Polemik Nasab Bagian dari Strategi Deislamisasi

 



Ahad, 18 Agustus 2024

Faktakini.info

*Polemik Nasab Bagian dari Strategi Deislamisasi* 

Bismillah, walhamdulillah was sholatu was salamu 'ala Rosulillah, wa 'ala alihi wa shohbihi ajma'in, amma ba'du. 

Selama ini kita menyangka yang menjadi sasaran polemik nasab adalah HRS. Tetapi faktanya organisasi beliau sudah mengalami pembubaran, meskipun kemudian bangkit kembali. Secara politis pun, HaErEs juga mengalami pembatasan-pembatasan. 

Betul bahwa HRS merupakan tokoh kuat dari kalangan Habaib, tetapi beliau tidak mewakili Habaib secara keseluruhan. Habaib sebagai keluarga besar Ba'alawi memiliki jumlah personal yang besar, di Indonesia maupun di luar negeri. Profesi, aktivitas, kedudukan mereka bermacam-macam. Tidak satu warna. 

Upaya menjatuhkan marwah Habaib (keluarga besar Ba'alawi), demi menjatuhkan eksistensi mereka dari kehidupan sosial masyarakat Indonesia. Hal ini ingin dibuat legalisasi hukumnya, sebelum rezim saat ini mengakhiri masa jabatannya. Sebelum lengser, dia ingin memastikan semua urusan "sudah dikerjakan dengan baik". Salah satunya menyasar eksistensi Habaib. 

Di sini bukan sekedar tentang sosok HRS, tetapi komunitas Ba'alawi secara umum dan peran mereka di tengah kehidupan masyarakat, terutama dalam ranah dakwah dan keilmuan Islam. Kaum Ba'alawi identik dengan Arab, Islam, dan Rasulullah (Shallallah 'Alaihi Wasallam). Pengaruh itu yang ingin direduksi di negeri ini. 

Satu sisi, Ba'alawi ini bagian dari kaum Muslimin, yang telah eksis berabad-abad di Tanah Air. Mereka juga berjasa ikut membangun negeri ini. Bahkan organisasi Jami'atul Khoiroot adalah organisasi perintis yang berdiri di negeri ini. Mengapa orang-orang yang sudah berkontribusi, dengan segala kelebihan dan kekurangannya, ingin dicampakkan oleh penguasa hari ini dan para pendukungnya..? 

Di sisi lain, bila kemudian keluarga besar Habaib berhasil diruntuhkan marwahnya, sehingga menjadi sasaran kebencian publik (seperti cerita era 60an dulu, ketika para lawan politik dijatuhkan marwahnya), apakah upaya MERUNTUHKAN kekuatan kaum Muslimin itu hanya berhenti di Habaib saja..? Tidak mungkin, sangat tidak mungkin. 

Nanti pada gilirannya akan menyasar pesantren-pesantren berbasis Wali Songo, menyasar eksistensi Muhammadiyah, Persis, Al-Irsyad, hingga menyasar ustadz-ustadz Salafi yang dikenal loyal kepada "Ulil Amri". Semuanya akan tiba masanya satu per satu. Na'udzubillah wa na'udzubillah tsumma na'udzubillah min kulli dzalik. 

Apakah NU akan selamat...? Ya kita tanyakan saja, apakah NU berdasarkan Islam, berdasarkan Syariat, atau berdasarkan Materialisme..? Kalau berdasarkan ideologi terakhir, jelas mereka akan selamat. Tapi itu kan bukan Islam. 

Jadi polemik nasab Habaib (Ba'alawi) ini bukanlah isu ilmiah, bukan isu keagamaan, bukan isu Syariat, tetapi sepenuhnya merupakan PRODUK strategi politik. Ini adalah bagian dari upaya Deislamisasi di Tanah Air. 

Harus dicatat dengan baik, keinginan RRC untuk menguasai Indonesia sudah lama. Sejak era 60-an, ketika sedang jaya-jayanya kekuatan komunis. Masih ingat, mengapa para politisi PKI mempercepat dilakukan gerakan kudeta G.30.S/PKI..? Ialah karena mendapat laporan dari dokter RRC, bahwa kesehatan Soekarno "sudah tak lama lagi". Artinya China sudah ikut campur urusan RI sejak era Orde Lama. 

Upaya kolonialisasi negeri ini oleh RRC berjalan panjang, dari satu era ke era berikutnya. Dan bangsa RRC terkenal sabar, tekun, solid, bergerak simultan untuk mencapai tujuannya. Dan seorang Prabowo, bukanlah perintang tujuan besar tersebut. 

Tulisan ini hanya sebuah nasihat dan peringatan, agar kita tidak termakan oleh isu-isu ADU DOMBA antar sesama Ummat Islam. Pihak komunis sangat terkenal dengan strategi "Clash of classes" (pertentangan antar klas, untuk mencapai tampuk kekuasaan). 

Singkirkan ego dirimu, bersatulah, selamatkanlah Ummat! Allahu Akbar wa lillahil hamdu. 

By Fajar Himmah.

Posting Komentar untuk "Polemik Nasab Bagian dari Strategi Deislamisasi "