KHOZINUDIN KE SAOR: INSYAALLOH, KITA SAMA-SAMA BERJUANG DAN SALING MENGUATKAN BANG....*
Rabu, 12 Februari 2025
Faktakini.info
*INSYAALLOH, KITA SAMA-SAMA BERJUANG DAN SALING MENGUATKAN BANG....*
Oleh: *Ahmad Khozinudin, S.H.*
Advokat
Tiba-tiba, sesosok tubuh tegap menghampiri penulis, memeluk dengan erat, sambil menyampaikan bisikan penguatan perjuangan. Sosok, yang baru pertama kali penulis bertemu secara langsung, walau kiprahnya sudah lama penulis kenal.
Setelah sidang Gugatan melawan AGUAN dkk selesai (Senin, 3/2) sosok tersebut menemui penulis. Menyampaikan dukungan dan penguatan, untuk terus berjuang melawan Oligarki.
Sebelumnya, penulis dikirimi WA dengan redaksi sebagai berikut:
_Rekan Ahmad._
_Saya terharu dan ber empati dan bangga melihat perjuangan sahabat._
_Mengadvokasi masyarakat marginal warga banten, korban perampasan hak hak masyarakat Banten._
_Teruslah kuat dan tangguh, kita tdk menyerah dan takut ats intimidasi para preman oligarki._
_Malah dibuat menjadi alat perlawanan kpd korporasi._
_Saya salut keberanian rkn yg selalu mengatakan Aguan kuat adalah mitos._
_Atas perjuangan sahabat , Gufron dkk._
_Sekarang masyarakat Banten dan juga sdh berani bangkit melakukan perlawanan._
_Teruslah saling menguatkan dan bergandengan tangan._
_Salam hormat._
*Saor siagian*
Ya, sosok tersebut adalah Bang Saor Siagian. Senior jauh, dari penulis. Semestinya, Bang Saor menyapa penulis dengan ungkapan 'Dinda'. Tapi, saking menjaga wibawa Bang Saor menggunakan sebutan 'Rekan/Sejawat'.
Memang benar, seorang Advokat adalah rekan sejawat bagi Advokat lainnya. Tak peduli, sudah puluhan tahun berpraktik atau baru satu bulan diambil sumpah.
Hanya saja, dalam keseharian ungkapan 'Abang Adik' dalam interaksi sesama Advokat lazim. Penulis kira, Bang Saor Siagian bisa saja menyebut 'Dinda', tetapi mengapa Bang Saor Siagian memilih nomenklatur 'Rekan atau Sejawat?', entahlah.
Yang jelas, jika saja tulisan ini sampai pada Bang Saor Siagian, penulis ingin sampaikan ungkapan sebagai berikut:
Bang,
Kita para Advokat, saat ini kehilangan sosok Advokat Pejuang. Yang banyak membanjiri ruang publik, kebanyakan Advokat glamor yang pamer atas pencapaian materi karena profesi yang mereka geluti.
Kebanggaan mereka, umumnya pada harta yang mampu mereka kumpulkan. Jarang, atau sedikit sekali yang berbangga atas kiprah perjuangan, membela mereka yang tertindas, melawan mereka yang zalim, berpeluh keringat bersama rakyat kecil, untuk menegakkan adagium 'Biarpun langit akan runtuh, hukum harus tetap ditegakkan'.
Bang,
Ini tanggung jawab kita. Menghadirkan sosok Adnan Buyung Nasution era Now. Sosok Thiam Hien era Now, Sosok Soenardi, Artijo Al Kostar, dll.
Kita semua rindu, ada referensi baru Pejuang advokat yang melanjutkan Legacy perjuangan Advokat-advokat terdahulu. Kita rindu, advokat benar-benar menjadi profesi terhormat, officium nobile. Bukan makelar kasus.
Bang, Ayuk kita bareng-bareng mengambil kewajiban dan tanggung jawab profesi. Meluangkan waktu kita, untuk membela rakyat secara probono.
Saya akui kiprah Abang. Kita sama sama tahu, ada anomali hukum yang belakangan malah menjadi kultur. Kerusakan hukum yang bersifat terstruktur, sistematis dan masif.
Mari berjuang bersama, saling melengkapi dan menguatkan. Insya Alloh, ridlo Alloh SWT menyertai kita. Aamiin ya rabbal alamien. [].