Viral, Pastor di NTT Tiduri Istri Orang

 




Selasa, 6 Mei 2024

Faktakini.info, Jakarta -  Pria berinisial V (sebelumnya ditulis T) alias Papa S buka suara terkait kasus istrinya yang tertangkap basah sedang berdua di kamar tidur dengan Romo Agustinus Iwanti, Pastor Paroki Kisol di Kecamatan Kota Komba, Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT). Papa S mengaku melihat sendiri Romo Gusti berpelukan dengan istrinya di kamar tersebut.

"Saya mendapati istri saya dan Romo tidur berdua dalam satu selimut. Melihat Mama S tidur satu selimut dengan Romo, saya syok lalu memegang kaki istri saya sambil menarik selimut. Saya melihat mereka sedang berpelukan," ungkap Papa S dalam keterangan tertulis yang diterima detikBali, Selasa (30/4/2024).

Papa S mengakui memiliki hubungan baik dengan Romo Gusti dan menganggapnya sebagai keluarga sendiri. Namun, dia menepis klarifikasi Romo Gusti yang tak mengakui telah meniduri Mama S.

Peristiwa Romo Gusti tertangkap basah sedang berduaan dengan Mama S itu terjadi di salah satu kamar di rumah keluarga Papa S di Kampung Rende, Desa Lembur, Kecamatan Kota Komba, pada Rabu (24/4/2024) dini hari. Kampung Rende masuk wilayah pelayanan pastoral Romo Gusti dan Mama S termasuk umat Romo Gusti.

Papa S mengungkapkan Romo Gusti dan rombongannya makan malam di rumahnya pada Selasa (23/4/2024) malam. Menurutnya, kedatangan Romo Gusti itu awalnya disampaikan melalui pesan WhatsApp (WA) kepada istrinya. Papa S memperlihatkan tangkapan layar percakapan istrinya dengan Romo Gusti tersebut.

Papa S menjelaskan Pastor yang bertugas di Paroki Kisol sejak 2022 itu tiba di rumahnya pada sekitar pukul 20.00 Wita. Ia datang bersama empat karyawan Pastoran Paroki Kisol, terdiri dari dua perempuan dan dua laki-laki.

Sekitar pukul 21.00 Wita, Romo Gusti, Papa S, Mama S, dan salah satu karyawan pastoran laki-laki berinisial K, bermain kartu. Sementara itu, tiga karyawan lainnya tidur.

Pada Rabu (24/4/2024) dini hari, Romo Gusti pamit pulang ke Pastoran. Namun, Mama S menawarkan Romo Gusti menginap di rumah tersebut karena sudah larut malam. Romo Gusti menerima tawaran itu.

Mereka kemudian berbagi kamar tidur. Awalnya, Romo Gusti dipersilakan tidur di kamar dekat meja makan. Romo Gusti sempat mengajak K tidur bersamanya, namun karyawan Pastoran itu menolaknya. Papa S dan K kemudian berencana tidur di sofa di depan ruang tamu.

Tak berselang lama, istrinya meminta Papa S agar Romo Gusti pindah kamar tidur. Papa S mengaku sempat menolaknya. Namun, istrinya terus mendesak dengan alasan seorang Romo Gusti tidak elok tidur di kamar samping meja makan.

Dengan berat hati, Papa S melanjutkan, menyetujui permintaan istrinya. Romo Gusti akhirnya pindah di kamar sesuai permintaan istrinya. "Kemudian saya meminta Romo untuk tidur di dalam kamar dan Romo pun menyetujuinya," ujar Papa S.

Papa S dan K kemudian pindah ke kamar yang semula disiapkan untuk Romo Gusti. Sementara itu, Mama S tidur di kamar bersama anak dan pegawai pastoran yang perempuan. Satu kamar lagi ditempati anak lelakinya bersama satu pegawai pastoran yang laki-laki.

Papa S Lihat Istri Masuk Kamar Romo Gusti

Sekitar pukul 02.00 Wita, Papa S melihat istrinya mendatangi kamar yang ditempatinya bersama K. Papa S pun mulai curiga dengan istrinya yang belum tidur. Ia kemudian melihat istrinya masuk ke kamar Romo Gusti.

Merasa janggal, Papa S lantas menyusul istrinya ke kamar Romo Gusti yang tidak terkunci. Saat itulah dia mendapati istrinya dan Romo Gusti tidur berpelukan dalam satu selimut di ranjang.

Setelah menyingkap selimut itu, Papa S menampar Romo Gusti dan istrinya. Saat itu juga dia menangis dan berteriak melampiaskan amarahnyanya. Papa Gusti pun sempat mengancam hendak membunuh istrinya.

Papa S bergegas ke dapur untuk mengambil parang. Saat kembali ke kamar dengan membawa parang di tangannya, istrinya sudah pergi. Sedangkan, Romo Gusti tetap di dalam kamar dan mencoba menenangkan Papa S.

Semua orang di dalam rumah itu terbangun karena teriakan Papa S. Anak keduanya berinisial S berlari ke luar rumah mengejar ibunya.

"Saya emosi dan marah lalu menampar mereka berdua. Saya menangis sambil berteriak mengancam Mama S," jelas Papa S.

Romo Gusti berusaha mengamankan parang dari tangan Papa S. Keduanya bergumul di tempat tidur. Saat itu, Papa S sempat memaki Romo hingga dipisahkan oleh S.

"Melihat saya memegang parang, Romo Gusti mendorong dan menindih badan saya di tempat tidur sambil mengamankan parang di tangan saya agar tidak mengejar istri saya. Saya sangat terpukul. Saya menangis sambil memaki Romo Gusti karena saya yang merasa dikhianati," ujar Papa S.

Beberapa saat kemudian, S kembali dan membanting pintu dengan penuh emosi. Romo Gusti lantas berlutut dan memohon maaf kepada Papa S sembari menangis.

"Romo Gusti berlutut memohon ampun dan menangis sambil berkata 'Bapa S, ampong (ampun), saya yang salah. Kamu pukul saja saya'. Hal itu disampaikan kurang lebih empat kali kepada saya," ungkap Papa S.

Sekitar pukul 03.00 Wita, Romo Gusti kembali bersujud dan menyampaikan permintaan maaf kepada Papa S. Romo Gusti meminta Papa S agar merahasiakan peristiwa yang terjadi di kamar tersebut.

"Bapa S, saya minta maaf. Saya sudah terlanjur dengan mama S. Kasus ini tolong diam-diam saja, sebab kalau ite (Papa S) bongkar, saya hancur," ungkap Papa S sembari menirukan ucapan Romo Gusti.

Pada Rabu malam, Papa S melaporkan peristiwa itu ke Kevikepan Borong. Kevikepan adalah struktur wilayah di bawah keuskupan. Kevikepan Borong membawahi sejumlah paroki, termasuk Paroki Kisol. Papa S ditemani satu anaknya dan dua adik iparnya saat lapor ke Kevikepan Borong. Laporannya diterima langsung Vikep Borong Romo Simon Nama.

Hingga kini, keberadaan Mama S belum diketahui. Papa S mengaku tak mengetahui keberadaan istrinya sejak tertangkap basah berpelukan dalam satu selimut dengan Romo Gusti.

Bantahan Romo Gusti

Sebelumnya, Romo Gusti membantah berita yang menyebutnya telah meniduri istri orang. Dalam klarifikasi tertulisnya, Romo Gusti mengakui berada di kamar bersama perempuan tersebut hingga digerebek suaminya. Namun, Romo Gusti mengaku saat itu mereka berpakaian lengkap.

Menurut Romo Gusti, makan malam di rumah Papa S pada malam itu berdasarkan kesepakatan dirinya dengan Papa S melalui komunikasi WhatsApp pada sorenya. Romo Gusti mengaku tidur di rumah Papa S malam itu setelah ditawari Papa S dan istrinya karena sudah larut malam.

Romo Gusti menyebut dirinya tidur dengan pintu kamar tetap terbuka dan hanya ditutupi tirai kain. Ia mengaku terbangun setelah Papa S berteriak dan mengancaman melakukan pembunuhan pada Rabu dini hari.

Romo Gusti mengeklaim baru menyadari ada Mama S di kamarnya setelah Papa S berteriak. Ia menyebut Mama S masih berpakaian lengkap di kamarnya. Demikian juga dengan dirinya. Mama S kemudian berlari keluar kamar dan Romo Gusti berdiri mendekati Papa S untuk menenangkannya.

"Saat itu saya masih berpakaian lengkap ditambah kain selimut dan bangun mendekati Bapak S," klaim Romo Gusti.

Keuskupan Ruteng mengatakan kasus Romo Gusti akan diproses menurut Hukum Gereja. Pastor itu juga dinonaktifkan untuk melayani umat Katolik di paroki itu.

Sekretaris Jenderal Keuskupan Ruteng RD Manfred Habur mengungkapkan pelayanan pastoral di Paroki Kisol tetap berjalan seperti biasa. Namun, pelayanan pastoral di paroki tersebut tidak lagi dilakukan oleh Romo Gusti. Untuk sementara, pelayanan pastroral di Paroki Kisol dilakukan oleh Vikep Borong, Romo Simon Nama.

Sumber: detik.com