Mas Gibran, Tolong Jangan Lupakan Kebaikan Paman

 


Rabu, 25 Oktober 2023

Faktakini.info 

๐Œ๐š๐ฌ ๐†๐ข๐›๐ซ๐š๐ง, ๐“๐จ๐ฅ๐จ๐ง๐  ๐‰๐š๐ง๐ ๐š๐ง ๐‹๐ฎ๐ฉ๐š๐ค๐š๐ง ๐Š๐ž๐›๐š๐ข๐ค๐š๐ง ๐๐š๐ฆ๐š๐ง

๐Ž๐ฅ๐ž๐ก : ๐’๐ž๐ฉ๐ญ๐ข๐š๐ง ๐‘๐š๐ก๐š๐ซ๐ฃ๐จ

Seandainya saya jadi Gibran, yang akan pertama saya kunjungi setelah resmi terdaftar sebagai cawapres adalah sang paman. Saya bakal bawa parcel, sekaligus setangkai bunga. Kalau perlu saya juga bakal sungkem. 

Saya cuma mengingatkan saja agar kita tidak gampang melupakan kebaikan orang. Apalagi bantuan yang sudah diberikan itu nilainya sangat besar. 

Bayangkan saja, hukum dan aturan lho yang dipermainkan, hanya demi agar sang keponakan bisa maju. Sudah banyak sekali yang mengkritisi keputusan MK karena memang jangggal. Artinya sang paman ini benar-benar baik hati, rela dirinya dihujat demi sang keponakan.

Tapi mungkin Gibran akan mudah melupakannya. Dia kan sudah merasa yang punya Indonesia. Artinya Mahkamah Konstitusi itu sudah milik dirinya, jadi ya enggak perlu terimakasih. Masa menggunakan barang milik sendiri harus terima kasih?