Kurang Ajar! Zionis Serang Suriah 480 Kali dan Rebut Wilayah Usai Jatuhnya Assad
Senin, 16 Desember 2024
Faktakini.info, Jakarta - Rezim Zionis Israel terus menyerang Suriah saat rezim Bashar Al Assad jatuh. Israel telah melancarkan serangan udara ke target militer di seluruh Suriah dan mengerahkan pasukan darat baik ke dalam maupun ke luar zona penyangga demiliterisasi untuk pertama kalinya dalam 50 tahun terakhir.
Militer Israel pada Selasa, 10 Desember 2024, mengatakan telah melakukan sekitar 480 serangan di seluruh negeri selama dua hari terakhir. Serangan itu menghantam sebagian besar persediaan senjata strategis Suriah. Dilansir dari CNN, Menteri Pertahanan Israel Katz mengatakan angkatan laut Israel telah menghancurkan armada Suriah dalam semalam. Ia memuji operasi tersebut sebagai sebuah keberhasilan besar.
Sehari sebelumnya, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memuji runtuhnya rezim Bashar al-Assad sebagai babak baru dan dramatis.
"Runtuhnya rezim Suriah adalah akibat langsung dari pukulan hebat yang kami berikan kepada Hamas, Hizbullah, dan Iran," katanya dalam konferensi pers yang jarang terjadi pada hari Senin. "Poros itu belum lenyap, tetapi seperti yang saya janjikan, kami sedang mengubah wajah Timur Tengah."
Menteri Luar Negeri Gideon Sa'ar mengatakan kepada wartawan pada hari Senin bahwa Israel mengebom fasilitas militer Suriah yang menyimpan senjata kimia dan rudal jarak jauh. Penyerangan dilakukan untuk mencegah senjata itu jatuh ke tangan para ekstremis. "Sehubungan dengan apa yang akan terjadi di masa depan, saya bukan seorang nabi," katanya. "Saat ini penting untuk mengambil semua langkah yang diperlukan dalam konteks keamanan Israel."
Dari 480 serangan yang dilakukan oleh Angkatan Udara Israel, sekitar 350 di antaranya merupakan serangan pesawat berawak. Serangan drone itu menargetkan lapangan udara, baterai antipesawat, rudal, pesawat nirawak, jet tempur, tank, dan lokasi produksi senjata di Damaskus, Homs, Tartus, Latakia, dan Palmyra, kata Pasukan Pertahanan Israel (IDF). Sisa serangan tersebut dilakukan untuk mendukung operasi darat yang menargetkan depot senjata, bangunan militer, peluncur, dan posisi penembakan.
IDF juga mengatakan kapalnya menyerang dua fasilitas angkatan laut Suriah, tempat 15 kapal berlabuh. Puluhan rudal laut-ke-laut dikatakan telah dihancurkan.
Dikutip dari Reuters, Israel menyambut baik jatuhnya Bashar Al Assad, sekutu musuh utamanya Iran, tetapi bereaksi hati-hati terhadap faksi pemberontak terkemuka, Hayat Tahrir al-Sham. HTS berakar pada gerakan-gerakan Islamis termasuk al Qaeda dan ISIS meskipun telah berupaya selama bertahun-tahun untuk memoderasi citranya.
"Kami menginginkan hubungan dengan rezim baru di Suriah," kata Netanyahu. Ia menyampaikan bahwa senjata Iran ditransfer melalui Suriah ke Hizbullah. Namun ia menegaskan, jika Israel diserang maka mereka akan menanggapi dengan tegas dan menuntut harga yang mahal.
Beberapa negara Arab menuduh Israel mengeksploitasi ketidakstabilan di Suriah untuk merampas wilayahnya. Liga Arab, sebuah kelompok negara-negara Arab, mengatakan Israel mengambil keuntungan dari perkembangan situasi internal di Suriah. Menurut Mesir, tindakan Israel merupakan eksploitasi terhadap negara yang sedang labil, untuk menduduki lebih banyak wilayah Suriah.
Nadav Shoshani, juru bicara militer Israel, membantah bahwa pasukannya merangsek ke arah Damaskus. Namun ia mengakui bahwa pasukan Israel beroperasi di Suriah di luar zona penyangga. Militer Israel bersikeras bahwa mereka tidak mencampuri urusan internal di Suriah.
Foto: Dokumentasi Israel serang Damaskus, Suriah (AFP)
Sumber: tempo.co