Habib Ali Kwitang Difitnah Sebagai Antek Belanda oleh Sekte Begal Nasab, Ini Penjelasannya
Rabu, 12 Maret 2025
Faktakini.info
Iwan Mahmoed Al Fattah II
"HABIB ALI KWITANG DIBULLY"
(Lihat gambar Hb Ali dibawah yang kini beredar)
Seperti dugaan saya bahwa fitnah nasab tidak akan berhenti begitu saja. Jangan kira dengan redanya pembahasan yang kurang kerjaan ini semua beres, kenyataan pembahasannya justru makin meluas dan kurang ajar. Berbagai meme dan tayangan-tayangan di Youtube dan Tiktok banyak berseliweran..seolah Hb Ali ini sangat layak untuk diroasting tanpa pandang bulu.
Entah apa yang ada di benak orang orang yang hobi meributkan soal nasab dan sejarahnya tersebut padahal mereka itu jangankan belajar akan ilmu nasab, sama dirinya saja belum tentu faham. Ibaratnya kingkong di depan mata pura pura gak ngelihat, gilran ada semut di kebon rambutan eh pura pura bilang, ane lihat....dasar kentongan sahur ! Bicaranya fasih dan panjang lebar soal nasab sampai membahas segala rumus rumus DNA dan juga seolah dia itu "SI PALING yang menemukan sesuatu yang baru dan menakjubkan", bahkan mereka itu lebih ahlinya ahli intinya inti soal Yahudi sampai berani bilang sebuah qabilah Ahlul Bait telah memalsukan identitas padahal klan Yahudi....(Si PALING YAHUDILAH mereka ini...) itulah beberapa ciri kaum keras kepala ini.
Setelah banyak habib yang alim dan sepuh sepuh dihinakan oleh kaum berhati keras dan kepala batu ini kini sasaran mereka adalah Habib Ali Al Habsyi atau Hb Ali Kwitang seorang Habib yang sangat dihormati oleh masyarakat Betawi. Hanya karena sekian habib-habib yang melakukan kesalahan lantas mereka dengan seenak dengkulnya menghina habis-habisan dan mengata ngatai habib habib yang baik bahkan alim dan sepuh.
Selain itu yang ironisnya hanya karena mendapatkan foto Habib Ali memakai medali dari Belanda yang diperoleh dari situs KITLV, maka langsung saja vonis mereka bertaburan seperti : ANTEK KOLONIAL, PENGKHIANAT BANGSA, SEJARAH KELAMLAH dll. Mereka lupa kalau pada sebuah foto atau gambar penilaiannya harus kontekstual dan adil.
Jujur saat mereka itu mencaci maki para habib yang dihormati seperti Habib Soleh Tanggul, Habib Abdullah Bilfaqih Malang, Habib Umar bin Hud Al Attas Condet, hb Salim Jindan Otista , atau sekelas Hb Umar bin Hafiz, Hb Abdullah bin Alwi Al Haddad seorang Habib difabel tuna netra penyusun ratib al haddad, dll, saya sering merinding sendiri karena saya pernah membaca bagaimana akhir kisah hidup mereka yang pernah zolim kepada ahlul bait Nabi.
Habib Ali Kwitang adalah sosok guru besar hampir 95 % ulama besar Betawi. Dari mulai Guru Mugni Kuningan, Guru Marzuki Cipinang, Guru Kholid Gondangdia, Mualim Rojiun, Mualiim Yunus Bukit Duri, Hb Muhammad Kwitang, KH Sibromalisi, KH Zayadi Muhajir, KH Ahfaz, Al Ustadz Alwi Jamalulail, Guru Mahmud Romli Menteng, dll banyak sanad keilmuannya berasal dari Habib Ali Kwitang. Nama lain seperti KH Abdullah Syafii, Mualiim Syafii Hadzami, KH Tohir Rohili, KH Fathullah Harun, Alwalid Hb Abdurrahman Asegaf bukit duri adalah juga ulama ulama karismatik murid Habib Ali Kwitang. Semua ulama yang saya tulis paling baru 5 % dari murid Habib Ali dan mereka ini bukan ulama kaleng kaleng. Kalau sudah ditulis pakai gelar GURU atau MUALLIM itu artinya mereka sudah masuk jajaran maha guru ulama Betawi, apakah lagi itu seorang Habib Ali. Habib Ali juga guru dari Gus Dur yang pernah baca kitab dihadapan beliau. Habib Ali juga dekat dengan orang orang PBNU dan tokoh tokoh politik.
Apakah karena ada pemberian medali beliau seorang pengkhianat atau antek kolonial ?
Seharusnya kita jangan mudah membuat sebuah pernyataan kalau literasi dan data data kita masih lemah.
Perlu anda ketahui, pengawasan untuk penyiaran agama Islam di Batavia itu ketat dan ini pernah diungkapkan oleh Raffles (kalau tidak salah ini pernah saya tulis di buku fatahillah). Raffles melihat bahwa di Jawa khususmya Batavia keagamaannya sangat semarak dan ini mengundang kekhawatiran dirinya. Dan perlu anda ketahui wilayah wilayah penyiaran Islam di batavia itu yang kini bernama jakarta sangat dekat sekali dengan pusat kekuasaan pemerintahan kolonial Hindia Belanda, dan para penyebar islamnya ternyata banyak juga yang dari Arab Hadramaut Yaman. Sehingga apabila ada sedikit gerakan mencurigakan langsung mudah untuk dideteksi.
Pada pemerintahan selanjutnya Belanda tentumya membutuhkan orang orang yang punya kemampuan yang bisa menyambungkan hubungan antara rakyat dan penjajah salah satunya dengan membentuk PARA KAPITEN berdasarkan Etnis. Munculah kemudian KAPITEN CHINA, KAPITEN BUGIS, KAPITEN ARAB, dll. Selain para kapiten Belanda juga memberikan perhatian kepada ulama ulama Besar di Batavia diantaranya Hb Usman bin Yahya lalu nanti juga habib Ali Kwitang.
Lantas bila demikian apakah mereka serta merta menjadi kacung Belanda ?
Nanti dulu !
You orang harus lihat konteks suasananya pada masa itu. Habib Ali Kwitang itu murni gerakan dakwah bukan politik. Untuk politik muridnya yang bernama MH THAMRIN yang lebih banyak berjibaku ! Kekuatan umat Islam saat itu masih lemah jika ingin memberontak tentu sangat beresiko apalagi Belanda mempunyai persenjataan dan pasukan militer yang terlatih. Terbukti beberapa perlawanan fisik sangat mudah dipatahkan. Perlawanan Cilegon, Pitung, Entong Gendut Condet, Petani Tambun, Ki Dalang Tangerang berhasil mereka atasi. Bahkan belanda bersikap kejam. Hb Ali pasti faham akan hal ini, disisi lain beliau juga tentunya respek akan sebuah perjuangan dan ini nantinya akan terlihat di masa penjajahan Jepang.
Adanya kecurigaan sejarah sah sah saja tapi janganlah sampai kehilangan akal sehat. MH Thamrin saat masuk Volskraad (DPR nya) zaman belanda juga pernah mendapat reaksi keras dari beberapa kaum pribumi. Namun setelah ditemui oleh yang tua tua, MHT setelah itu menjelaskan maksud dan tujuanya, semua akhirnya faham dan justru dengan strategi tersebut. Sejarah mencatat MHT adalah sosok aktifis politik yang sangat cerdas, brilian sehingga sangat diwaspadai Belanda.
Peluang besar di masa masa Habib Ali saat itu justru memang lebih mudah disalurkan melalui gerakan politik dan gerakan aktifis pemuda serta organisasi dakwah melalui gerakan kultural. Beruntunglah saat itu Syarikat Dagang Islam, Syarikat Islam dan Jamiatul khoir telah berdiri sah secara hukum.... Apakah dengan berdirinya organisasi tersebut lantas serta merta menjadi ANTEK BELANDA ? Kan tidak !
Sosok Habib Ali bukanlah seperti yang dituduhkan karena beliau masuk pada gerakan kultural. Beliau dalam kiprahnya telah memasuki wilayah wilayah Batavia mulai dari pesisir sampai pedalaman. Tentunya dengan gerakan dakwah seperti ini justru lebih luwes tanpa ada kecurigaan. Dan sejarah mencatat sampai hari ini Jakarta yang dulu bernama Fathan Mubina - jayakarta - Batavia dikenal penduduk aslinya sebagai penganut Islam yang kuat dan fanatik sampai ada ungkapan pada sebagian besar orang-orang Jakarta, "Betawi itu Islam", "Bukan Betawi kalau bukan Islam" dan salah satu tokoh yang berjasa di wilayah Jakarta adalah Habib Ali bin Abdurrahman Al Habsyi dari Pontianak.
Kalau beliau pengkhianat tentu Bung Karno, KH Idham Cholid, Adam Malik, KH Darip Klender, Haji Agus Salim, MH Thamrin, Muhammad Hatta, atau Kyai Kyai NU yang sepuh dulu akan duluan mengatakannya karena merekalah saksi hidup. Kenyataannya nama Habib Ali harum semerbak.
Sejarah Jakarta mencatat sejak kehadiran majelisnya Habib Ali Kwitang telah banyak berdiri majelis majelis yang sejenis bahkan sampai hari ini. Kenapa lebih ke majelis ketimbang pesantren ? Karna saat itu di wilayah Batavia sudah banyak masjid yang perlu didatangi dan didakwahi. Kalau anda lihat foto foto di KITLV anda akan faham sendiri. Jakarta memang sedikit pesantren namun soal militansi keagamaan sangat kuat.
Dakwah Habib Ali itu sangat sufistik, jauh dari caci maki ini yang membuat beliau disegani dan dihormati banyak fihak, namun beliau juga menghormati cara dakwah yang cenderung "strong" seperti Habib Salim Jindan yang agak mirip dengan HRS.
Apakah beliau tidak peduli kepada bangsa dan pribumi ?
Lo beliau itu pernah dipenjara oleh penjajah Jepang karena perjuangannya. .beliau juga dikenal pemurah kepada rakyat...kalau anda masih tidak percaya silahkan datang ke Jakarta dan tanyakan kepada mereka yang pernah bertemu Habib Ali...tanyakan siapa Habib ALI sesungguhnya....jangan bertanya sama orang yang bapaknya saja tidak mau dia akui, jangan bertanya sama orang yang dari mulutnya keluar caci maki namun berlagak seperti ulama...
Tanya dan datang ke Kwitang, atau tanya kepada keluarga KH Wahid Hasyim bagaimana seorang Habib Ali Kwitang dan tanyalah keluarga besar para Kyai Kyai Karismatik di Betawi siapa Habib Ali.
Bersambung....