ALHAMDULILLAH, ACARA DEKLARASI GERAKAN RAKYAT ANTI OLIGARKI SUKSES DIGELAR DI JANTUNG WILAYAH KORBAN PENINDASAN PSN PIK-2
Kamis, 9 Januari 2025
Faktakini.info
*ALHAMDULILLAH, ACARA DEKLARASI GERAKAN RAKYAT ANTI OLIGARKI SUKSES DIGELAR DI JANTUNG WILAYAH KORBAN PENINDASAN PSN PIK-2*
_[Koordinator Tim Advokasi Melawan Oligarki Rakus Perampas Tanah Rakyat/ TA- MOR PTR]_
Saat menaiki podium, untuk memastikan KH Abdul Muhaimin membacakan do'a diawal, karena beliau dari Yogyakarta khawatir ada agenda lain, Bang Meidy Juniarto berujar:
"Bro, Ayo Naik Orasi" serunya.
"Ga Bang, yang lain saja. Aku ngurusi tamu tamu, tokoh tokoh yang datang. Acara ini bisa terselenggara saja, saya sangat bersyukur" Penulis jawab singkat.
Bang Meidy Juniarto ini, adalah orang yang banyak berperan di belakang. Banyak, tokoh-tokoh lainnya yang banyak berkontribusi terhadap perjuangan melawan kezaliman Aguan, meski tak nampak dalam hingar bingar media.
Saya menemui sejumlah Tokoh Banten di acara tersebut. Mengobrol, mendalami sejumlah informasi. Mereka, banyak mensuplai informasi tetapi tetap rendah hati, berada di belakang layar.
Termasuk mereka, memberikan informasi bahwa proyek pemagaran laut itu dibiayai anak buah Aguan. Yang saat ini kabur ke Subang, saat rumahnya digeruduk. Kabur, ketakutan akibat selama ini terkenal zalim. Ya, seperti Ali Hanafiah Lijaya, yang saat ini tidak diketahui posisinya oleh publik, karena takut atas kejahatannya sendiri, yang selama ini banyak melayani kezaliman proyek PIK-2 milik Aguan dan Anthony Salim.
Agak lucu, mencoba menghalau kemerdekaan berpendapat dengan membayar preman. Karena preman, tak bisa menghalau pendapat, tak bisa membendung arus informasi pembelaan terhadap rakyat yang makin meluas.
Preman bayaran ini merasa menang, karena lokasi dapat mereka duduki. Tapi kebodohannya menghalau aksi, justru makin menambah semangat perjuangan rakyat Banten, dan mengamplifikasi opini, sehingga perlawanan makin meluas.
Preman bayaran ini tidak paham kaidah jurnalistik 'BAD NEWS IS GOOD NEWS'. Kabar pendudukan lokasi, justru menjadi 'GOOD NEWS'. Makin membuktikan, ada negara dalam negara di proyek PIK-2. Sampai-sampai Polisi pun, keok melawan preman.
Sedangkan acara aksi begitu sukses terselenggara. Ada nuansa silaturahmi, konsolidasi, hingga merasa senasib sepenanggungan. Hoax penolakan Aksi Said Didu, terbantahkan. Tak ada Said Didu dalam aksi. Semua tokoh yang hadir, bersemangat menyampaikan orasi.
Saat bertemu Mas Roy Suryo, langsung spontan Penulis menyapa 'FUFUFAFA MAKZULIN AJA'. Saat bertemu Bang Abraham Samad, penulis sampaikan beliau adalah tokoh yang pertama kali mempopulerkan ungkapan 'JONGOS AGUAN'.
Saat bertemu dengan Pak Kholid Nelayan Banten dan kawan-kawan mahasiswa, penulis berkesempatan menjelaskan strategi perlawanan agar tidak terpancing adu fisik. Bagaimana pun, preman bayaran Aguan adalah anak bangsa, punya anak dan istri. Jika mereka cidera, keluarga mereka akan sedih. Sedangkan Aguan yang akan tertawa terbahak, karena anak bangsa diadu domba, proyek PIK-2 terus Cuan.
Penulis jelaskan pula, bahwa niat utama perjuangan adalah menunaikan kewajiban. Untuk memenuhi seruan dakwah Amar Maruf dan nahi mungkar. Insyaallah, pahala dan ridlo Allah SWT pasti didapatkan.
Sementara soal PSN PIK-2, sebenarnya ini tanggung jawab penuh Presiden Prabowo Subianto. Dia, harus segera bertindak membela rakyatnya. Bukan berdiam diri, apalagi membela Aguan.
Alhamdulillah, acara sukses digelar dari awal hingga akhir. Kehadiran sejumlah tokoh, menjadi salah satu penanda suksesnya acara. Ada Abraham Samad (Ketua KPK periode 2011-2015), Roy Suryo (Menpora era SBY), Ust Alfian Tanjung (Pendakwah), Mayjen TNI Purn Syamsu Djalal (Ketua Dewan Pembina Persaudaraan Raja Sultan Nusantara, DANPOM TNI era Soeharto), KH Abdul Muhaimin (pengasuh Ponpes Nurul Ummahat, Kotagede, Yogyakarta), Juju Purwantoro, KH Muhyiddin Junaidi (Ulama MUI), Mayjen TNI Purn Soenarko (eks Danjen Kopassus), Dr Marwan Batubara, Rizal Fadilah, Edy Mulyadi, KH Sobri Lubis, Kolonel Purn Sugeng Waras, Kolonel Purn M. Nur Saman, Bu Julia Safitri, Ust Verry Kristanto (Ketua GNPR), Ust Irwan Syaifulloh (Tokoh Pergerakan Nasional), Pak Ismed, Aziz Yanuar, Heru Purwanto (UI WATCH), Bu Menuk Wulandari (ARM), Bu Wati (ASPIRASI), Makmun Muzakki (Tokoh Banten, Fikri Balfaz, Eks Dan PSN Swakarsa), Bu Dhio, dan masih banyak lagi. [].