Holid Miqdar sang Nelayan, Pejuang kemerdekaan zaman ini

 


Rabu, 29 Januari 2025

Faktakini.info

*HOLID MIQDAR*

Oleh : *Ahmad Khozinudin, SH*

Sastrawan Politik 

_"Selama negeri ini belum berhukum pada hukumnya Alloh SWT, maka tak akan ada solusi yang tuntas atas semua persoalan yang mendera"_

*[Holid Miqdar]*

Siapa sebenarnya Holid Miqdar, Nelayan yang viral karena perjuangannya melawan Oligarki PIK-2? Apakah, Dia memiliki bekingan yang kuat, sehingga tak punya rasa takut, melawan oligarki lingkaran kecil yang telah merusak lingkaran besar Negara?

Kalau ada yang bertanya, apakah ada yang lebih alim (pintar) dari sosok Holid Miqdar? Tentu, akan banyak yang menjawab: *banyak sekali.*

Tapi, begitu ditanya, adakah yang berani melebihi atau setidaknya menyamai keberanian Holid Miqdar? Banyak orang akan berfikir panjang, dan mulai melakukan penelusuran. Kesimpulannya, *tak banyak yang keberaniannya menyamai Holid Miqdar, apalagi melebihi.*

Pertemuan penulis sendiri dengan sosok Holid Miqdar karena perjuangan melawan oligarki PIK-2. Pertemuan secara fisik, pertama kali terjadi saat mengawal Said Didu diperiksa Polres Tangerang-Banten. 

Pertemuan itu berlanjut. Kami juga bertemu, saat silaturahmi di Kesultanan Banten Lama, bertemu Sultan Banten dan KH. TB Fathul Adzim. Saat itu, penulis sempat menyampaikan tafsir hadits 'al Wahn' dengan ungkapan sebagai berikut:

_"Orang-orang yang beriman, hukum asalnya pemberani. Hingga ia menukar isi dadanya dengan dunia. Saat dadanya kosong dari iman, dan diganti dengan dunia, maka seketika dia menjadi pengecut"_

_"Sebaliknya, orang-orang kafir dan munafik ,hukum asalnya pengecut. Hingga dia mampu, mengganti isi dada orang beriman, mengeluarkan iman dari dadanya, dan menggantinya dengan dunia. Maka, seketika orang-orang kafir dan munafik menjadi berani"_

Berikutnya, kami sering bertemu dalam berbagai kesempatan perjuangan. Terakhir, saat penulis ingin mengunjungi Sungai Kalimalang di Kronjo, untuk membungkam mulut-mulut pembela oligarki PIK-2, Holid Miqdar yang membantunya. Setelah itu, kami menyempatkan diskusi bersama.

Penulis ingin mengingatkan sekaligus menegaskan, *bahwa keberanian itu bukan dicapai dengan ilmu. Melainkan, dengan mengokohkan iman di dada, dan menafikan dunia yang fana.*

Setinggi apapun ilmu yang dimiliki, namun jika dia masih menjadikan dunia sebagai referensi hidup, apalagi memenuhi dadanya hingga sesak dengan dunia, niscaya dia akan menjadi pengecut. Saat berjuang, dia tak akan menghitung keuntungan bagi perjuangan, melainkan sibuk menghitung dampak perjuangan bagi kepentingan dunianya.

Maka adalah wajar, kita menjumpai banyak sekali kalangan orang yang berilmu namun pengecut. Banyak ilmu dibenaknya, namun sedikit sekali yang terlontar dari lisannya.

Terlebih lagi, setelah menghadapi penguasa. Ilmunya yang bertumpuk-tumpuk seperti tiada nilai. Kalah, oleh sejumput kekuasaan. Dunianya, lebih berat untuk diselamatkan ketimbang mengikuti bara iman yang menuntunnya.

*Holid Miqdar*, adalah sosok yang bisa dijadikan referensi. Betapa keberanian itu, tak membutuhkan pernak pernik yang memusingkan. Kesederhanaan Nelayan satu ini, bisa kita jadikan referensi.

Apakah dunia kita, kurang atau melebihi Holid Miqdar?

Apalagi ilmu kita, kurang atau melebihi Holid Miqdar?

Apakah, iman kita kurang atau melebihi Holid Miqdar?

Yang jelas, keberanian bukan karena jumlah, bukan karena ilmu, bukan karena harta, melainkan karena kekuatan iman. Iman yang kokoh, akan membimbing pemiliknya menjadi seorang pemberani.

Namun, keberanian itu harus punya tujuan. Bukan sekedar untuk melawan Oligarki PIK-2, melainkan untuk menegakkan hukum Alloh SWT. Benar sekali, kutipan kata yang disampaikan oleh Holid Miqdar:

_"Selama negeri ini belum berhukum pada hukumnya Alloh SWT, maka tak akan ada solusi yang tuntas atas semua persoalan yang mendera"_ [].

Kholid sang Nelayan, Pejuang kemerdekaan zaman ini

#kholidnelayan

#pagarbambu

#indonesia