Damai Lubis: Mendayagunakan ormas mengelola tambang adalah devide et impera

 



Selasa, 4 Juni 2024

Faktakini.info

*_Mendayagunakan ormas mengelola tambang adalah devide et impera_*

Entah ide diskresi politik ekonomi darimana datangnya, tiba-tiba ada hasrat, " pengelolaan tambang dapat dikerjakan oleh sebuah ormas ? Apakah ini sebuah ide ketakutan karena dikejar bayang-bayang "ada yang bakal mengejarnya ?" Lalu berupaya merangkul kelompok besar masyarakat untuk proteksi diri karena game set kekuasaan bakal berakhir.

Implikasi daripada kebijakan politik ini, bisa melahirkan kecemburuan sosial antara kelompok ormas, tentunya akan terjadi pengkotak-kotakan ormas. Ada kelompok ormas pendukung pemerintah, ada yang bukan. Lalu _ormas tempe goreng_ akan ikutan berlomba-lomba mendekatkan diri.

Tidak kah membuat kesulitan pemerintah yang kemudian dikemudian hari untuk menghapus diskresi politik ini ?


Lalu kontrol sosial pun menjadi bertambah absurd.


Jokowi harus berpikir untuk memperkirakan, bakal ada tudingan publik yang mungkin keliru, munculnya dugaan, ada strategi hendak buat garda terdepan ketika kursi terlepas.


Lalu apa makna profesional atau ahli menurut seorang Jokowi ?


Maka kemudian para ahli tembang pun membutuhkan katabelece pejabat tinggi penyelenggara negara agar dapat bekerja sama dengan ormas, dan dapat dipastikan sampai-sampai para ahli tambang pun melamar bekerja pada ormas.


Mengapa Jokowi tidak berikan kesempatan kepada para alumni perguruan tinggi, jurusan pertambangan untuk mengelolanya, karena memiliki basis disiplin ilmu yang mereka pelajari sesuai cita-cita sejak awal mereka, selaras dengan tekat pemerintah membuka lapangan pekerjaan. Diantaranya menampung semua bakal alumni seluruh perguruan tinggi di tanah air. 


Bukan menjadikan mereka mengirim map lamaran kepada ormas. 


Beginilah nasib, kalau pola penguasa eksekutif tanpa memiliki pedoman kerja, nihil progam kerja jangka pendek dan jangka panjang, melainkan pola manajemen warung kopi. 


Walau sesungguhnya warung kopi dengan pembukuan tradisionilnya, memiliki cita-cita, dengan memprogram kondisi income, menabung uangnya dibawah kasur, karena berharap warungnya dalam sekian lama, bakal berubah menjadi sebuah cafe, diikuti dengan pola hidup prihatin. Metode sederhana ( tradisionil) tidak menghambur-hamburkan uangnya yang tak karuan.


Perlu diketahui gaung diskresi politik ekonomi ini sudah mulai ada sambutan dari ormas muslim N.U. 


*_Omon-omon, kelola tambang emas, timah , berlian, uranium, intan dan barang tambang lainnya, apakah masih sejalan dengan khittah perjuangan NU_*


Luar biasa ide berlian Jokowi, sungguh ini brilian.



By, Optic Macca