Hadiri Ijtima Ulama, Anies: Saya dan Cak Imin Murid Para Kyai, Ulama dan Habaib
Sabtu, 18 Nov 2023
Faktakini.info, Jakarta - Calon Presiden-Wakil Presiden Koalisi Perubahan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar (Cak Imin) menghadiri 'Ijtima Ulama dan Tokoh Nasional' di kompleks Majelis Az Zikra, Sentul, Bogor, Sabtu (18/11).
Anies memasuki ruangan pada Pukul 08.36 WIB dan kedatangannya disambut antusias para peserta dengan melantunkan sholawat.
Anies mengenakan baju muslim putih dipadukan dengan celana hitam.
Turut menyambut Anies, Ketua Majelis Syuro PA 212 Ustadz Yusuf Martak, Sekretaris Dewan Syuro PA 212 Ustadz Slamet Maarif, Ustadz Wasekjen PA 212 Novel Bamukmin, hingga menantu Imam Besar Habib Rizieq Shihab, Habib Muhammad bin Hussein Alatas, Habib Muhammad Hanif Alatas dan lainnya.
Sementara, Cak Imin menyusul tak lama setelah Anies. Ia tiba kurang lebih pada Pukul 09.01 WIB. Cak Imin mengenakan pakaian yang senada dengan Anies.
Calon Presiden nomor urut 1 Anies Baswedan mengatakan bahwa Pancasila sebagai harga mati dan dasar negara yang harus dijaga. Ia mengaku tidak akan berkompromi dengan ideologi lain, selain Pancasila.
"Kami memahami betul bahwa Republik Indonesia adalah sebuah negeri yang berdasarkan Pancasila. Komitmen kita menjaga Pancasila adalah komitmen yang harga mati. Kita tidak berkompromi dengan yang lain," ujar Anies dalam sambutannya di acara Ijtima Ulama 2023 di Kompleks Pesantren Az-Zikra, Sentul, Bogor, Sabtu (18/11/2023).
Anies dengan tegas menyatakan bahwa ia tidak berkompromi dengan ideologi seperti komunisme. Sebab menurutnya, Pancasila merupakan dasar negara yang sudah tidak bisa ditawar.
"Bahwa Pancasila harga mati dan pegangan Pancasila harga mati ini adalah komitmen yang tidak bisa ditawar-tawar," tutur Anies.
"Kami berkomitmen menjaga itu menghadapi berbagai ideologi termasuk komunisme yang sering kali dianggap sebagai permasalahan," lanjutnya.
Oleh sebab itu, mantan Gubernur DKI Jakarta ini menekankan pentingnya menjaga hubungan dengan sesama manusia. Caranya dimulai dengan saling menghormati, termasuk antar ummat beragama.
"Dijaganya dengan apa? Dengan rasa keadilan dan rasa keadilan itu lah yang akan menghadirkan ketenangan dan keteduhan," ujar Anies.
Seperti diketahui, Anies dan cawapresnya, Muhaimin Iskandar menghadiri Ijtima Ulama 2023 yang digelar oleh mayoritas kelompok Persaudaraan Alumni 212 atau PA 212 di Sentul, Bogor pada Sabtu (18/11/2023).
Anies tampak datang lebih dulu dari Cak Imin. Mantan Gubernur DKI Jakarta itu tampak mengenakan kemeja berwarna putih dan peci hitam.
Cak Imin juga mengenakan pakaian yang sama dengan Anies. Dalam sambutannya, Anies merasa bersyukur telah diundang dalam forum tersebut.
Dalam acara yang disiarkan secara langsung oleh IB TV ini, Anies memberikan sambutannya:
"Sebuah kehormatan diundang dalam Ijtima Ulama dan tokoh nasional tahun 2023," ujar Anies di kompleks Pondok Pesantren Az-Zikra, Sentul.
Anies menyampaikan kehadirannya bersama Cak Imin bukan hanya sekedar menjadi capres-cawapres yang akan berlaga di Pemilu 2024.
"Hari ini kami datang, kami hadir, bukan sekedar sebagai calon presiden-calon wakil presiden, tapi kami berdua adalah murid-murid dari kiai, alim ulama habaib," ucap Anies.
Ada sekitar 600 tamu undangan dan peserta yang mendatangi arena Ijtima Ulama pagi ini. Mereka kompak mengenakan baju muslim berwarna putih yang dibalut dengan sorban.
Turut hadir pula Sekjen PKS Habib Aboe Bakar Al-Habsyi.
Sebelumnya, Ketua Pelaksana acara Ijtima Ulama, Habib Muhammad bin Hussein Alatas menjelaskan Anies-Cak Imin bakal memaparkan visi-misi dalam acara ini untuk kemudian diberikan penilaian apakah layak atau tidak untuk didukung di Pilpres 2024.
Penanggung Jawab Ijtima Ulama 2023, KH Muhyidin Junaidi berpesan masyarakat harus memilih pemimpin berani untuk melakukan perubahan.
"Oleh karena itu kita harus cerdik memilih menjatuhkan pilihan kepada calon pemimpin yang punya capacity, punya visi, punya keberanian untuk melakukan perubahan bagi Indonesia yang lebih maju, aman dan damai," tegas dia.
Selain itu, ada juga lima topik utama yang bakal dibahas dalam Ijtima ulama hari ini.
Kelima isu tersebut yakni penanggulangan LGBTQ di Indonesia, kemerdekaan Palestina hingga rekomendasi sikap di Pemilu 2024.
"Tiga, rekomendasi kriteria kepemimpinan yang diharapkan menjadi panduan bagi umat Islam dalam memilih pemimpin. Empat, Rekomendasi sikap dalam pemilu 2024," kata Hanif.
Pada Pilpres 2019 lalu, PA 212 dan GNPF Ulama juga menggelar Ijtima Ulama untuk menentukan capres-cawapres yang didukung.
Sumber: suara.com, cnnindonesia.com dan lainnya