Eric Gerets Sang Singa Flanders yang Tak Terkalahkan
Eric Gerets
Sang Singa Flanders yang Tak Terkalahkan
Eric Maria Gerets, lahir pada 18 Mei 1954, adalah legenda sepak bola Belgia yang dikenal sebagai salah satu bek kanan terbaik di Eropa pada masanya. Dengan julukan "The Lion (of Flanders)", Gerets tidak hanya sukses sebagai pemain tetapi juga sebagai manajer, meraih gelar juara di empat negara berbeda. Kisahnya adalah perjalanan inspiratif tentang dedikasi, kepemimpinan, dan kecintaan terhadap sepak bola.
Awal Karier: Dari Amatir ke Panggung Profesional
Gerets memulai karier sepak bolanya sebagai pemain amatir untuk tim lokal AA Rekem. Bakatnya segera terlihat, dan ia bergabung dengan Standard Liège, salah satu klub terbesar di Belgia. Ia membuat debut profesionalnya pada 16 April 1972, dan segera menjadi pilihan utama di posisi bek kanan. Bersama Standard Liège, Gerets meraih dua gelar liga Belgia dan memenangkan Piala Belgia pada tahun 1981.
Pada tahun 1982, Gerets memimpin Standard Liège ke final Piala Winners UEFA, meskipun mereka kalah dari Barcelona dengan skor 2-1. Performanya yang luar biasa membuatnya dianugerahi Belgian Golden Shoe pada tahun yang sama, penghargaan tertinggi bagi pemain sepak bola di Belgia.
Kejayaan di PSV Eindhoven
Pada tahun 1985, Gerets pindah ke PSV Eindhoven di Belanda. Di sana, ia bermain bersama bintang-bintang seperti Ruud Gullit, Frank Arnesen, dan Romário. Gerets menjadi kapten tim dan memimpin PSV meraih tiga gelar liga berturut-turut serta Piala UEFA pada tahun 1988. Momen paling bersejarahnya adalah saat PSV memenangkan Liga Champions UEFA 1988 setelah mengalahkan Benfica lewat adu penalti.
Gerets dikenal sebagai bek kanan yang ofensif, dengan stamina yang luar biasa, disiplin taktis, dan mental yang tangguh. Kemampuannya dalam melempar bola jarak jauh juga menjadi senjata andalannya. Ia pensiun pada tahun 1992 di usia 37 tahun, meninggalkan warisan yang tak terlupakan di PSV.
Karier Internasional: Kebanggaan Belgia
Gerets adalah salah satu pemain paling berpengalaman di timnas Belgia, dengan 86 caps dan dua gol. Ia memimpin Belgia di empat turnamen besar: Euro 1980, Piala Dunia 1982, Piala Dunia 1986, dan Piala Dunia 1990.
Di Euro 1980, Gerets mencetak gol penting dalam kemenangan 2-1 atas Spanyol, membantu Belgia mencapai final, meskipun mereka kalah dari Jerman Barat. Di Piala Dunia 1982, ia memimpin Belgia mengalahkan Argentina, juara bertahan, dengan skor 1-0. Empat tahun kemudian, Belgia mencapai semifinal Piala Dunia 1986, di mana mereka kalah dari Argentina yang diperkuat oleh Diego Maradona. Belgia akhirnya finis di posisi keempat, prestasi terbaik mereka saat itu.
Karier Kepelatihan: Meraih Gelar di Empat Negara
Setelah pensiun, Gerets beralih ke dunia kepelatihan dan membuktikan dirinya sebagai manajer yang sukses. Ia memenangkan gelar liga di empat negara berbeda: Belgia, Belanda, Jerman, dan Turki. Beberapa prestasi terbesarnya termasuk memenangkan liga Belgia dengan Lierse dan Club Brugge, serta liga Belanda dengan PSV.
Pada tahun 2005, Gerets memimpin Galatasaray meraih gelar Liga Super Turki. Ia kemudian melatih Olympique Marseille, membawa tim dari zona degradasi ke posisi ketiga liga dalam satu musim. Gerets juga melatih tim nasional Maroko dan klub-klub di Arab Saudi, Qatar, dan Uni Emirat Arab, menambahkan gelar juara liga Qatar bersama Lekhwiya pada tahun 2014.
Warisan Eric Gerets
Eric Gerets adalah sosok yang menginspirasi, baik sebagai pemain maupun pelatih. Sebagai pemain, ia dikenal karena kepemimpinannya, kerja keras, dan kemampuan taktis yang luar biasa. Sebagai pelatih, ia membuktikan bahwa dirinya mampu meraih kesuksesan di berbagai negara dan liga.
Dari bek kanan yang tangguh hingga manajer yang penuh prestasi, Gerets telah meninggalkan jejak yang tak terlupakan dalam dunia sepak bola. Julukannya, "The Lion of Flanders", benar-benar menggambarkan semangat dan ketangguhannya yang tak pernah padam.
#EricGerets #LegendaSepakBola #Belgium #PSV #ManajerSukses #CeritaSepakBola