CENDEKIAWAN ATAU PUNAKAWAN HERDOG ?

 



Selasa, 16 Juli 2024

Faktakini.info

CENDEKIAWAN ATAU PUNAKAWAN HERDOG ?

by M Rizal Fadillah

Beredar di berbagai media 5 Cendekiawan Nahdhiyin telah menghadap Presiden Israel. Masyarakat Indonesia menilai bahwa itu sungguh keterlaluan. Bagaimana tidak terlalu, bahkan terkutuk, di tengah kebiadaban Zionis Israel yang sedang membantai umat Islam di Palestina 5 orang yang merepresentasi Ormas Islam datang menghadap dan berfoto bersama dengan Presiden Israel Isaac Herzog.


PBNU sendiri menyesalkan kejadian yang dinilai telah menyakiti Palestina dan umat Islam itu. Nampaknya kelima orang yang pro-Israel tersebut bertamasya sendiri ke Israel. Konon nanti PBNU akan memanggilnya dan memberi sanksi atas kegiatan yang merugikan NU dan umat Islam Indonesia tersebut.


Presiden Herzog dan pendampingnya duduk di kursi depan sementara 5 cendekiawan berdiri di belakangnya. Ha ha bukan cendekiawan itu mah tapi punakawan. Punakawan Herdog.


Apapun alasan bertemu dengan Presiden Isaac Herdog jelas salah dan tidak berperasaan. Perlu dikuliti siapa sponsornya. Perjalanan "diam-diam" itu tidak mungkin dengan biaya sendiri. Apalagi dana zakat atau infaq. Motifnya harus dibongkar dan penghianat harus dibabat habis. 


Indonesia adalah negara yang mengutuk penjajahan dan Israel adalah "mbahnya" penjajah. Zionis Israel ini bangsa yang paling sakit dan gila di muka bumi. 


Pemerintah Indonesia harus tegas kepada pelanggar kebijakan. Jangan enteng saja diakali oleh warganya yang pergi ke Israel. Apalagi untuk  menghadap Presiden Iblis atau Dajjal. Herdog dan Netanyahu adalah dua makhluk paling terkutuk di dunia dan di langit. Setelah PBNU memeriksa kelima punakawan itu maka Pemerintah Indonesia harus menginterogasi pula. Jangan-jangan ada peran Abu Janda atau serupanya.


Ketika Netanyahu dan Herdog membunuh dan membantai warga Palestina, maka hukum bagi keduanya adalah "qishosh" mati. Halal darah kedua orang itu. Siapapun yang berkhianat pada umat Islam dan berkolaborasi dengan Zionis pimpinan kedua orang Dajjal itu, maka hukumnya mati, halal darahnya. 


Persoalan Israel adalah persoalan serius menyangkut hidup dan mati. Aneh, jika ada muslim  yang bersimpati dan bisa berangkulan dengan pembunuh 40 ribu bahkan 180 ribuan manusia yang tak berdosa di Gaza.


5 Punakawan Herdog harus mendapat sanksi  keras. Statusnya jauh lebih jahat daripada mengkorupsi uang penanggulangan Pandemi Covid 19. Itu saja sudah terancam hukuman mati. Apalagi ini menyangkut martabat bangsa Indonesia yang terang-terangan telah dirampok oleh 5 Punakawan terkait nyawa 180 ribu manusia yang dibantai sadis oleh pasukan IDF Netanyahu dan Isaac Herdog.


Media mempublikasi nama kelima penghadap Presiden Zionis yaitu Syukron Mamun, Zainul Maarif, Nurul Bahrul Ulum, Munawar Azis dan Izza Annafisah Dania. Ditunggu kepulangannya oleh rakyat yang marah pada kekejian Zionis Israel. Kemungkinan mereka akan beralasan ngeles bak pahlawan, bertemu itu untuk memberi masukan kepada Presiden Herdog agar mau menerima usulan gencatan senjata. Emang siapa, eloe ? Preet. 


Jika misinya lurus tidak mungkin berjalan di lorong gelap, diam-diam dan tanpa sepengetahuan PBNU. Oh ini pribadi bukan organisasi, katanya. Nah, preet lagi. 

Yang pasti tidak preet ialah pertanyaan "anda bertemu Herdog itu dibayar oleh siapa dan berapa ?" Ayo jawab !


Kita bangsa Indonesia sesungguhnya tidak peduli 5 Punakawan Herdog itu representasi siapa dan dari organisasi apa, siapapun sepanjang yang dilakukan adalah  seperti 5 Punakawan Herdog tersebut, maka langkah itu adalah salah dan menyakiti perjuangan bangsa Palestina dan umat Islam sedunia. 


Umat Islam, juga Kristen, sedang menghadapi kebrutalan hewan buas dari ordo "Carnivora" superfamili "Barbaria" dan famili  "Israeliansie". Dan hewan ini adalah jenis dari binatang langka yaitu : Anjing berbulu Singa.

Sayangnya 5 punakawan Indonesia yang menghadap ke Israel itu seperti berikrar demi Herdog :

"Birruh biddam nafdika yaa Herdog"--dengan jiwa dan darah kuabdikan untukmu wahai Herdog !


*) Pemerhati Politik dan Kebangsaan 

Bandung, 16 juli 2024