Rumail Abbas: Tes DNA Banyak Kerancuan untuk 1.000 Tahun ke atas, Imad dan Faqih Batalkan Silsilah Orang Lewat Jalur Gegabah

 




Kamis, 5 Oktober 2023

Faktakini.info

Rumail Abbas

TES DNA?

Saya ingin mengulangi pendapat saya: genealogi adalah fenomena biologis, makanya bisa dilacak dengan peralatan/tools biologi (salah satunya: tes DNA). Akan tetapi, saya dan Mas Sugeng berbeda pendapat tentang penjelajahan genealogi 1000 tahun ke atas melalui tools yang tersedia sekarang (AncestryDNA, 23andMe, FamilyTreeDNA, dan situs testing yFull dan ySec).

Untuk merilis sebuah vaksin saja, saintis melewati uji coba berkali-kali sebelum benar-benar disuntikkan ke tubuh manusia. Ibarat tes DNA ini adalah tools biologis yang memproduksi vaksin, saya berusaha membaca ribuan database Bani Hasyim & Bani Quraish yang tersedia di FamilyTreeDNA (dan nge-tes data itu di yFull) untuk mengetahui seberapa akurat tools ini supaya kelak saya bisa meyakininya sebagai vaksin yang manjur dan aman untuk tubuh.

Sedikit hasil kerancuan yang saya temukan bisa Anda baca di sini:

https://islami.co/untuk-kiai-imaduddin-dan-krt-faqih-wirahadiningat-tes-dna-sebagai-dalil/

Bagi saya, setelah melihat secara statistik hasil tes DNA untuk penjelajahan 1000 tahun ke atas ternyata masih muhtamal, maka memakai tes DNA untuk membatalkan silsilah jauh seseorang tidaklah tepat. Ini ibarat saya mendapati termometer yang tidak akurat atau terindikasi rusak, maka akal sehat saya mendorong untuk membuang termometer itu.

Bukannya malah melanjutkan vonis!

Jika Kiai Imaduddin atau KRT Faqih Wirahadiningrat bisa menjawab kerancuan yang saya temukan secara saintifik (atau statistik), saya akan taslim. Jika tidak, artinya kedua tokoh ini membatalkan silsilah orang lewat jalur gegabah.

Mungkin dalam hati beliau berdua akan bergumam seperti ini:

Jika ada seorang bapak berhaplogrup J1, namun 1000 tahun kemudian banyak orang yang mengaku keturunannya justru berhaplogroup R, E, dan G, mungkin saja mereka semua keturunan menantu (bukan anak biologis bapak tadi).

Pertanyaannya: apa bukti kebenaran teori itu?

Jika jawabannya adalah "karena tes DNA mengatakannya demikian", tentu ini disebut daur/tasalsul. Seperti kita menunjukkan kepada orang Kristen bahwa Alquran adalah firman Allah, namun argumentasinya "karena Alquran mengatakannya demikian".

Pertanyaan susulan untuk hal ini: penelitian mana yang mengatakan situs testing itu akurat (dengan margin error yang sangat tipis) jika dikomparasikan bukti-bukti historis? Jika belum ada, maka sampai saat ini semua itu hanyalah hipotesa semata.

Saat awal-awal membaca secara statistik tes DNA, saya mendapati leluhur Kanjeng Nabi ternyata sezaman dengan Kanjeng Nabi (baca tulisan di atas). Bagaimana mungkin "leluhur" bisa sezaman dengan "keturunannya"?

Terakhir, kelak tes DNA akan dipakai di seluruh dunia sebagai pengganti e-KTP, tapi saya tidak tahu kapan itu terjadi. Namun, hal itu tidaklah sekarang.

Oiya, yang ingin mentraktir penelitian saya bisa dilakukan di sini:

https://teer.id/stakof

Salam,

Rumail Abbas

Posting Komentar untuk "Rumail Abbas: Tes DNA Banyak Kerancuan untuk 1.000 Tahun ke atas, Imad dan Faqih Batalkan Silsilah Orang Lewat Jalur Gegabah"