Gus Rumail: Ini Bukti Sumber Sezaman Nasab Ba'alawi yang Tak Ditemukan Imaduddin Utsman

 





Selasa, 27 Februari 2024

Faktakini.info

Rumail Abbas

Saat kiai produktif asal Banten itu menaikkan "taruhan", bahwa sumber sezaman tidak akan pernah ada, saya berani all-in untuk meladeni "taruhan" itu.

Saya merasa "taruhan" ini sangat mudah dimenangkan karena catatan Baalawi sebagai nasab yang masyhur dan shahih pasti banyak meninggalkan jejak syuhrah-istifadlah (tasamu') yang banyak.

Baalawi adalah kabilah yang "berbaris", sementara bagi kiai Banten tadi kabilah Baalawi ini hanyalah "kerumunan". Antara "barisan" dan "kerumunan" itu dua situasi yang berbeda. Barisan itu tertib--makanya mudah diidentifikasi, sedangkan kerumunan tidak.

Dan akhirnya ketemu sudah sumber sezaman itu.

Gambar-1 adalah naskah dari Umar ibn Sa'd Al-Din ibn Ali Al-Dzafari (w. 667 H), dua orang yang di-hauli setiap tahun di Oman (dulu masih wilayah Yaman, sekarang berbeda) dan bisa Anda cari videonya di YouTube resmi kerajaan Oman.

Umar mendapatkan 40 hadis dari Muhammad ibn Ali yang kelak disebut Al-Faqih Al-Muqaddam (dan dikompilasi dalam satu naskah berjudul Arba'un), dan saya tampilkan salah satu bukti materiel isnadnya yang begini:

"Meriwayatkan kepadaku Muhammad ibn Ali Al-Faqih (kelak dikenal dengan Al-Faqih Al-Muqaddam), dia berkata: meriwayatkan kepadaku pamanku, seorang sufi dan ahli hadis, Alwi ibn Muhammad Shahib Mirbath..."

Alwi, yang disebut "pamanku" oleh Muhammad ibn Ali Al-Faqih (Al-Muqaddam) ini kelak dikenal sebagai Alwi 'Amm Al-Faqih yang menurunkan Abd Al-Malik, dan di Indonesia menurunkan Sunan Gunung Jati Azmat Khan.

Gambar-2 terdiri dari dua tsabat.

Tsabat-1 yaitu Hasan ibn Rasyid (w. 638 H) yang mengaji pada Ali Bin Jadid (w. 620 H) dan mengijazahkan riwayat tsabatnya kepada anak Ali Bin Jadid yang bernama Muhammad.

Uniknya, Hasan ibn Rasyid baru ditulis oleh Al-Janadi (w. 732 H) dan secara akurat menjelaskan bahwa ia adalah salah seorang yang beristifadah kepada Ali Bin Jadid.

Naskah tsabat ini disalin pada 18 Safar 587 Hijriyah.

Tsabat-2 ialah isnad hadis yang diterima muridnya Hasan ibn Muhammad Al-'Allal (w. 460 H). Orang ini bernasab sahih dan tertulis masa ke masa di semua kitab nasab sebagai buyut (anaknya cicit) dari Ahmad Al-Muhajir.

Pada isnadnya, ia berkata...

"Meriwayatkan kepadaku kakekku Ali ibn Muhammad ibn Ahmad (Al-Muhajir) ibn Isa di Bashrah, dia berkata: meriwayatkan kepadaku pamanku Abdillah ibn Ahmad Al-Abah ibn Isa Al-Alawi..."

Hasan Al-Allal mengisbat kakeknya bernama Ali (presisi dengan silsilahnya di kitab nasab), dan Ali mengisbat pamannya bernama Abdillah ibn Ahmad ibn Isa (presisi jika dikomparasikan dengan kitab nasab).

Hasan itu sezaman dengan kakeknya yang bernama Ali. Dan Ali tentu saja sezaman dengan Abdullah (kelak dipanggil Ubaidillah). Saya sebut sezaman karena meriwayatkan hadis dengan redaksi "hadatsana" yang mengindikasikan tahaqquq al-liqa' (pertemuan langsung dari orang yang sama-sama hidup dan sezaman).

Orang yang sezaman, apalagi mendapati masa kehidupannya, tentu saja tidak perlu kitab nasab dan isbatnya bernilai otoritatif (baca: mu'tabar).

Penjelasannya begini...

Mbah Zainal Wong Wongan punya kakek bernama Ali, dan Ali mengatakan kepada Mbah Zain bahwa Abdullah adalah pamannya. Secara silsilah, nama lengkapnya ialah Abdullah ibn Ahmad, sedangkan silsilah kakeknya Mbah Zain tadi adalah Ali ibn Muhammad ibn Ahmad.

Antara Abdullah dan Muhammad adalah anak dari Ahmad. Dan tentu saja, anaknya Muhammad (baca: Ali) tentu saja memanggil Abdullah sebagai "paman" dan isbatnya sebagai paman sangat otoritatif karena sezaman dan mendapati masa kehidupan Abdullah, pamannya.

Lebih-lebih, Ali ibn Muhammad ibn Ahmad sebagai ahli hadis tidak akan mungkin memanggil orang lain sebagai paman-biologisnya secara sembarangan.

Jadi, inilah sumber sezaman yang saya temukan, dan cuplikan yang diperbolehkan sponsor untuk saya tunjukkan kepada publik.

Selamat siang, Baalawi sing doyan sega kabeh?

NB: Ali ibn Muhammad ibn Ahmad menerangkan Abdullah ibn Ahmad (pamannya) sebagai nazil al-Yaman, imigran yang menetap di Yaman.



Posting Komentar untuk "Gus Rumail: Ini Bukti Sumber Sezaman Nasab Ba'alawi yang Tak Ditemukan Imaduddin Utsman"