PRABOWO GEMAR MENYAKITI HATI RAKYAT
Sabtu, 8 Maret 2025
Faktakini.info
PRABOWO GEMAR MENYAKITI HATI RAKYAT
by M Rizal Fadillah
Pertemuan dengan 8 konglomerat Aguan, Tommy Winata, James Riadi, Prayogo Pangestu, Anthony Salim, Boy Tohir, Dato Sri Tahir, dan Franky Wijaya tanggal 6 Maret 2025 mengecewakan dan menyakiti rakyat.
Masalahnya sudah banyak elemen rakyat yang bermaksud ingin bertemu Prabowo akan tetapi tidak dikabulkan dengan berbagai alasan. Sebagian besar antaranya tanpa berita. Rakyat bukan konglomerat.
Presiden Prabowo adalah figur yang sulit ditemui rakyatnya. Terkesan sombong dan elitis. Cuma mahir omong soal kerakyatan dan pemerintahan bersih tanpa realisasi.
Rakyat ingin memberi masukan soal hubungan Prabowo dengan Jokowi, peran Wapres yang menganggap negara sebagai game zone, masalah IKN, PSN, PIK 2, penegakan hukum, efektivitas kabinet dan lainnya. Rakyat ingin membantu Prabowo.
Rakyat yang mengeluhkan peran konglomerat bagaikan pemilik negeri yang berbuat sewenang-wenang menggusur dan merampok tanah, membunuh usaha kecil, memeras pekerja dan mendominasi ekonomi.
Justru di tengah keluhan itu secara demonstratif Prabowo menerima rombongan penjajah ekonomi tersebut. Rakyat sakit hati pada pilihan dan gaya kepemimpinan oligarkis Prabowo.
Prabowo memang bukan Presiden yang layak dibantu rakyat, ia hanya butuh bantuan konglomerat. Rezim Prabowo sama saja dengan Jokowi bahwa semua berorientasi materi baik bisnis, investasi, dan bantuan luar negeri. Pemilik modal adalah sahabat dan tempat bergantung diri. Ujungnya Prabowo pasti dikangkangi.
Semakin sulit berharap pada Prabowo yang baru memerintah sudah berputar-putar dalam lingkaran setan Jokowi. Pemerintah hanya memikirkan diri sendiri, memperbesar kekuasaan dan kekayaannya sendiri. Boros dan mencuri.
Prabowo memang gemar menyakiti.
Menyakiti famili hingga harus pergi, menyakiti TNI hingga berhenti, menyakiti pendukung untuk jadi menteri, menyakiti umat hingga HRS dihakimi, kini Prabowo menyakiti rakyat dengan bergantung pada konglomerat.
Semakin jelas tanda Prabowo tidak akan mampu mengurus negara. Program Prabowo sulit untuk dijalankan. Dari makan siang gratis yang menjadi isu memualkan hingga Danantara yang membuka ruang korupsi dan membangkrutkan badan usaha milik negara.
Rakyat harus menentukan jalannya sendiri. Menegakkan kedaulatan hukum dengan mengganti Prabowo-Gibran sebelum semua menjadi terlambat. Khawatir Tuhan murka atas perilaku pemimpin negara yang mengabaikan konstitusi negara, moral dan agama. Mereka yang hanya berorientasi pada materi.
Prabowo telah menggumpalkan diri bersama konglomerat yang cepat atau lambat akan menjadi musuh rakyat. Mereka telah mengambil terlalu banyak kekayaan dan hak-hak rakyat.
Indonesia merdeka untuk membangun martabat, bukan mengabdi kepada para penjahat.
*) Pemerhati Politik dan Kebangsaan
Bandung, 8 Maret 2025