Terkait PSN PIK 2 dan Rempang, Khozinudin: JENDERAL, DIMANA KEBERPIHAKAN KALIAN?
Jum'at, 20 Desember 2024
Faktakini.info
*JENDERAL, DIMANA KEBERPIHAKAN KALIAN?*
Oleh : *Ahmad Khozinudin*
Sastrawan Politik
Entahlah, harus sekeras apa kami rakyat kecil menangis. Hingga raungan tangis itu bisa didengar oleh setiap yang memiliki telinga. Entah, dengan bahasa apa kami harus menyampaikan berita, hingga semua yang mampu melihat bisa membelalakkan mata.
Derita kami ini kecil Jenderal, jika dibandingkan dengan sumpah Sapta Marga yang kalian ikrarkan. Nestapa kami ini tak berarti, jika dibandingkan luhurnya ikrar Sapta Marga.
Tapi Jenderal, izin bertanya. Apakah masih tersisa kata dari redaksi sumpah Sapta Marga? Masihkah ada yang bisa dieja, dari ungkapan kalimat komitmen Tri Brata?
Jenderal, jika tak sudi melihat penderitaan kami, penderitaan rakyat kecil yang dirampas haknya, baik di PIK-2 maupun di Rempang, cobalah melihat masa depan Negara kita. Masa depan tempat hidup dan bernaung, anak-anak dan cucu-cucu kita. Akankah Jenderal tega, mewariskan Negeri yang tanahnya terjajah, sehingga generasi selanjutnya hanya akan mewarisi penindasan dan kezaliman?
Jenderal! Dimana letak kebanggaan atas gemerlapnya bintang-bintang di pundak kalian, ketika sinar bintang itu berkilau diatas kegelapan penderitaan rakyat. Dimana, tanggung jawab dan amanah yang telah diikrar, sementara kedukaan itu menunjuk hidung mu di pelupuk mata?
Ah, Jenderal! Andai saja, kalian tak punya bintang dan tak punya wewenang. Andai saja, kalian hidup nun jauh di kutub Utara atau kutub selatan. Mungkin kami akan berlapang dada dengan penderitaan kami, tanpa pertolongan kalian.
Akan tetapi....
Kalian bersama kami. Melihat dengan mata kepala sendiri penderitaan kami, makin tajam terlihat diantara kilatan pantulan sinar bintang kalian. Tapi mengapa kami masih menderita? Kami masih nestapa?
Jenderal, bersuara-lah! Agar kami tahu, kalian bukan antek Tommy Winata atau AGUAN.
Jendral, bicaralah! Agar menjadi jelas bagi kami, masih ada kalian bersama kami.
Jenderal, bertindaklah! Agar kami tahu, siapa para pengkhianat Republik ini yang telah menjual murah kedaulatan negara kepada oligarki.
Jenderal, bicaralah! Sebelum kami menghitung kalian, dan mengabadikan nama kalian dalam daftar nama pengkhianat Republik ini. [].