Moraitis Panjang Umur Meski Divonis Umurnya Hanya Beberapa Bulan oleh 9 Dokter
Kamis, 8 Februari 2024
Faktakini.info, Jakarta - Stamatis Moraitis seorang warga Amerika mengalami sesak nafas saat usianya 65 tahun. Ia pun pergi ke dokter dan mendapat diagnosa, bahwa ia terkena kanker paru yang ganas. Usianya diperkirakan tinggal beberapa bulan lagi.
Ia tak terima dengan hasil pemeriksaan dokter itu. Ia pun pergi ke 9 dokter lain dan hasilnya sama.
Moraitis sebenarnya berasal dari pulau Ikaria, Yunani. Ia telah merantau ke Amerika setelah perang dunia 2 dan menetap di Amerika setelah menikah dengan Elpiniki, seorang perempuan Amerika, namun keturunan Yunani. Sayangnya setelah puluhan tahun hidup mapan di Amerika bersama istri dan anak-anaknya, ia didiagnosa dokter menderita kanker paru stadium akhir. Karena itu ia memutuskan untuk pergi tanah kelahirannya di pulau Ikaria dan ingin wafat di sana. Bersama istrinya ia pun pergi ke Ikaria.
Moraitis pulang ke orangtuanya yang masih hidup dan sehat. Tentu saja teman-teman masa kecilnya menyambut dan menemani Moraitis yang terbaring saja di tempat tidur. Tiap hari Moraitis ngobrol berjam-jam bersama teman-temannya yang menikmati wine yang mereka buat sendiri dari anggur yang mereka tanam sendiri di kebun mereka sendiri pula. Moraitis pun akhirnya ikut menikmati wine itu, dengan harapan bisa wafat dalam keadaan bahagia bersama teman-teman masa kecilnya.
Setelah beberapa hari pulang di Ikaria, Moraitis malah merasa lebih nyaman. Kesehatannya tidak bertambah buruk. Setelah sebulan ia malah merasa sehat. Beberapa bulan kemudian ia malah sudah ikut pergi bekerja di kebun dan ladang. Moraitis kemudian memiliki kebun dan ladangnya sendiri di mana ia menanam berbagai tanaman sayuran dan buah-buahan, tentu termasuk pohon zaitun dan anggur yang menjadi andalan warga Ikaria selama ratusan tahun.
Tahu-tahu waktu berlalu cepat tanpa terasa oleh Moraitis, ia telah tinggal selama lebih dari 35 tahun di pulau itu dan dalam keadaan sehat, aktif, dan mampu berkebun, berladang, serta menghasilkan 400 galon wine per tahun dari ladang anggurnya sendiri. Ia bahkan sempat jalan-jalan ke Amerika dan mencari dokter-dokter yang dulu telah memberinya diagnosa kanker, namun ternyata para dokter itu semuanya telah wafat.
Kisah Moraitis ini ditulis oleh BBC, The Guardian, dan New York Times dan berbagai media kelas dunia lainnya. Seorang penulis best seller bernama Dan Buettner menulis buku "The Blue Zones". Ia menulis tentang orang-orang Ikaria yang berumur panjang ini. Ikaria hanya salah satu dari beberapa wilayah di seluruh dunia yang disebut the blue zones di mana penduduknya berusia panjang.
Ditulis oleh M. Jojo Rahardjo via Kompasiana