Rumail Abbas: Secul Bukti Sezaman, Ubaidillah Terkonfirmasi sebagai Sosok Historis dan sebelum 490 H Tercatat Migrasi ke Yaman

 


Kamis, 2 November 2023

Faktakini.info 

Rumail Abbas

SECUIL BUKTI SEZAMAN

Masih ingat kala saya mengunggah sepotong manuskrip tahun 589 H. yang berisi ijazah dari Ali Bin Jadid (w. 620 H) kepada Hasan ibn Rasyid Al-Hadlrami (w. 638 H) kepada Muhammad ibn Ali Bin Jadid (w. setelah 620 H)?

Silakan lihat Gambar-1, dan persis seperti itulah potongan manuskrip yang saya unggah.

Manuskrip utuhnya berjudul Kitab Sunan Turmudzi (hadis) yang ditemukan kolega saya Ali Abu Hamzah dari Süleymaniye Umumi Kütüphanesi, kemudian direstorasi Abu Omar (untuk ditulis ulang karena perlu kejelian menebak nama-nama yang tertulis gak jelas).

Karena sudah berbentuk digital, maka tinggal memainkan software editor saja untuk memperjelas teks yang agak buram itu. Caranya bisa beragam, kalau saya dan Abu Omar mengotak-atik brightness, contrast, dan lain sebagainya hingga memakai LUT (Anda bisa memakai produk Adobe, tapi saya memakai Affinity Designer).

Banyak orang yang tidak percaya dengan temuan itu karena yang saya unggah hanya secuil (namanya juga teaser, ya, memang dibuat untuk motivasi penasaran). Banyak juga yang mengira potongan manuskrip itu ada jejak vandal, dan dianggap manuskrip yang dikarang-karang. Tapi saya tetap biasa-biasa saja. Toh, ini temuanku, ya, aku publikasikan bagian apa semauku.

Hingga akhirnya Abu Omar rampung merestorasinya (silakan mengunduhnya di sini: https://t.co/YUO85jB194).

Pada manuskrip itu ada silsilah lima ke atas dari Muhammad Bin Jadid dan memakai atribusi Al-Syarif Al-Husaini; atribusi ini berarti keturunan Imam Ali ra. dari istrinya Sayidah Fathimah lewat Imam Husain. Biografi Ali bin Jadid bisa ditemukan lewat tiga sejarawan abad ketujuh-kedelapan (hidup satu thobaqot dengannya dan setelahnya), dan semuanya mengarah kepada Imam Ubaidillah ibn Ahmad Al-Muhajir sebagai datuk Bin Jadid, bukan Imam Musa Al-Kadzim.

Nah...

Untuk kali kedua, saya memeroleh temuan sezaman (atau mendekati, lah) berupa jejak historis keturunan Imam Ahmad Al-Muhajir. Karena memang agak buram, hal yang sama saya lakukan ketika materiil-nya sudah berbentuk digital. Otak-atik brightness, contrast, dan lain sebagainya hingga memakai LUT (saya masih pakai Affinity, karena biaya langganan Adobe terlalu mahal bagi Ronin macam saya), dan...

...akhirnya redaksi itu bisa dibaca.

Silakan lihat Gambar-2, di sana ada riwayat dari Hasan ibn Muhammad Al-'Allal (sezaman dengan Al-Ubaidili dan Al-Umari, bahkan ia saksikan wafat di Bagdad), riwayat di Bashrah dari kakeknya yaitu Ali ibn Muhammad, riwayat di Bagdad dari pamannya yaitu Abdullah ibn Ahmad Al-Abah yang bermigrasi ke Yaman (Nazil al-Yaman).

Abdullah inilah yang kelak dipanggil Ubaidillah, datuk seluruh klan Baalawi di seluruh dunia!!!

Ada lima hal yang bisa kita ketahui dari informasi ini:

Pertama,
Hasan ibn Muhammad wafat sebelum tahun 490 H. (tahun wafatnya Al-Umari, pengarang kitab Al-Majdi). Artinya, ia lebih tua dari Al-Syajarah Al-Mubarokah (jika benar ditulis Fakhr Al-Din Al-Razi, w. 606 H).

Kedua,
Al-'Allal adalah julukan untuk Hasan sekaligus kakeknya, dan sebagai tambahan: An-Naffath belum terkonfirmasi menjadi julukan Imam Ahmad Al-Muhajir sebelum tahun 490 H.

Ketiga,
Abdullah bin Ahmad Al-Abah terkonfirmasi sebagai sosok historis, dan sebelum tahun 490 H. sudah direportase melakukan migrasi ke Yaman (dan mendapatkan riwayat kala masih beredar di Bagdad).

Keempat,
Hipotesa Alwi ibn Thohir Al-Haddad bahwa redaksi yang benar ialah "bin", dan bukan "min", ternyata hipotesa yang faktual berdasarkan bukti materiil yang lebih tua dari naskah di Tahdzibul Ansab dan Al-Majdi yang jadi sandaran versi cetak modern zaman sekarang.

Kelima,
Baalawi memiliki landasan historis ketika mengklaim sebagai Sadah, meskipun klaim itu baru muncul dalam buku abad kesembilan. Apa pasal? Karena tasamu' (syuhroh-istifadloh) kesadahan Baalawi sudah menyeluruh dan jejaknya bisa ditemukan jauh sebelum itu.

Dari sini kita harus sadar bahwa pada hakikatnya: nasab seseorang mendahului pencatatan, dan Fulan bin Fulan bin Fulan bin Fulan sebagai keturunan biologis sudah faktual mendahului penulisan.

Dan untuk motivasi yang sama, yaitu supaya Anda penasaran, saya tampilkan secuil dari manuskrip yang saya temukan itu. Iya, secuil dulu. Kenapa tidak diunggah semuanya sekarang? Sekali lagi: ini temuanku, ya, semauku~

Telinga saya sudah kebal dikatain halu, isnad temuannya palsu, suka PHP dan mengulur-ulur waktu. Lawong saat saya dikatai cuma ngopi di kantin pinggiran dusun di Jordan, tidak ketemu siapa-siapa, sok heboh karena mengaku ketemu tokoh penting--bahkan dituduh tidak kemana-mana, saya toh biasa-biasa saja.

Orang yang berkeliling dan berkomplot sambil berkata "yang kita cari adalah kebenaran, bukan pembenaran" tidak akan menilai sesuatu berdasarkan wahm (yang ia klaim sebagai algoritma induktif itu). Bahkan disebut wahm saja belum (apalagi yakin), lawong dia sendiri tidak melihat buktinya sendiri kecuali berselancar di archive dan Google yang sangat terbatas itu?

"Segera tunjukkan demi kemaslahatan umat, Rumail!!!"

Halah, sini deh tunjukin surat keterangan dari kelurahan mana antum mewakili umat~

Secuil ini mau dibantah? Ya, silakan. Toh, saya masih punya 82 isnad lagi. Dan dari kitab nasab juga belum saya pamerkan, lho!

Oiya, temuan ini saya dedikasikan untuk seluruh orang yang mengapresiasi sebuah penelitian saya dan mentraktir di sini:

https://teer.id/stakof

Salam,
Rumail Abbas


Posting Komentar untuk "Rumail Abbas: Secul Bukti Sezaman, Ubaidillah Terkonfirmasi sebagai Sosok Historis dan sebelum 490 H Tercatat Migrasi ke Yaman"