Profil Fandi Ahmad Legenda Sepak Bola Singapura
Selasa, 21 Januari 2025
Faktakini.info
Fandi Ahmad
Legenda Sepak Bola Singapura
Fandi bin Ahmad (lahir 29 Mei 1962) adalah seorang manajer sepak bola profesional asal Singapura dan mantan pemain. Saat ini, ia menjabat sebagai penasihat teknis dan pelatih kepala klub Liga Super Malaysia, Sri Pahang. Selama karirnya sebagai pemain, Fandi dikenal sebagai seorang penyerang, meski terkadang juga bermain sebagai gelandang. Ia pernah bermain untuk beberapa klub, termasuk Singapura FA, Kuala Lumpur FA, Pahang FA, Niac Mitra (Indonesia), Groningen (Belanda), serta Geylang United dan SAFFC di Singapura. Fandi meraih banyak gelar sepanjang kariernya, termasuk dua gelar ganda di tahun 1992 dan 1994 serta penghargaan Sepatu Emas pada 1988.
Karier Internasional
Fandi juga memiliki perjalanan cemerlang bersama tim nasional Singapura, mencatatkan 101 penampilan dan mencetak 55 gol, rekor yang masih bertahan hingga kini. Ia juga meraih tiga medali perak di SEA Games sebagai kapten tim nasional dari tahun 1993 hingga 1997. Fandi dianggap sebagai legenda sepak bola Singapura dan pada tahun 1994, ia dianugerahi Pingat Bakti Masyarakat (Medali Layanan Publik) atas prestasinya, termasuk menjadi pemain sepak bola Singapura pertama yang bermain di Eropa.
Masa Kecil dan Awal Karier
Fandi tumbuh dalam keluarga sederhana di Hougang, Singapura, dan sejak kecil ia sudah tertarik dengan sepak bola. Ayahnya, Ahmad Wartam, adalah penjaga gawang tim nasional Singapura pada 1960-an. Fandi awalnya bermain sebagai penjaga gawang, namun beralih menjadi gelandang atas saran gurunya. Pada usia 12 tahun, orang tuanya bercerai, dan Fandi tinggal bersama ayah dan kakek neneknya di sebuah kampung. Ia mulai menunjukkan bakat sepak bola saat bermain di tim sekolah dan akhirnya bergabung dengan tim nasional U-17 Singapura.
Karier Klub
Fandi memulai karier profesionalnya di Niac Mitra, Indonesia, sebelum pindah ke FC Groningen di Belanda pada 1983. Di sana, ia mencetak 11 gol dalam 36 pertandingan liga dan menjadi pemain paling populer di Groningen. Fandi kemudian bergabung dengan Kuala Lumpur FA, meraih dua gelar Malaysia Cup dan memenangkan Sepatu Emas pada 1988. Selanjutnya, Fandi bermain di Pahang FA dan membantu tim meraih gelar ganda Malaysia Cup dan Liga Malaysia pada 1992.
Setelah kembali ke Singapura, Fandi memperkuat Singapura FA, dan membawa tim meraih gelar ganda Malaysia Cup dan Liga Malaysia pada 1994. Di musim pertama Liga Singapura (S.League) pada 1996, Fandi memimpin Geylang United menjadi juara liga. Ia kemudian melanjutkan karier di SAFFC, di mana ia memenangkan dua gelar S.League.
Karier Pelatih
Setelah pensiun, Fandi memulai karier pelatih dengan mengelola SAFFC pada tahun 2000, meraih gelar S.League dan penghargaan Pelatih Terbaik. Ia juga pernah melatih timnas Singapura U-22 dan klub Indonesia, Pelita Raya. Pada 2012, Fandi menjadi pelatih kepala Johor Darul Ta'zim (JDT) di Malaysia dan membantu tim mencapai final Piala FA Malaysia 2013.
Fandi kembali melatih tim Singapura LionsXII pada 2013, dan pada 2018, ia menjadi pelatih sementara tim nasional Singapura. Ia juga menjabat sebagai pelatih utama Young Lions dan kepala pengembangan pemain muda di Federasi Sepak Bola Singapura (FAS).
Sri Pahang dan Kembali ke Malaysia
Pada 2022, Fandi kembali bergabung dengan Sri Pahang sebagai penasihat teknis, dan pada 2023, ia ditunjuk sebagai pelatih kepala tim tersebut. Di bawah asuhannya, Sri Pahang memulai musim dengan hasil yang baik, mencatatkan 7 kemenangan dan 4 seri tanpa kekalahan hingga akhirnya terhenti oleh Johor Darul Ta'zim.
Kehidupan Pribadi
Fandi adalah seorang Muslim yang taat dan dikenal sebagai pribadi yang rendah hati, tidak merokok, dan tidak minum alkohol. Ia menikah dengan model asal Afrika Selatan, Wendy Jacobs, pada 1996, dan mereka dikaruniai lima anak, empat di antaranya adalah pemain sepak bola profesional (Irfan, Ikhsan, Ilhan, dan Iryan). Anak-anaknya juga memperkuat tim nasional Singapura dan beberapa klub internasional.
Warisan dan Pengaruh
Fandi Ahmad dianggap sebagai salah satu atlet terbesar yang pernah dimiliki Singapura. Pada 1999, ia menduduki peringkat keenam dalam daftar "50 Atlet Terbesar Singapura Abad Ini" versi The Straits Times. Ia juga menjadi subjek biografi yang diterbitkan pada 1993, yang terjual lebih dari 17.000 eksemplar dalam dua bulan.
Fandi telah menjadi duta berbagai merek, seperti pakaian olahraga Lotto dan Royal Sporting House, serta aktif dalam kampanye anti-merokok dan anti-narkoba. Dengan karier yang gemilang, baik sebagai pemain maupun pelatih, Fandi terus berkontribusi pada perkembangan sepak bola di Singapura dan Asia Tenggara.
#FandiAhmad
#LegendaSepakbolaSingapura
#SoccerNostalgia