Haul Solo 2024 Bawa Berkah, Warga dan Pedagang Solo Sangat Gembira
Sabtu, 26 Oktober 2024
Faktakini.info, Jakarta - Setiap tahun, Haul Habib Ali bin Muhammad Al Habsyi menjadi momen yang dinanti-nanti. Tidak hanya oleh para jemaah, tetapi juga bagi warga sekitar dan para pedagang yang datang dari berbagai daerah.
Jalanan di sekitar Masjid Riyadh, Pasar Kliwon, penuh dengan lautan manusia dan deretan lapak dagangan yang menawarkan segala macam kebutuhan mulai dari pakaian muslim, sandal, hingga makanan.
Pukul 12.00 WIB, Selasa (22/10), akses lalu lintas di sepanjang Jalan Kapten Mulyadi sudah dialihkan, menandai dimulainya rangkaian haul ke-113 Habib Ali.
Di tengah lautan manusia yang memenuhi area sekitar masjid, ada Gito, seorang pedagang lemek atau alas duduk plastik dari Kediri, Jawa Timur. Meski usianya sudah 62 tahun, semangatnya tak surut untuk berjualan di tengah kerumunan jamaah.
"Alhamdulillah ramai, saya bawa 400 lembar, hari ini yang dibawa keliling 150 lembar. Setiap lembar saya jual Rp 10 ribu," cerita Gito dengan senyum lebar, sembari menawarkan alas duduk pada rombongan jamaah yang tengah kebingungan mencari tempat beristirahat.
Berbekal hanya barang dagangan dan tanpa penginapan, Gito memilih tidur di mana saja selama di Solo, dengan harapan keuntungan yang didapat bisa dibawa pulang untuk keluarga di Kediri.
"Tidur di mana saja, yang penting bisa jualan dan pulang bawa uang untuk keluarga," tambahnya.
Haul ini juga menjadi momen bagi warga Kampung Gurawan, Pasar Kliwon, untuk meraih rezeki. Di sudut kampung, terdapat tempat istirahat gratis yang dikelola warga setempat untuk jemaah yang kesulitan mencari penginapan.
Abdul Basir, pengelola tempat istirahat gratis itu, mengatakan bahwa tempat tersebut dapat menampung hingga 700 orang, dengan fasilitas seadanya.
"Jamaah bebas istirahat di sini, fasilitasnya sederhana, tapi cukup. Kami sediakan tikar, dan kalau jemaah ingin makan atau minum, bisa beli di warung yang kami kelola dengan harga normal," ujar Abdul Basir sambil menunjukkan area istirahat yang dipenuhi oleh tikar dan warung sederhana.
Kegiatan haul ini bukan hanya soal ziarah dan doa, tetapi juga membawa dampak ekonomi bagi warga setempat. Nur Mardiana, ketua RT 02 RW 07 Kelurahan Pasar Kliwon, mengatakan bahwa warga sudah mempersiapkan diri jauh-jauh hari untuk menyambut acara ini. Dari usaha penginapan, warung makan, hingga penyewaan tenda dagangan, semua terlibat dalam kegiatan ini.
"Kalau warga asli Gurawan biasanya menyewakan tenda, warung, dan usaha penginapan. Pendapatan warga bisa mencapai Rp 10-15 juta selama haul berlangsung," ungkap Nur Mardiana.
Sumber: jawapos.com