12 Jurus Ridwan Kamil-Suswono Atasi Polusi Udara Jakarta, Truk Embun Hingga WFH
Selasa, 19 November 2024
Faktakini.info, Jakarta - Calon gubernur Jakarta nomor urut 1, Ridwan Kamil (RK) berbicara soal kualitas udara di Jakarta yang tak sesuai standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Ia berkomitmen akan memperbaikinya, jika menang kontestasi Pilkada, dengan catatan warga kooperatif dan mendukung setiap kebijakan yang diambil.
Pria yang akrab disapa Kang Emil itu mengungkapkan pemimpin punya tugas sebagai pengambil keputusan dan pemberi rasa harapan (sense of hope) kepada warganya. Dalam menjalankan keputusan, kata dia, seorang pemimpin butuh kolaborasi dari semua pihak agar realisasinya bisa maksimal.
“Pemimpin itu tidak bisa melakukan semuanya. Kalau pemimpinnya kurang berilmu, nanti butuh dibantu oleh masyarakat, ” kata dia dalam keterangannya, Jakarta, Sabtu (16/11/2024).
Adapun parameter pencemaran udara di Jakarta berada di atas 60 µg/m2. Sementara standar WHO tiga kali lebih rendah dari itu atau 20µg/m2. “Saya berani, asal dibersamai,” ujarnya menambahkan.
Jika terpilih, dia menekankan, akan berdiskusi dengan NGO dan pihak-pihak yang berkepentingan untuk membuat kualitas udara di Jakarta menjadi lebih baik.
“Konsep kami itu kan DKI, Desentralisasi, Kolaborasi, dan Inovasi. Saya butuh kolaborasi dari berbagai pihak termasuk civil society untuk merealisasikan ide-ide saya dalam mengurangi polusi, ” kata dia.
Mantan gubernur Jawa Barat ini mengaku punya 12 langkah atau kebijakan untuk mengatasi persoalan polusi jika dipercaya memimpin Jakarta.
Pertama, membereskan tata ruang dengan menghadirkan live work play 1 zona. “Kami ingin menghadirkan budaya baru, bagaimana warga tetap produktif namun minim mobilitas. Pola pikirnya harus baru, untuk produktif tidak lagi harus banyak mobilitas. Makanya, saya ingin memperbanyak zona perkantoran di banyak tempat di Jakarta,” tuturnya.
Kedua, menata transportasi atau memperluas transportasi publik. Ke depan, operasional TransJakarta akan diperluas sampai daerah aglomerasi seperti Bogor, Bekasi, dan Tangerang. Sebab, data menyebutkan ada sekitar 2 juta warga yang lalu lalang di Jakarta untuk mencari nafkah.
Ketiga, membuat kebijakan terkait kendaraan listrik. Keempat, melakukan penataan waktu bekerja. Antara lain dengan menghadirkan kebijakan bekerja dari rumah (work from home policy).
Lalu, menegakkan kebijakan tentang uji emisi, mengusung tata hijau dengan memperbanyak aktivitas penanaman pohon. “Kami menargetkan dalam lima tahun bisa menanam 3 juta pohon dengan harapan bisa mengurangi suhu Jakarta hingga sekitar 2 derajat,” jelas Kang Emil.
Tidak hanya itu, pihaknya juga akan mengusung kebijakan pro green space. Menurut dia, di Jakarta masih ada banyak ruang yang bisa dimanfaatkan menjadi ruang hijau.
Kemudian menghadirkan rooftop garden, mengusung tata teknologi agar kebijakan yang diambil sesuai dengan data yang ada, menghadirkan truk embun, mengusung pembangkit listrik berbasis energi terbarukan. Dan terakhir,melakukan tata anggaran untuk merealisasikan climate budget.
“Truk embun ini sudah dilakukan di China. Setiap pagi, truk ini bertugas menyemprotkan H2O untuk mengurangi partikel yang menyebabkan polusi. Cara ini tentu butuh teknologi agar keputusan bisa diambil dengan bijaksana dan sesuai data yang ada,” katanya.
Sumber: radaraktual.com