Parah! Forum Pemuda NTT Fasilitasi Magang Pertanian di Israel

 



Kamis, 25 Juli 2024

Faktakini.info, Jakarta - Forum Pemuda NTT menjajaki kerja sama pengiriman lulusan sarjana dan diploma III fakultas pertanian untuk belajar pertanian gurun di Israel. Pesertanya merupakan lulusan dari berbagai perguruan tinggi yang ada di Nusa Tenggara Timur.

Ketua Forum Pemuda NTT Yohanes Hiba Ndale mengatakan, program ini diinisiasi oleh Agus Suherman. Tujuannya untuk meningkatkan sumber daya kaum muda NTT di bidang pertanian, khususnya di pengelolaan lahan kering.

" Kita ingin agar anak-anak muda NTT bisa belajar dari Israel bagaimana mengelola lahan kering menjadi lahan produktif. Apalagi Israel sukses mengelola lahan padang pasir atau gurun yang bahkan tidak punya air menjadi lahan pertanian yang sangat produktif," kata Yohanes Hiba, Minggu, (27/8/2023).

Lokasi magang adalah pertanian gurun di Arava International Center for Agricultural Training (AICAT) di Negev, selatan Israel.  Bagi  yang berminat untuk magang bisa mendaftar melalui Forum Pemuda NTT, selanjutnya nama mereka akan disampaikan ek Agus Suherman untuk proses seleksi.

Yohanes Hiba Ndale menambahkan bahwa para calon  peserta magang yang akan dikirim ke Israel harus memenuhi beberapa persyaratan.

Pertama,calon peserta magang harus sudah lulus sarjana S1 atau diploma 3 di bidang pertanian.

Kedua, saat akan berangkat calon peserta harus berusia maksimal 28 tahun pada tahun keberangkatan.

Ketiga, calon peserta harus mampu berbahasa Inggris. Jika tidak mampu berbahasa Inggris, peserta nanti akan didampingi oleh leaders yang berasal dari Indonesia saat mereka magang.

Keempat, calon peserta harus memiliki kesehatan yang baik seperti tidak memiliki penyakit hepatitis, bebas sakit paru-paru dan tidak ada penyakit kronis lainnya.

Inisiator Program Agus Suherman mengatakan setelah melakukan pendaftaran, calon peserta akan diberikan pembekalan selama satu hari di Jakarta terkait dengan informasi perjalanan dan pembinaan mental dan rohani.Seluruh biaya perjalanan dari kota asal menuju Israel akan ditalangi  oleh Agus Suherman sebagai fasilitator.

Biaya-biaya tersebut akan dikembalikan lewat potongan gaji yang diterima oleh para peserta selama mereka magang di Israel.

"Setelah dipotong untuk biaya perjalanan dan lain -lain, biasanya peserta bisa menabung sekitar Rp 40-Rp 60 juta dari gaji yang mereka terima selama bekerja di Israel. Uang tersebut bisa mereka gunakan untuk mengembangkan usaha di bidang pertanian. Paling tidak dengan anggaran sebesar itu, mereka bisa menggarap lahan 1 sampai 2 hektar," terang Agus Suherman.

Selama di AICAT peserta magang akan mendapatkan pendidikan atau pelatihan di dalam kelas selama 2 hari seminggu dan sisa 5 harinya praktek lapangan di lahan -lahan pertanian gurun. Dari hasil pembelajaran selama kurang lebih 11 bulan tersebut para peserta akan mendapatkan sertifikat yang menandai bahwa mereka sudah mendapatkan skill, kemampuan enterprenuer dan keterampilan menguasai teknologi pertanian modern.

"Harapannya setelah magang di Israel ini para peserta bisa mengembangkan wirausaha di bidang pertanian di daerah asalnya masing-masing," ujar Agus Suherman.

Sejauh ini menurut Agus Suherman , pihaknya telah memberangkatkan 12 angkatan ke Israel dengan total jumlah peserta lebih dari 1000 orang.  

Dari ribuan peserta yang sudah menyelesaikan magang mereka di Israel ada yang kemudian berprofesi sebagai pendidik atau penyuluh pertanian, ada yang menjadi profesional di bidang pertanian dan ada pula yang menjadi pegawai negeri sipil.

 "Belum banyak yang menjadi wira usahawan di bidang pertanian, meskipun kami berharap kedepan bisa banyak tumbuh wirausahawan di bidang pertanian," tegas dia.

Sumber: rri.co.id