[Video] Ternyata Imaduddin Utsman Tidak Berani Bertanggung Jawab Atas Tesisnya
Kamis, 7 Maret 2024
Faktakini.info
Rumail Abbas
Kiai produktif asal Banten (;Imaduddin Utsman, pembenci Habaib) yang makin produktif meyakinkan orang dalam membatalkan Baalawi suatu ketika ditanya seseorang, apakah ia mau bertanggung jawab di akhirat jika kesimpulannya keliru?
Alih-alih menjawab, dia justru membalikkan pertanyaan: bagi yang percaya Baalawi adalah Sadah, dengan keburukan Baalawi yang ini-itu, apakah "berani" bertanggung jawab di akhirat jika keliru?
Saya bantu menjawab keraguan kiai tersebut:
Imam Ibn Samurah berani, Imam Al-Hamdani berani, Imam Al-Himyari berani, Imam Baha'uddin Al-Janari berani, Malik Al-Afdlal Al-Rasuli berani, Al-Khazraji berani, Abdurrahman Al-Khatib berani, Husain Al-Ahdal berani, Ibn Inabah berani, Imam Ibn Hajar Al-Asqalani berani, Imam Al-Sakhawi berani, Imam Ibn Hajar Al-Haitami berani, Imam Al-Yafi'i berani, Syaikh Yasin Al-Fadani berani, seabrek ulama Nusantara berani, dan ulama nasab di seluruh dunia juga berani.
Mereka semua intelektual pilih tanding yang mengerti cara mengisbat, memahami cara memverifikasi nasab, dan tentu saja berani bertanggung jawab atas keputusannya di akhirat.
Terakhir, Imam Zaidiyah di Yaman, yaitu Syaikh Hamid Al-Din juga pasti berani bertanggung jawab di akhirat ketika mengisbatkan Baalawi sebagai klan Sadah.
Seharusnya peneliti yang meyakini atas kebenaran hasil kajiannya akan berani membopong konsekuensi dari penelitiannya. Bukannya ketika ditantang malah balik bertanya.
Kecuali orang itu ragu dengan kajiannya, maka ia pasti meragu jika ditanya tentang tanggung jawab.
Klik video: