Bantah Imad cs, Rumail: Filologi Hanya Ilmu Bantu dalam Menyusun Historiografi, Bukan Sumber Utama
Ahad, 30 Juni 2024
Faktakini.info
Rumail Abbas
Filologi adalah ilmu bantu dalam menyusun historiografi. Karena ilmu bantu (tools), ia belum tentu jadi yang utama dalam historiografi (bahkan, kadang kali tidak memerlukan itu).
Seperti historiografi yang transmisinya lewat mulut (oral history), tentu saja filologi tak akan mampu meraihnya (kecuali cerita tutur tadi diturunkan dalam media).
Saya belum pernah melihat filolog yang berani mengambil kesimpulan "Ubaidillah adalah tokoh fiktif" sebelum ia melakukan eksplorasi berbagai macam naskah khatti.
Apalagi saat Raja Terakhir bertanya tentang Ahmad bin Isa, ternyata Sang Filolog menyandarkan kesimpulannya dari makalah seseorang.
"Oh, itu Ahmad bin Isa yang berbeda. Dan itu sudah diteliti Kiai Imaduddin. Karena mungkin ada kemiripan nama, maka (nama) ini disandarkan pada tokoh yang menjadi patronnya. Dan ini dicantumkan dalam Al-Barqah Al-Musyiqah. Tapi, lagi-lagi, ini kan dari tokoh Baalawi untuk mengaitkannya ke situ (Ahmad bin Isa), karena ada Isa di sana. Tapi tidak terkonfirmasi dengan dokumen di luar Baalawi."
"Sama sekali gak berkaitan (Ahmad bin Isa dengan leluhur Baalawi)???" Tanya Raja Terakhir.
"Iya (gak berkaitan). Itu kalau dari sisi manuskrip."
Saya dikirimi link siniar tersebut, dan tergeleng-geleng melihat temannya Sam Ardi yang itu. Pengirim link menyindir saya karena "pakar filolog beneran" pun memfiktifkan Ubaidillah.
"Kamu itu apa?!!" Mungkin begitu pesan pengirim link tersebut ke saya.
Kemudian saya balas chat dia dengan foto bawah ini. Kebetulan, kok, masih saya menyimpannya di galeri. Tanpa ngasih caption apa-apa.
Maksud saya, kalau cuma filologi-manuskrip, saya tidak perlu diajari. Karena saya dapat mata kuliah itu, apalagi temanku adalah Bon Jovi.
😅