Lora Ismail Amin Al Kholilie:

 


Senin. 27 Mei 2024

Faktakini.info

Tulisan Lora Ismail Amin Al Kholilie (Madura, Bangkalan , Alumni Darul Musthofa) : 

Rotib Haddad menjiplak Wirid Arrifai ? 

ditengah hiruk-pikuk pembahasan nasab akhir-akhir ini, amaliyah yang dinisbatkan kepada Habaib Ba’alawi juga ramai diperbincangkan, salah satunya adalah Rotib Al-Haddad yang sejak dulu sudah menjadi amaliah rutin jutaan masyarakat Indonesia. 

ada fakta unik bahwa Lafadz dan susunan dzikir-dzikir Rotib Haddad sama persis dengan salah satu wirid yang dinisbatkan kepada Imam Ahmad ArrRifa’i, sebagian bahkan langsung saja menuduh Bahwa Imam Haddad “plagiat” dengan menjiplak wirid Imam Rifa’i karena beliau hidup jauh setelah Imam Rifai ( Imam Rifai wafat pada tahun 578 H, Imam Haddad lahir pada tahun 1044 H atau 466 tahun setelah wafatnya Imam Rifa’i ) 

apakah sesederhana itu menarik kesimpulan bahwa Rotib Haddad fix menjiplak wirid Imam Rifai ? tidak semudah itu, mari kita bahas secara objektif

 1. Awal kemunculan Rotib Haddad : 

menurut Syaikh Abdullah Bin Muhammad Basaudan dalam kitabnya Dakhiratul Ma’ad Bi Syarhi Rotibil Qutb Al-Haddad, Rotib Haddad pertama kali lahir pada tahun 1071 H, cerita asalnya adalah ketika itu mulai tersebar akidah-akidah yang berbeda dengan pemahaman Ahlussunnah wal jam’ah di Hadhramaut, maka sebagian ulama meminta kepada Habib Abdullah Al-Haddad untuk mengimla’ ( mendiktekan ) dzikir-dzikir Nabawi yang bisa dibaca bersama-sama sebagai “benteng” bagi masyarakat dari akidah-akidah menyimpang. 

Habib Abdullah Al-Haddad lalu mendiktekan bacaan Rotib Haddad dan mulai saat itu Rotib ini menyebar luas di segala penjuru bahkan bukan hanya di Yaman saja, tapi juga di berbagai negeri pada saat itu seperti Haramain, India dan Syam, Rotib ini dibaca dimana-mana dan diterima dengan baik oleh berbagai kalangan tanpa ada i’tirodh ( penentangan ) dari para ulama dari berbagai Madzhab ketika itu. 

Apakah Habib Abdullah Al-Haddad menisbatkan Rotib ini kepada beliau ? Ya. seperti yang dituliskan oleh murid beliau Habib Muhammad Bin Zain Bin Smith dalam kitabnya Ghoyatul Qasdi wal murad :

كان رضي الله عنه يثني عليه و يوصي به ويقول : راتبنا هذا يحرس البلدة التي يقرأ فيها 

“ Habib Abdullah Al-Haddad mewasiatkan untuk membaca Rotib ini dan berkata : “ Rotib kami ini menjaga daerah yang dibacakan Rotib ini di dalamnya “ 

Rotib ini juga rutin dibaca di Masjid beliau mulai tahun 1072 H.

Pensyarah Rotib Haddad yang lain yaitu Habib Alwi Bin Ahmad Al-Hadad menuliskan :

و لا شك و لا ريب في نسبته الى سيدنا الشيخ عبد الله بن علوي الحداد فهو معروف مذكور و مستفيض مشهور كالشمس وقت الظهيرة كتاب على علم 

“ tidak ada keraguan di dalam penisbatan Rotib ini kepada Syaikh Abdullah Bin Alawi Al-Haddad karena itu sudah sangat masyhur dan diketahui “ 

 2. Penisbatan wirid yang sama kepada Imam Rifa’i 

Satu Pertanyaan yang harus kita temukan jawabannya : 

apakah wirid yang mirip dengan Rotib Haddad ini merupakan wirid “utama” dalam Toriqoh Rifa’iyah ? Apakah Imam Rifa’i sendiri pernah menisbatkan wirid itu kepada beliau ? siapakah yang menisbatkan wirid itu kepada beliau ? 

setelah searching sana sini, saya masih belum menemukan data yang menegaskan bahwa Imam Rifa’i menisbatkan wirid ini kepada beliau ( tidak seperti Wirid “Tuhfah Saniyyah” misalnya, yang jelas-jelas diwasiatkan beliau untuk salah satu cucunya yaitu Sayyid Ibrahim ). Klaim dan penisbatan wirid ini kepada Imam Rifa’i justru datang dari ulama Rifa’iyah “Mu’taakhirrin” yang lahir pada 1276 H dan wafat pada tahun 1365 H - yaitu Sayyid Ibrohim Arrowi Arrifa’i dalam kitabnya السير و المساعي ( kitab kumpulan wirid Thoriqoh Rifa’iyah yang dikumpulkan dari berbagai sumber ) Dalam kitab itu Sayyid Ibrohim sekali lagi tidak menyebutkan “klaim” dari Imam Rifa’i terkait wirid tersebut, beliau hanya menukil dari “Ba’dhul Masyaikh”( sebagian Masyayikh) bahwa wirid itu adalah bagian dari Wirid Imam Rifa’i. Wirid itu sendiri beliau letakkan pada urutan wirid ke 21. ada juga kitab lain yang menisbatkan wirid itu kepada Imam Rifai yaitu kitab زاد السالكين karya Syaikh Fawwaz Altabba. dalam kitab itu wirid ini dinamakan sebagai “Hizbul isti’adzah” dan dinisbatkan kepada Imam Rifa’i, hanya saja sekali lagi Mushonnif kitab ini juga dari kalangan muta’akhirin, Syaikh Fawwaz adalah seorang ulama muda asal Jordania dari kalangan rifa’iyah yang masih hidup sampai sekarang ini.

dari situ, sebenarnya perbandingan disini bukan antara penisbatan Imam Haddad dengan Penisbatan Imam Rifa’i, akan tetapi lebih tepatnya : penisbatan Imam Haddad ( yang sudah terkonfirmarsi ) dengan penisbatan sebagian ulama dalam Thoriqoh Rifa’iyah yang hidup jauh setelah masa Imam Haddad. tentunya “klaim” yang baru datang terakhir ini menurut saya perlu ditelusuri sumber dan referensinya, bukan malah langsung menuduh Imam Haddad selaku “Shohiburrotib” sebagai penjiplak yang mengklaim wirid susunan ulama lain. karena sejak dulu kesalah-pahaman dalam penisbatan suatu kitab atau wirid sudah merupakan hal yang sangat lumrah terjadi, yang karena itu maka data, sumber dan referensi sangat dibutuhkan disini, apalagi penisbatan ini baru datang setelah tersebarnya Rotib Haddad ke berbagai negeri. silahkan tunjukkan data bahwa memang ada klaim wirid itu dari Imam Rifa’i sendiri, atau setidaknya dari referensi yang ada sebelum zaman Habib Abdullah Al-Haddad, maka kita pasti akan sepakat bahwa wirid itu bersumber dari Imam Rifa’i. 

Saya sendiri tidak menemukan wird ini dalam salah satu kitab “kuno” dalam Toriqoh Rifa’iyah yaitu Kitab المعارف المحمدية في الوظائف الأحمدية yang ditulis oleh cucu Imam Rifa’i yaitu Syaikh Izzudin Ahmad Assayyad Arrifa’i ( wafat 670 H ) 

Para ulama kita sendiri, dengan keluasan ilmu dan referensi yang mereka miliki, tetap menisbatkan Rotib itu kepada Imam Haddad, Syaikhona Kholil misalnya beberapa kali menuliskan dan memberikan ijazah Rotib Haddad kepada para santri dan keluarganya, salah satunya kepada Kiai Abdul Karim Lirboyo. toh padahal beliau adalah seorang “mursyid” tingkat tinggi yang mempunyai sanad dalam berbagai Thoriqoh. dari kalangan “Mursyid” Muta’akhirin juga ada Abuya Sayyid Muhammad Al-Maliki yang tetap menisbatkan Rotib itu kepada Imam Haddad. 

terakhir saya menemukan sebuah fakta menarik, ketika di masyarakat kita banyak yang ribut mempermasalahkan penisbatan Rotib Haddad ini bahkan menjadikannya amunisi untuk membatalkan nasab, kalangan penganut Toriqoh Rifa’iyah sendiri justru dengan “santai dan nyaman” mencantumkan nama Habib Abdullah Bin Alawi Al-Haddad Ba’aalwi dalam kitab wirid yang mereka baca sampai saat ini. perhatikan foto dibawah ini, dalam kitab wirid yang dicetak dengan biaya dari Sayyid Yusuf Arrifa’i ( penulis kitab counter atas aliran Wahhabi “Risalah ila ulama Najd” ) disitu tertulis :

ورد الامام أحمد الرفاعي المشهور براتب الامام عبد الله الحداد باعلوي 

“ wirid Imam Ahmad Arrifai yang Masyhur dengan Rotib Imam Abdullah Al-Haddad “ ( wirid ke 21 dalam kitab Assayr wal masa’i ) 

Lisanul hal mereka seakan-akan berkata :

“ entah dari siapa asal-usul wirid ini, semoga tetap keluberan barokah beliau-beliau semua “ 

Catatan ini tidak bersifat final, untuk para sahabat khususnya para kiai dan ulama yang mau mengritik, mengoreksi atau menambahi referensi, maka saya akan sangat berterima kasih kepada panjenengan semua atas semua itu 🙏