, yaitu gaya kepemimpinan otokratis atau otoriter (authoritarian leadership), kepemimpinan demokratis (democratic/participative leadership), dan kepemimpinan yang bebas (free-rein / laissez faire leadership).


Teori Kepemimpinan apa yang sebenarnya digunakan oleh Jokowi ? Maka kita butuh pengetahuan apa yang dimaksud dengan teori kepemimpinan jalur tujuan dan teori kepemimpinan situasional?


Teori kepemimpinan situasional adalah suatu pendekatan yang digunakan oleh individu pemimpin yang menyatakan atau yakinkan bahwa, sang pemimpin memahami apa yang Ia lakukan, memahami kemampuannya dan dirinya tipikal konsisten, dan dirinya meyakini mudah mengetahui semua sifat-sifat bawahannya, dan nyatakan ( percaya diri ) selalu sanggup menemukan solusi dalam situasi apapun, ciri pemimpin ini menggunakan gaya kepemimpinan tertentu sesuai sikon. Pendekatan ini mensyaratkan karakteristik pemimpin memiliki keterampilan serta kecerdasan dalam mendiagnosa perilaku manusia - manusia disekelilingnya atau para pengikut dan simpatisan maupun berdiplomasi terhadap para oposan.


*Kebalikan teori situasional, maka jika diamati Jokowi, suka gunakan diskresi yang ternyata banyak keliru bahkan salah dari sisi kacamata hukum nasional, maka identifikasi ilmiahnya, Jokowi gunakan teori tujuan namun tidak mumpuni*


Karena, titik fokus teori jalur - tujuan, individunya menggunakan gaya kepemimpinan yang efektif atau taktis dan praktis, sehingga amat tergantung kepada karakteristik individu dan situasi lingkungan, sedangkan pada teori situasional tergantung pada kesiapan kerja dan kesiapan psikologis.


Jadi leadership Jokowi menggunakan teori Joko Widodo.


...


*Islah Bahrawi Sekalipun Dalam Rangka Mencari Nafkah, Mesti Santun*


Damai Hari Lubis

Pengamat Hukum & Politik Mujahid 212


Islah Bahrawi posting 

potret siswi berseragam sekolah yang katanya merupakan murid dari salah satu sekolah di Magetan, Jawa Timur. Pada postingannya terdapat gambar beberapa orang sisiwi mengangkat senjata laras panjang jenis airsoft gun. Maka Islah pertanyakan apa tujuan sekolah mengajarkan hal tersebut kepada anak-anak, sekalipun senjata yang mereka gunakan replika. Islah tampak khawatir anak-anak itu bakal tumbuh menjadi radikal.


Sebagai pengamat Hukum Dan Politik, saya coba ingin membantu, menjawab kebingungan Islah, dari sisi objektifitas, jika benar unggahan postingan-nya tersebut bukan rekayasa, bisa jadi sekolah para siswi punya niatan ;


1. Amat luhur, dalam rangka penggalian potensi serta bakat, mungkin para siswi dalam gambar, punya cita - cita menjadi abdi negara di kesatuan TNI atau Polri, atau ;


2. Mungkin kegiatan ekstra kurikuler, sebagai persiapan atas ancaman bahaya laten komunisme yang banyak ditengarai publik " mulai bangkit kembali ". Sehingga preparing demi bela agama bangsa dan negara, sehingga tidak mati konyol.


Namun, agar lebih terang dan jelas, Islah idealnya tabayyun ( konfirmasi) kepada kepala sekolah para siswi dimaksud. Bukan posting lalu komentar negatif, baiknya berpikiran objektif.


Jangan hanya karena demi mendapatkan sensasi atau sekedar rejeki, namun berimplikasi tercemarnya nama baik sekolah dan para siswi yang gambarnya dipublis mengalami traumatik, akhirnya terganggu konsentrasi atifitas baik belajar maupun mengajar.

Posting Komentar untuk "Damai Lubis: Jokowi dukung PS = Prestise, Jokowi Inkonsisten, Islah Bahrawi harus Santun!"