[Video] Massa Bawa Keranda Jenazah di Aksi Tuntut Usut Tragedi KM 50 di depan Komnas HAM (14/2/2025)
Sabtu, 15 Februari 2025
Faktakini.info, Jakarta - Ratusan massa kembali menggelar aksi tahlil dan doa bersama di depan gedung Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) yang berlokasi di Jalan Latuharhary No. 4B, Kelurahan Menteng, Jakarta Pusat, Jum'at (14/2/2025).
Ini merupakan kegiatan keenam di tempat yang sama setelah Jum'at pekan lalu.
Aksi ini diprakarsai oleh Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Front Persaudaraan Islam (FPI) Jakarta bersama sejumlah organisasi lainnya, dan dihadiri oleh para Ulama, Habaib dan Tokoh antara lain KH Awit Masyhuri, Ustadz Suhada Aqse, Ummi Arofah dan lainnya.
Sama seperti pekan-pekan lalu, mereka menuntut Komnas HAM untuk membuka kembali penyelidikan atas Tragedi KM 50, yaitu pembunuhan di Tol KM 50 Jakarta-Cikampek Karawang terhadap enam anggota Laskar FPI yang mengawal Habib Rizieq Syihab.
Massa mendesak agar kasus yang sebelumnya dikategorikan sebagai pelanggaran HAM ditingkatkan statusnya menjadi pelanggaran HAM berat.
Dalam aksi kali ini, massa membawa keranda jenazah sebagai simbol akan terus melakukan aksi sampai enam nyawa anak bangsa yang menjadi korban pembunuhan biadab menerima keadilan dan para pelakunya ditangkap dan dihukum yang seberat-beratnya.
Mereka juga mendorong Komnas HAM untuk memproses hukum sejumlah pejabat yang menjabat pada masa pemerintahan Presiden Joko Widodo yang diduga terlibat langsung maupun tidak langsung dalam peristiwa tersebut.
Selain melakukan orasi, massa aksi juga menggelar tahlil dan doa bersama untuk 6 syuhada di lokasi.
Aksi doa bersama ini akan terus dilakukan setiap Jum'at di depan Komnas HAM hingga kasus KM 50 diusut tuntas.
Berikut ini daftar nama 6 syuhada:
Andi Oktiawan (kelahiran Jakarta, 29 Oktober 1987)
Ahmad Sofiyan/Ambon (kelahiran Jakarta, 06 Juli 1994)
Faiz Ahmad Syukur/Faiz (kelahiran 15 September 1998)
Muhammad Reza/Reza (kelahiran Jakarta, 07 Juni 2000)
Lutfi Hakim (kelahiran 27 September 1996)
Muhammad Suci Khadavi (kelahiran tahun 1999)
Klik video: