Klarifikasi Fakta Kajian Nasab Sunan Gunung Jati di Ponpes Benda Kerep Kota Cirebon. Ahad, 30 Juli 2023

Ahad, 6 Agustus 2023

Faktakini.info

Klarifikasi Fakta Kajian Nasab Sunan Gunung Jati di Ponpes Benda Kerep Kota Cirebon. Ahad, 30 Juli 2023.

Setelah kajian itu selesai, beredar informasi di berbagai media sosial yang memberitakan bahwa Kajian Nasab Sunan Gunung Jati di Ponpes Benda Kerep tersebut telah menghasilkan keputusan yg disepakati bersama bahwa Nasab Sunan Gunung Jati bersambung ke Rasulullah Saw melalui Sayyid Musa Al-Kadzim.

Untuk itu perlu saya sampaikan bahwa berita tersebut bohong dan tidak sesuai dengan fakta yang ada. Secara jelas dan tegas Kiai Imad sendiri menyatakan bahwa kajian ini belum selesai dan akan ada kajian lanjutan. Artinya tidak dibenarkan jika ada narasi telah diputuskan ke salah satu jalur baik Sayyid Ubaidillah maupun Sayyid Musa Al-Kadzim, meski demikian, Kiai Imad sendiri justru menyampaikan berita yg tidak sesuai termasuk berita di bebrapa chanel youtube yang hari ini beredar.

Saya sebagai salah satu narasumber dalam kajian ini menentang keputusan dan atau klaim sepihak tersebut karena nama saya turut dicatat dalam hasil keputusan atau klaim sepihak mereka seolah-olah saya menyetujui keputusan yang mereka buat sendiri tanpa mempertimbangkan argumentasi saya yang secara ilmiah belum bisa mereka runtuhkan.

Sebaliknya, mereka yang mengklaim nasab Sunan Gunung Jati melalui Sayyid Musa Al-Kadzim dengan rujukan Naskah Kaprabon yang anonim itu belum bisa membuktikan secara ilmiah melalui komparasi naskah-naskah kuno yang lain. Padahal, naskah kaprabon yang menjadi rujukan untuk memutuskan silsilah Sunan Gunung Jati melalui jalur Sayyid Musa Al-Kadzim itu berbeda susunan nasabnya dengan yang mereka tulis sendiri (tidak sama dengan naskah keprabon sebagai rujukan mereka).

Tanpa mengurangi rasa hormat saya kepada siapapun, klarifikasi ini harus saya sampaikan agar para pembaca yang budiman bisa mendapatkan informasi yang sesuai dan tidak terkontaminasi oleh berita-berita hoax yang mengatas namakan kesepakatan untuk memutuskan secara sepihak. Demikian klarifikasi ini saya sampaikan, semoga bermanfaat...

Salam, Farihin Niskala