Kabar Duka: Prabowo Akan Alihkan Anggaran Pendidikan dan Bansos untuk Program Makan Siang

 


Ahad, 3 Desember 2023

Faktakini.info

KABAR DUKA : Prabowo Akan Alihkan Anggaran Pendidikan dan Bansos untuk Program Makan Siang 


Oleh : Angwar Sanusi


Prabowo barangkali adalah capres yang paling bingung sekaligus membingungkan. Bukan hanya karakter kepemimpinannya yang sama sekali tidak jelas antara mau tegas atau gemoy, namun juga gagasannya. Di berbagai forum diskusi Prabowo malah sering mangkir. 


Sekalinya datang, apapun pertanyaannya jawabannya selalu soal makan siang gratis. Dan yang wajib nggak boleh ketinggalan adalah membanggakan program-program Jokowi. Saya pun meyakini bakat Prabowo ini sebenarnya jadi jubir Jokowi, bukan sebagai calon presiden.


Hari ini kita pun kembali dikagetkan dengan gagasan kubu Prabowo yang akan mengalihkan anggaran pendidikan dan bansos untuk program makan siang gratis! Jujur saja, itu kabar yang lebih menyedihkan daripada berita duka.


Sudah banyak sekali tokoh yang mengkritik program makan siang gratis karena selain pemborosan anggaran hingga 400 triliun, kemanfaatnya cuma jangka pendek. Belum lagi jika bicara soal kerawanan korupsi. Namun ternyata akan dipaksakan dengan mengalihkan dana pendidikan, bansos, hingga kesehatan.


"Sumber dananya ya dari refocusing dan realokasi uang fungsi pendidikan, perlindungan sosial dan dana kesehatan," kata Nuston, Sekjen Tim Kampanye Prabowo-Gibran.


Selama ini dana bansos termasuk PKH dan BPNT itu sangat bermanfaat membantu mencukupi kebutuhan warga miskin, juga bantuan sembako dan pangan bergizi. Artinya semua bantuan itu akan dipangkas, atau bahkan bisa dihilangkan hanya untuk program makan siang gratis.


Apalagi kalau harus mengalihkan anggaran pendidikan. Ini sembrononya tidak main-main. Asal anda tahu, kualitas pendidikan Indonesia berada di peringkat 67 dari 203 negara. Belum lagi jika kita bicara soal masih sulitnya akses pendidikan di negeri ini. 


Kalau dana pendidikan dialihkan, artinya ada yang harus dikorbankan, seperti anggaran beasiswa pelajar yang bisa saja dihilangkan, dan dana BOS yang selama ini digunakan untuk menunjang pembelajaran dan kreativitas siswa juga sangat mungkin tergerus. Impian Indonesia menghadirkan akses pendidikan yang merata dan mudah hingga ke wilayah-wilayah 3T pun hanya impian kosong belaka. 


Saya curiga jangan-jangan Prabowo memang ingin SDM kita mandek, supaya masyarakat bisa terus dibodohi dan dibohongi. Dengan mengesampingkan anggaran pendidikan, sama saja Prabowo ingin menggerus dan mematikan potensi anak-anak Indonesia. 


Apalagi kalau sampai harus memotong anggaran kesehatan. Bisa jadi bantuan jaminan kesehatan untuk warga miskin akan dijadikan tumbal. Bayangkan saja, warga miskin pengguna BPJS kelas tiga selama ini sudah menerima untuk umpel-umpelan saat menginap di rumah sakit, satu ruangan bisa ditempati 4-8 pasien dan hanya dibatasi korden.


Bukannya kondisi ini diperbaiki dengan menambah anggaran kesehatan agar lebih memanusiakan pasien, malah masyarakat miskin semakin ditekan, bisa jadi jaminan kesehatan untuk mereka juga bakal dihilangkan hanya untuk program makan siang gratis.


Dengan gagasan dan rencana-rencana semacam itu membuat saya pribadi semakin yakin untuk tidak memilih Prabowo. Kita lebih membutuhkan pemimpin yang benar-benar ingin mengabdi,  pemimpin yang bertekad untuk menjunjung harkat dan martabat masyarakat baik lewat pendidikan maupun fasilitas kesehatan yang lebih memadai dan merata.