[Video] Mengecup Tangan Dzurriyah Nabi Bagaikan Mencium Tangan Rasulullah

 



Jum'at, 14 Juni 2024

Faktakini.info

*Mengecup Tangan Dzurriyah Nabi Bagaikan Mencium Tangan Rasulullah* ?

Apa yang disampaikan oleh Habibana dalam kedua video di atas, sebenarnya jika dipahami dengan hati yang jernih ~ bukan dengan hati yang dibiarkan mendekil dan terbenam dalam kubangan hasud kebencian ~ maka bisalah dimengerti bahwasanya beliau bukanlah sedang menepuk dada mengunggulkan pamor dirinya selaku Dzurriyah Nabi yang memang harus diakui mengemban Dzatiyah Mulia Baginda Nabi yang tiada sesuatu apapun dari alam ini yang bisa menandinginya ( لا يعادله شيئ ), namun justru tengah melebur dan mem-fana-kan dirinya hingga dunia tak melihatnya lagi seperti adanya dia yang pada hakikatnya hanya manusia biasa belaka, melainkan lebih menampakkan jatidiri makhluk termulia di alam raya ini yaitu Baginda Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam....


Inilah bagian dari pengajaran Ma'rifatur Rasul tertinggi sebagaimana pengajaran Ma'rifatullah tentang hal Wahdatusy Syuhud yg menjelmakan kefanaan alam raya ini dalam pandangan para Ahlul 'Irfan , sebagai penghayatan Kalam Suci :


كُلُّ مَنۡ عَلَیۡهَا فَانࣲ ، وَیَبۡقَىٰ وَجۡهُ رَبِّكَ ذُو ٱلۡجَلَـٰلِ وَٱلۡإِكۡرَامِ 


" _Semua yang ada di bumi itu akan sirna , tetapi Dzat Tuhanmu yang memiliki kebesaran dan kemuliaan tetaplah kekal_ "


Sementara dari Hadhirat Qudsiyah terpancar kemilau keagungan Rasulullah dalam sebersit bisikan :


لو لاك لولاك يا محمّد ما خلقت الأفلاك


" _Jika tiada (Kuciptakan) engkau wahai Muhammad, maka Aku pun tak menciptakan alam semesta ini_ "


maka sedalam kema'rifatanmu terhadap Rasulullah , sedalam itu pula mata hatimu memandang apapun yang bernisbat kepada Sang Rasul bahkan sehelai rambutnya atau sebutir pasir yang dipijaknya pun akan selalu mengantarkan pandanganmu untuk spontan mengistidrak seutuhnya sosok agung Rasul Terkasih Allah.....


Jangan pernah mencibir Qais yang benaknya selalu dipenuhi oleh bayang-bayang Laila hingga semilir angin yang datang silih berganti sepanjang waktu selalu membawakan baginya aroma kekasih hatinya itu, jika hatimu masih terlalu jumud utk memahami makna cinta dalam kesejatiannya .... 

Maka, kekerdilan jiwamu dan keruhnya isi batinmu cukup untuk menjawab mengapa hatimu begitu angkuh bagai batu pejal yang tak bergeming saat Sirr Rasul mengalun di balik otot dan tulang para Dzurriyah terkasihnya ☝🏻

Begitulah ujud bashirah mendalam yang dimiliki oleh Masyayikh kita terdahulu seperti Syaikhona Kholil Bangkalan, Hadratusy Syaikh Hasyim Asy'ary , Mbah Kyai Abdul Hamid Pasuruan, Mbah Kyai Umar Pacitan, Mbah Kyai Maimun Zubair, dan segenap Kiai Sepuh yang dalam ketinggian & keluasan ilmu serta keshalihan amaliyahnya mereka tetap menunjukkan tawadhu nan sempurna kepada para Habaib Dzurriyah Nabi meskipun lebih muda usianya dan lebih sedikit pemahaman ilmunya sebagai manifestasi dari kesejatian Mahabbatir Rasul yang terpancar dari 'Ainul Bashirah yang terpatri dalam hati nan bersih.....

Klik video: