Surat Nabi Muhammad ﷺ untuk Kaisar Heraclius Petinggi Romawi
Senin, 20 Januari 2025
Faktakini.info
*Surat Nabi Muhammad ﷺ untuk Kaisar Heraclius Petinggi Romawi*
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ .
مِنْ مُحَمَّدٍ عَبْدِ اللَّهِ وَرَسُولِهِ إِلَى هِرَقْلَ عَظِيمِ الرُّومِ .
سَلاَمٌ عَلَى مَنِ اتَّبَعَ الْهُدَى ،
أَمَّا بَعْدُ فَإِنِّى أَدْعُوكَ بِدِعَايَةِ الإِسْلاَمِ ، أَسْلِمْ تَسْلَمْ ، يُؤْتِكَ اللَّهُ أَجْرَكَ مَرَّتَيْنِ ، فَإِنْ تَوَلَّيْتَ فَإِنَّ عَلَيْكَ إِثْمَ الأَرِيسِيِّينَ وَ ( يَا أَهْلَ الْكِتَابِ تَعَالَوْا إِلَى كَلِمَةٍ سَوَاءٍ بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمْ أَنْ لاَ نَعْبُدَ إِلاَّ اللَّهَ وَلاَ نُشْرِكَ بِهِ شَيْئًا وَلاَ يَتَّخِذَ بَعْضُنَا بَعْضًا أَرْبَابًا مِنْ دُونِ اللَّهِ فَإِنْ تَوَلَّوْا فَقُولُوا اشْهَدُوا بِأَنَّا مُسْلِمُونَ )
“Bismillaahir rahmaanir rahiim.
Min Muhammadin Rasuulillaahi ilaa Hiraqla ‘adhiimir Ruumi.
Salaamun ‘alaa manit taba’al hudaa.
Amma ba’du: Fa innii ad’uuka bidi’aayatil Islaami. Aslim taslam, wa aslim yu’tikalloohu ajroka marroitaini, fain tawallaita fa’alaika itsmul ariisiyyiina, wa yaa ahlal kitaabi ta’aalau ilaa kalimatin sawaai bainanaa wa bainakum, an laa na’buda illallooha walaa nusyrika bihii syai’an, walaa yattakhidza ba’dhunaa ba’dhon arbaaban min duunillaahi, fa in tawallau fa quulusyhaduu biannaa muslimuun.”
Artinya:
Bismillaahir Rahmaanir Rahiem
Dari Muhammad utusan Alloh
Kepada Heraclius pembesar orang Romawi.
Salam sejahtera semoga dilimpahkan kepada orang yang mengikuti petunjuk Alloh.
Setelah ucapan ini, maka sesungguhnya saya mengajak Anda dengan ajakan Islam. Masuklah Anda ke dalam agama Islam, maka Anda akan selamat, dan Alloh akan memberikan pahala dua kali kepada Anda. Apabila Anda menolak, maka Anda akan menanggung dosa-dosa para pengikut (– atau ada yang mengartikan orang-orang (penganut) Arisiyyin/ Arianisme (ajaran Arius, uskup Iskandariyah 256-336M, pen)–).
Wahai Ahli Kitab, marilah (berpegang) dalam satu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah, dan tidak kita persekutukan dia dengan sesuatu pun, dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai Tuhan selain Alloh. Jika mereka berpaling maka katakanlah kepada mereka: “Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang yang berserah diri (kepada Alloh).” (Al-Bukhari IV/57 dan Muslim ii/ 90-91, alenia terakhir adalah bagian ayat 64 Surat Ali ‘Imran).
Dalam surat itu Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam menegaskan,Apabila Anda menolak, maka Anda akan menanggung dosa-dosa para pengikut ( – atau ada yang memaknakan: orang-orang arisiyyin (penganut) Arianisme (ajaran Arius, uskup Iskandariyah 256-336M, pen) ). Perlu diketahui Arianisme adalah ajaran Arius (256-336M), seorang ahli ilmu agama bangsa Libia, Uskup di Iskandariah, mengajarkan bahwa sebelum penciptaan umum, Tuhan telah menciptakan dan melahirkan seorang putera, makhluk yang pertama, tetapi tidak abadi dan tidak sama dengan Sang Rama (Ensiklopedi Umum, hal. 79). Kepercayaan itu menurut Islam jelas syirik, orangnya disebut musyrik, suatu dosa yang paling besar karena menyekutukan Alloh Subhanahu wa Ta’ala, dengan menyebut Tuhan melahirkan seorang putera. Padahal sudah jelas dalam Al-Qur’an:
قُلۡ هُوَ ٱللَّهُ أَحَدٌ ٱللَّهُ ٱلصَّمَدُ لَمۡ یَلِدۡ وَلَمۡ یُولَدۡ وَلَمۡ یَكُن لَّهُۥ كُفُوًا أَحَدُۢ
Katakanlah (Nabi Muhammad), "Dialah Alloh Yang Maha Esa. Allah tempat meminta segala sesuatu. Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. Serta tidak ada sesuatu pun yang setara dengan-Nya." (Qur'an Surat Al-Ikhlas Ayat: 1-4).
Bagaimana bisa dikatakan bahwa orang-orang ahli kitab sekarang pun akan masuk surga nantinya seperti yang didakwakan oleh sebagian ahli tasykik (membuat keragu-raguan; menyamakan semua agama dengan sebutan pluralisme agama, dsb), padahal Nabi Muhammad shallallohu ‘alaihi wa sallam menyurati Kaisar Heraclius sejelas itu? Kalau Heraclius yang Nasrani/Kristen itu tidak mau masuk Islam, maka akan menanggung dosa orang-orang Arianisme, yaitu kepercayaan yang menurut Islam adalah musyrik. Dan karena Nasrani itu termasuk ahli kitab, maka masih ditawari pula untuk menjalankan yang sama dengan Islam:
Wahai Ahli Kitab, marilah (berpegang) dalam satu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah, dan tidak kita persekutukan dia dengan sesuatu pun, dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai Tuhan selain ALLOH. Jika mereka berpaling maka katakanlah kepada mereka: “Saksikanlah, bahwa kami aadalah orang-orang yang berserah diri (kepada Alloh)”.
Ajakan itupun kalau diikuti, berarti mengikuti ajakan Nabi Muhammad shallallohu ‘alaihi wa sallam yakni mempercayai Nabi terakhir yang mengajak Kaisar kepada kalimatun sawaa’ (kalimat yang sama) itu. Dan risikonya, kalau ajakan itu diikuti, berarti ambruklah sistem kepasturan dan kerahiban di dalam tatacara ahli kitab. Dengan ambruknya sistem kependetaan, kepasturan, dan kerahiban itu hapus pula segala sabda-sabda dalam kitab-kitab maupun aturan-aturan yang mereka bikin-bikin. Yang ada justru ajaran murni di antaranya adalah khabar tentang akan adanya utusan Alloh yang bernama Ahmad yaitu Muhammad shallallohu ‘alaihi wa sallam. Dari sini tidak bisa mengelak lagi kecuali mengikuti ajaran Nabi Muhammad shallallohu ‘alaihi wa sallam alias masuk Islam. [Ustadz Drs. H. Hartono Ahmad Jaiz, dkk, Buku Kematian lady Diana Mengguncang Akidah Umat, Terbitan: Darul Falah, Jakarta, cetakan I, 1418H, halaman 48 ].
مِنْ مُحَمَّدٍ عَبْدِ اللَّهِ وَرَسُولِهِ إِلَى هِرَقْلَ عَظِيمِ الرُّومِ .
سَلاَمٌ عَلَى مَنِ اتَّبَعَ الْهُدَى ،
أَمَّا بَعْدُ فَإِنِّى أَدْعُوكَ بِدِعَايَةِ الإِسْلاَمِ ، أَسْلِمْ تَسْلَمْ ، يُؤْتِكَ اللَّهُ أَجْرَكَ مَرَّتَيْنِ ، فَإِنْ تَوَلَّيْتَ فَإِنَّ عَلَيْكَ إِثْمَ الأَرِيسِيِّينَ وَ ( يَا أَهْلَ الْكِتَابِ تَعَالَوْا إِلَى كَلِمَةٍ سَوَاءٍ بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمْ أَنْ لاَ نَعْبُدَ إِلاَّ اللَّهَ وَلاَ نُشْرِكَ بِهِ شَيْئًا وَلاَ يَتَّخِذَ بَعْضُنَا بَعْضًا أَرْبَابًا مِنْ دُونِ اللَّهِ فَإِنْ تَوَلَّوْا فَقُولُوا اشْهَدُوا بِأَنَّا مُسْلِمُونَ )
***
*Faham Pluralisme agama yang menyamakan semua agama jelas sesat menyesatkan, apalagi Sinkretisme/Penyatuan Agama, Naudzubillah min dzalik*
Surat Nabi Muhammad shallallohu ‘alaihi wa sallam kepada Raja Romawi Heraclius itu sebagai bukti nyata, untuk selamat di akherat harus masuk Islam. Tidak masuk Islam maka tidak selamat alias menjadi penghuni neraka.
Dalam surat itu Nabi Muhammad ﷺ tegaskan:
أَسْلِمْ تَسْلَمْ ، يُؤْتِكَ اللَّهُ أَجْرَكَ مَرَّتَيْنِ ، فَإِنْ تَوَلَّيْتَ فَإِنَّ عَلَيْكَ إِثْمَ الأَرِيسِيِّينَ
Masuklah Anda ke dalam agama Islam, maka Anda akan selamat, dan Allah akan memberikan pahala dua kali kepada Anda. Apabila Anda menolak, maka Anda akan menanggung dosa-dosa para pengikut. (HR Bukhari dan Muslim).
Dalam hadits yang lain lebih tegas lagi:
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- أَنَّهُ قَالَ « وَالَّذِى نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لاَ يَسْمَعُ بِى أَحَدٌ مِنْ هَذِهِ الأُمَّةِ يَهُودِىٌّ وَلاَ نَصْرَانِىٌّ ثُمَّ يَمُوتُ وَلَمْ يُؤْمِنْ بِالَّذِى أُرْسِلْتُ بِهِ إِلاَّ كَانَ مِنْ أَصْحَابِ النَّارِ ».
Diriwayatkan dari Abu Hurairah dari Rasululloh shallallohu ‘alaihi wa sallam bahwa beliau bersabda: “Demi Dzat yang jiwa Muhammad ada di tanganNya, tidaklah seseorang dari Ummat ini yang mendengar (agama)ku, baik dia itu seorang Yahudi maupun Nasrani, kemudian dia mati dan belum beriman dengan apa yang aku diutus dengannya, kecuali dia termasuk penghuni neraka.” (Hadits Riwayat Muslim bab Wujubul Iimaan birisaalati nabiyyinaa shallallahu ‘alaihi wa sallam ilaa jamii’in naasi wa naskhul milal bimillatihi, wajibnya beriman kepada risalah nabi kita shallallahu ‘alaihi wa sallam bagi seluruh manusia dan penghapusan agama-agama dengan agama beliau).
Masuklah Anda ke dalam agama Islam, maka Anda akan selamat, dan Allah akan memberikan pahala dua kali kepada Anda. Apabila Anda menolak, maka Anda akan menanggung dosa-dosa para pengikut. (HR. Bukhari dan Muslim).
Dalam hadits yang lain lebih tegas lagi:
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- أَنَّهُ قَالَ « وَالَّذِى نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لاَ يَسْمَعُ بِى أَحَدٌ مِنْ هَذِهِ الأُمَّةِ يَهُودِىٌّ وَلاَ نَصْرَانِىٌّ ثُمَّ يَمُوتُ وَلَمْ يُؤْمِنْ بِالَّذِى أُرْسِلْتُ بِهِ إِلاَّ كَانَ مِنْ أَصْحَابِ النَّارِ ».
Diriwayatkan dari Abu Hurairah dari Rasululloh ﷺ bahwa beliau bersabda: “Demi Dzat yang jiwa Muhammad ada di tanganNya, tidaklah seseorang dari Ummat ini yang mendengar (agama)ku, baik dia itu seorang Yahudi maupun Nasrani, kemudian dia mati dan belum beriman dengan apa yang aku diutus dengannya, kecuali dia termasuk penghuni neraka”. (Hadits Riwayat Muslim bab Wujubul Iimaan birisaalati nabiyyinaa shallallohu ‘alaihi wa sallam ilaa jamii’in naasi wa naskhul milal bimillatihi, wajibnya beriman kepada risalah nabi kita shallallohu ‘alaihi wa sallam bagi seluruh manusia dan penghapusan agama-agama dengan agama beliau).
Masya Alloh Tabarokalloh, Sesungguhnya Agama yang di ridhoi dan paling tinggi serta sempurna adalah hanya *ISLAM* saja, Wallohu' alam. Hasbunalloh wani'mal wakil ni'mal Maula wa'niman natsir. Barokallohu fiikum.
JAKARTA, 19 Januari 2024,
✍️ Oleh:
Al Faqir Ilalloh Azza wa Jalla,
*Al Ustadz Abu Fayadh Muhammad Faisal Al Jawy alBantani, S.Pd, M.Pd, Gr* حفظه اللّٰه تعالى (UAF/Ustadz Abu Fayadh) bin *Dr. H. Subo Sukamto, M.Sc* bin *Mbah Robikun* Rahimahulloh Ta'ala bin *Mbah Ki Nuryorejo* Rahimahulloh Ta'ala (Tokoh Desa Ngaglik Kabupaten Purworejo Jawa Tengah).
Seorang Hamba Yang Mengharap Ridho RabbNya
(Divisi Kelembagaan, Organisasi, Kaderisasi dan Keanggotaan ICMI/Ikatan Cendekiawan Muslim Se-Indonesia Orda/Organisasi Daerah Kota Bekasi, Sekretaris DTK/Dewan Tanfidzi Kota Bekasi PERSADA/Persaudaraan Alumni 212)
Seorang Hamba Yang Mengharap Ridho RabbNya.