Semprot Nur Ihya, Ustadz Kholili: PEMAKAIAN ISTILAH يوم الآخرة OLEH ULAMA' NUSANTARA

 


Senin, 4 November 2024

Faktakini.info

Muhammad Salim Kholili

PEMAKAIAN ISTILAH يوم الآخرة OLEH ULAMA' NUSANTARA

Saya mencoba mencari kata kunci يوم الآخرة di Maktabah Syamilah yang ada di komputer dengan  koleksi kitab 23.864 kitab dan mendapati hasil di angka 232, sebagian sudah dijabarkan oleh Ustadz Abd Rohim Bushiry di postingannya, ada tambahan lagi di Tafsir Imam Al Izz bin Abdissalam, Tafsir Al Imam Abu Manshur Al Mathuridi, ada juga di karya Ulama' abad ke 4 yaitu Kitab Ad Dalail Fi Ghoribi Hadist karya Qosim As Sarqisthi dll amat banyak tidak mungkin kami sebutkan satu persatu.


Namun di sini kami ingin menyebutkan penggunaan kata يوم الآخرة oleh Ulama' Nusantara sebab PWI (tempat bernaung penggiring opini) salah satu visinya "katanya" meneladani dan mengangkat peran Ulama' Nusantara.


Pertama, ada di kitab فيض الحجا karya Rais Aam PBNU Al Maghfurlah KH. Ahmad Sahal Mahfudz, kitab ini merupakan Ta'liq (komentar) beliau atas kitab Nailu Roja' karya Kiai Ma'shum Siradj Cirebon yang merupakan nadzom dari Safinah. Kitab ini juga diberi Muqoddimah oleh Guru beliau KH. Zubair Dahlan (Ayahanda KH. Maimoen Zubair). Pada bagian penutupnya KH. Sahal Mahfudz berharap semoga karya beliau menjadi tabungan pahala di hari akhir.


Ibarot beliau (Lihat Gambar 3):

ذخرة في يوم الآخرة


Kedua, ini yang perlu diperhatikan oleh Pak Nur Ihya' sebab kata يوم الآخرة juga kami temui di Tafsir Marah Labid karya Syaikh Nawawi Al Bantani yang juga masih keturunan Sunan Gunung Djati.


Dalam tafsir beliau saat menerangkan Ayat 102 dari surat Hud beliau menulis:

إِنَّ أَخْذَهُ أَلِيمٌ شَدِيدٌ (102)

أي وجيع صعب على المأخوذ لا يرجى منه الخلاص إِنَّ في ذلك أي القصص السبعة لآيَةً أي الموعظة لِمَنْ خَافَ عَذَابَ الآخرة فينتفع بسماع هذه القصص ويعلم أن القادر على إنزال عذاب الدنيا قادر على إنزال عذاب الآخرة فإن في هذه القصص عذاب الدارين وقد حصل عذاب الدنيا ذلك


أي *يوم الآخرة* يَوْمٌ مَجْمُوعٌ لَهُ النَّاسُ أي يجمع في ذلك اليوم الأولون والآخرون للمحاسبة والجزاء وذلِكَ يَوْمٌ مَشْهُودٌ


Terakhir, barangkali ada yang berpikir "buat apa meladeni hal remeh begini"


Qultu: betul memang ini hal remeh bagi seorang santri yang biasa membaca kitab tapi bagi orang awam kekeliruan opini yang disengaja ini dapat berkembang liar sehingga berpotensi sesat menyesatkan, kami juga sadar tulisan ini amat kecil kemungkinan akan menyadarkan pak nur Ihya' dari hobinya membuat buat kesalahan untuk dituduhkan ke golongan Ba Alawi, namun setidaknya mencegah orang awam jatuh dalam hal yang sama, Al Maghfurlah KH. Maimoen Zubair Rahimahullah pun pernah berujar "Minterno wong bener kuwi luwih gampang tinimbang mbenerake wong pinter"

(Memintarkan orang yang benar itu lebih mudah daripada membenarkan orang yang pintar tapi salah).


Wallahu'alam.