Ridwan Kamil Lanjutkan Program 'Maghrib Mengaji' Anies, Pramono Tidak
Sabtu, 16 November 2024
Faktakini.info, Jakarta - Cagub Jakarta nomor urut 1, Ridwan Kamil (RK), mengklarifikasi soal program 'Maghrib Mengaji' untuk umat Islam yang pernah disampaikannya. RK mengatakan landasan program yang bagus itu adalah melanjutkan kerja gubernur Jakarta sebelumnya yakni Anies Baswedan.
"Saya mau klarifikasi satu hal, tolong dikutip jangan dipotong. Saya mendapatkan berita yang memang dalam pemilu ini selalu hadir yang namanya hoaks, selalu hadir namanya salah tafsir, selalu hadir salah persepsi yang diviralkan," kata RK kepada wartawan di kawasan Cipinang, Jakarta Timur, Senin (7/10/1024).
"Hanya gara-gara menyebut Maghrib Mengaji, seolah-olah ada deklarasi Jakarta hanya untuk satu agama," sambung dia.
RK menegaskan bahwa Jakarta adalah representasi Indonesia dan Pancasila. Karena itu, menurut dia, setiap pemimpin harus menjunjung tinggi Pancasila dan nilai tertinggi kepemimpinan adalah adil, untuk semua golongan.
"Program-program semuanya harus merata ke semua golongan. Satu-satunya pasangan, boleh cek di KPU, yang menuliskan visi-misinya, ada tulisan manusia Pancasila hanya pasangan RIDO," ucap RK.
"Itu artinya kami sangat komit, bahwa landasan berpikir pasangan RIDO pasti dasarnya hanya satu yang namanya Pancasila," sambung dia.
Sedangkan mengenai program 'Maghrib Mengaji', RK mengungkap itu merupakan program yang pernah dikerjakan eks Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan. Program itu akan dikaji dan disempurnakan.
"Yang namanya program Mahgrib Mengaji adalah program Pak Anies Baswedan. Yang waktu kita blusukan ada aspirasi untuk disempurnakan dan dilanjutkan, maka saya sebagai cagub yang udah komit yang baik-baik dipemimpin sebelumnya akan dilanjutkan, termasuk (program) 'Maghrib Mengaji'," jelas dia.
Kendati begitu, Ridwan Kamil menyebut bukan berarti pihaknya mengesampingkan agama lain. Pasangan RIDO, kata RK, akan mendukung dan membantu segala agama secara merata.
"Saya datang ke tempat lain, 'Pak program Pak Ahok yang umroh kan marbut dihidupkan lagi', saya bilang 'Mantap', kita akan laksanakan. Tapi jangan agama Islam, saya bilang. Nanti yang petugas gereja ingin ke Vatikan, kita fasilitasi dengan sebuah cara, agama lain ingin ke tempat suci lain kita fasilitasi. Itulah rasa adil kami yang harus dipahami," jelas RK.
"Jadi gubernur Jakarta pastilah kami berdiri di tengah-tengah. Saya kira kurang lebih itu klarifikasinya ya. Bahwa kami melanjutkan apa yang sudah dikerjakan, hanya disempurnakan dan dilebih-adilkan," imbuh dia.
Tak hanya itu, RK juga mengungkapkan kinerja saat menjabat sebagai wali kota Bandung dan gubernur Jabar banyak menyelesaikan izin rumah ibadah nonmuslim. Salah satunya adalah menyelesaikan polemik 15 tahun GKI Yasmin di Bogor.
"Di Bekasi, Bandung bersama Bima Arya, Gereja Yasmin di Bogor. Itu adalah komitmen yang dilakukan, membiayai paduan suara Katolik setahun sekali itu juga kita lakukan, kunjungan ke rumah ibadah untuk memberikan rasa aman juga dilakukan," beber RK.
"Itulah contoh apa yang sudah dikerjakan tetap dikerjakan. Untuk warga Jakarta, jangan termakan oleh komen-komen atau hal-hal yang memecah belah keharmonisan kita di musim pemilu yang penuh dengan kecurigaan," pungkasnya.
Pasangan calon Pramono Anung-Rano Karno, bertemu dan warga di Kawasan Pantai Indah Kapuk (PIK), Jakarta Utara. Dalam pertemuan itu, Pramono menyebut tidak mendukung program Maghrib Mengaji.
"Nggak boleh agama digunakan di dalam politik," kata Pramono dihadapan warga si kawasan PIK, Jakarta Utara, Sabtu (28/9/2024).
"Makanya saya menyampaikan secara terbuka dalam politik, dalam Pilgub ini kami sama sekali tidak akan membawa agama, etnisitas," sambungnya.
Pramono menyindir Ridwan Kamil yang mempunyai program wajib mengaji bagi anak muslim di sekolah. Pramono mengatakan bahwa Pilgub bukan bersifat keagamaan melainkan membangun Jakarta.
"Sama sekali tidak bahwa ada yang mengusulkan untuk sampai magrib di SMA-nya kemudian mengaji. Ya silakan lah mereka saja, kami tidak. Karena bagi kami yang namanya Pilgub ini bukan hal yang bersifat keagamaan, tetapi inilah bagaimana membangun Jakarta menjadi lebih baik," ujarnya.
Sumber: detik.com