Penasaran Dukungan Gerakan 212 untuk Pemilu 2024

 



Sabtu, 23 September 2023

Faktakini.info

Shodiq Ramadhan

Penasaran Dukungan Gerakan 212

Beberapa waktu lalu, seorang kawan kuliah saya, seorang santri yang juga mantan Komisioner Bawaslu di sebuah kabupaten di Jateng, bertanya. Pertanyaannya, kira-kira ke mana arah telunjuk HRS untuk Pilpres 2024. 

Kebetulan sy sudah membuat sebuah tulisan ringan berjudul "Menebak Arah Komando Imam Besar untuk Pilpres 2024" di Suaraislam.id, maka sy kirimkan saja link tulisan sy itu. (https://suaraislam.id/menebak-arah-komando-imam-besar-untuk-pilpres-2024/)

Lalu, beberapa hari kemarin, malam-malam seorang Ustaz yang dulu pernah didapuk sebagai Sekjen GNPF, forward pesan WA ke saya. Ada seorang reporter media milik salah satu NAGA di NKRI ini yang bertanya ke beliau ttg Pilpres 2024. 

Maka sy tebak, paling dia mau nanyakan ttg sikap kelompok Islam kanan (baca: Gerakan 212). Soalnya, sy bilang, kelompok2 kiri, buzzer banteng dan Oligarki skrg ini kebingungan membaca arah politik Gerakan 212. 

Ternyata benar. Si reporter memang menanyakan soal itu. Kemana dukungan 212 akan diarahkan dan apakah ada komunikasi dg PS dan AB. 

Sy tdk tahu pertanyaan itu dijawab bgmn. tetapi sy sarankan, agar diplomatis saja dulu. "Skrg belum ada pendaftaran...calon jg belum pasti. ya kita nunggu nanti aja lah kalo sdh pasti." Begitu kira2 saran sy. 

Jurnalis memang gak boleh ngarang atau ngira2. beda dg pengamat. Dia harus dapat jawaban dari narsum yg dinilainya kompeten. 

Tapi kalau jurnalis itu bacaannya banyak dan mengerti 'detak' dan denyut jantung gerakan Islam, pasti dia akan tahu ke mana arah politik Gerakan 212. Ke mana? ya "pasti" ke AMIN. 

Kalau menurut saya, ada dua hal yg harus secara cermat disiapkan oleh para ELITE 212. Satu: soal waktu. kapan dukungan itu paling tepat diumumkan. Dua: bagaimana formulasi dukungannya. 

Gerakan 212 termasuk PKS, nampaknya sangat2 bisa CLEAR sekaligus CAIR dg pendukung Cak Imin dari kalangan NU. Tetapi sebaliknya, ada tokoh2 NU yg sy duga akan agak canggung dg kelompok 212. Knp? tahulah ya bgmn misal sikap kiai2 seperti Kiai SAS, Gus Yusuf Chudori, Kiai Marzuki Mustamar dan buaaaanyyakkkkk kiai-2 NU lainnya thdp Gerakan 212 yg "miring", dan cenderung "stigmatif". Bahkan tak segan menyebut "beda". 

Padahal, asal mereka tahu saja, Alm Kiai Hasyim Muzadi, selepas beliau tak lagi jabat Ketum PBNU, beliau sangatlah dekat dg HRS. Beliau buat forum khusus di Pesantren Al Hikam Depok, dg mengundang tokoh2 "Islam Kanan" yg belakangan disebut "Kelompok 212" itu. Mbah Hasyim bahkan suatu kali pernah bilang, "FPI sekarang ini ya seperti NU tahun 70'an". 

Tambahan info lagi, saat Aksi Super Damai 212 di Monas 2 Des 2016 lalu, stand logistik PWNU DKI Jakarta panjangnya tak kalah dengan stand ormas2 pendukung lainnya. Bisa jd malah yg terpanjang. Ketua PWNU saat itu Alm Dr. Saefullah, Sekda DKI Jakarta. Wakilnya Alm Kiai Munahar Mochtar. Sampai akhir hayatnya, Kiai Munahar ini dekat dg para habaib dan juga PKS.  

Jika kecanggungan itu masih ada, baik dari salah satu pihak atau kedua belah pihak, maka formulasi dukungannya yg harus dipikir. Mendukung tanpa harus ikut bergabung hingar bingar TIMNAS AMIN. Kelompok 212 bisa saja mendukung melalui JALUR LANGSUNG Anies. Piagam Perjanjiannya dg Anies sbg Capres. Sementara dukungan Parpolnya diarahkan ke PKS dan PU. 

Krn terbukti lho, instruksi HRS dan seruan2 Ustaz seperti UAS, agar gerakan 212 dan umat memilih Parpol Islam (dalam koalisi PS-Sandi saat itu) akhirnya berbuah naiknya suara PKS. Meskipun PKS dg normatif menyebut bila kenaikan suara mereka atas kerja keras kader2nya. []