Gus Rumail: Imad Sebar Hoax "Mufti Yaman Batalkan Nasab Ba'alawi"
Sabtu, 30 Maret 2024
Faktakini.info
Rumail Abbas
Pengurus Dar Al-Ifta' (semacam MUI di Yaman) ada enam orang yang saya kenal. Ketuanya bernama Sayid Syamsuddin Syarafuddin yang menjadi pemimpin Houthi sekarang, dari kabilah Sadah Al-Rassiyin (Sadah Ring-1 banget ini).
Sejak 2019 MUI Yaman sudah memberikan ta'kid bahwa tidak memiliki media sosial apapun. Semua pernyataan yang mengatasnamakan Mufti Diyar, baik lembaga maupun ketuanya, akan diterbitkan secara resmi, diunggah di situs resmi, berstampel dan ditanda tangani oleh ketuanya langsung, yaitu Sayid Syamsuddin Syarafuddin.
Tahu-tahu, ada kabar bodong bahwa ketua Dar Al-Ifta' membatalkan 21 kabilah Sadah di Yaman, dan di antaranya ialah Alu Baalawi (dan beberapa kabilah turunannya).
Lewat teman di Shona'a, saya berhasil mendapatkan klarifikasi dari Sayid Syarafuddin beberapa bulan lalu. Sayangnya, tidak ada dokumentasinya. Tidak perlu seperti ini, sebenarnya, karena orang yang mengatasnamakan ketua Dar Al-Ifta seharusnya yang mendatangkan bukti.
Kalau Jokowi dituduh keturunan PKI, apakah Jokowi harus mengklarifikasi sendiri? Bukankah ada prosedur pembuktian, bahwa penggugatlah yang harus mendatangkan bayyinah? Mau jadi apa dunia ini kalau setiap tuduhan harus diklarifikasi oleh pihak yang dituduh?
Akan tetapi, dari salah satu pengurus Dar Al-Ifta' akhirnya berhasil saya tanyai. Dia adalah wakil Houthi yang tinggal di Mesir (ayahnya orang Shona'a dan ibunya asal Mesir, belum bisa kembali ke Yaman karena situasi perang), dan dia mengatakan informasi di atas adalah kedustaan.
Saya menunggu izin unggah dari beliau untuk saya publikasikan di media sosial. Kalau sudah diberi izin, nanti saya unggah rekaman audio percakapan kami.
Untuk sementara, saya kirimi pemberitahuan resmi bahwa Dar Al-Ifta tidak memiliki akun media sosial, dan semua pernyataan resmi akan dirilis secara birokratis lembaga. Selain itu, hoaks!
Kalaupun tidak diberi izin, seharusnya Anda meragukan omongan kiai asal Kresek yang percaya diri mengutarakan kebohongan itu. Untuk memvalidasi sebuah pernyataan tiga tahun lalu saja ia kesulitan. Bagaimana dengan validasi nasab yang ia gugat yang jaraknya 1000 tahun yang lalu?
Jangan terlalu percaya sama orang Banten yang membatalkan Baalawi itu, deh.
Salam,
Rumail Abbas