Klarifikasi Ihya Sekte Imad soal Nahwu Malah Bunuh Diri Lagi

 


Ahad, 10 November 2024

Faktakini.info

Afif Alkindi

Kiai Nur Ihyak; Klarifikasi Malah Bunuh Diri Lagi

Kemaren sudah menyalahkan redaksi shalawat Busyro dalam diksi "يوم الآخرة " sekarang klarifikasi ucapannya. Ternyata salah lagi, ini klarifikasi atau bunuh diri lagi untuk kali keduanya.

Dalam video klarifikasi ini, si paling pinter nahwu menegaskan "Tidak apa-apa menggunakan redaksi yaumil akhirah sebagai susunan idhafah, tapi itu syadz atau jarang digunakan".

Ada dua poin kesalahan dalam pernyataan si paling pinter nahwu tersebut, pertama mengatakan diksi yaumil  akhirah sebagai redaksi yang syadz. Kedua, tak paham perbedaan syadz dan jarang (nadir).

Pertama, mengatakan diksi yaumil akhirah syadz, justru keliru, sebab makna syadz sendiri adalah menyimpang dari kaidah yang berlaku, atau menyimpang dari aturan. Pertanyaannya, di manakah letak penyimpangan tersebut? Jelas tidak ada, berarti bukan syadz.

Biar lebih jelas, berikut makna syadz (menyimpang): 

الشاذ هو ما يكون مخالفا للقياس من غير نظر الى قلة وجوده وكثرته 

"Syadz adalah suatu hal yang menyalahi aturan tanpa melihat sedikit dan banyak ditemukan".

Jelas ya, bahwa syadz adalah menyimpang, dan penyimpangan ini tidak meninjau apakah sering atau jarang terjadi. Dengan begitu, mafhum syadz ini berbeda dengan nadir (jarang).

Kedua, si paling pinter nahwu itu tidak bisa membedakan nadir (jarang) dan syadz (melabrak aturan). Maksud dari nadir (jarang) sebagai berikut:

والنادر هو الذي يكون وجوده قليلا لكن يكون على القياس،

"Nadir adalah suatu hal yang jarang ada, akan tetapi mematuhi aturan/kaidah yang berlaku".

Dari kedua definisi ini jelas beda antara syadz dan nadir. Syadz adalah menyalahi qiyas (aturan yang berlaku), sementara nadir tetap berdasarkan aturan, hanya saja jarang digunakan.