Ratib al-Haddad yang Dilarang Imad bin Sarman Ternyata Dianjurkan Dibaca oleh Kiai Soleh Darat
Ibnu Kharish
Ratib al-Haddad yang Dilarang Kiai Imad Ternyata Dianjurkan Dibaca oleh Kiai Soleh Darat
Kiai kami di Budur Ciwaringin Cirebon, Kiai Ahmad Nuri, murid dari Kiai Masduki Lasem pernah menjelaskan kepada kami bahwa amalan zikir atau wiridan itu cocok-cocokan. Ada yang cocok wiridan shalawat, tapi enggak cocok dengan wirid-wiridan hizib.
Ada yang wiridannya Al-Qur’an, tapi enggak baca wiridan lain-lain. Kata guru saya itu, ini ibarat kita pakai pakaian tertentu. Ada yang cocok make gamis, tapi enggak cocok make kaos. Ada juga yang cocok make celana jeans, tapi enggak cocok sarungan dan begitupun sebaliknya.
Jadi apa yang dikatakan Kiai Imad bahwa membaca Ratib al-Haddad itu tidak berkah, menurut saya, itu terlalu berlebihan. Sekalipun Kiai Imad tidak mempercayai Bā ‘Alawī sebagai keturunan Kanjeng Nabi, kenapa sampai menganggap yang membaca Ratib al-Ḥaddād tidak berkah? Kalaupun saat ini ada habib-habib yang ngawur, kenapa yang sudah wafat juga dibawa-bawa? Zikiran dan wiridan itu cocok-cocokan aja.
Dalam salah satu kitabnya Minhājul Atqiyā fī Syarh Ma‘rifah al-Adzkiyā (h. 210), Kiai Soleh Darat pernah berpesan demikian:
…. lan luwih utama kaduwe wong awam ngalapa thariq al-Haddād ingkang wus den lakoni para sādātinā Bā ‘Alawī ….
….. dan lebih utama bagi orang awam mengambil tarekat al-Haddād yang sudah dilakukan oleh sādah Bā ‘Alawī ….
Di sini Kiai Soleh Darat menganjurkan orang awam untuk mengambil tarekat yang umum, yaitu tarekat Alawiyyah melalui Imam ‘Abdullāh al-Haddād. Di antara bacaan dalam tarekat ini yang didawamkan adalah Rātib al-Ḥaddād.
Saya sendiri bukan pengamal Ratib al-Ḥaddād. Kebetulan saya hanya mengamalkan amalan yang saya dapat dari kiai saya di Cirebon, tepatnya Kiai Makhtum Hannan.
Tapi bagi teman-teman yang sudah biasa mengamalkan Rātib al-Ḥaddād tetap terus diamalkan. Sayang-sayang istiqamah yang sudah dijalankan lama terus ditinggalkan begitu saja gara-gara anjuran Kiai Imad.
… Janganlah kebencianmu atas suatu kaum membuatmu berlaku tidak adil ….
Makasih kiriman fotonya ya, Mas Nur Ahmad sama Uda Hengki alias Abu Daud.