FPI Parepare Dukung Penuh Fatwa Jihad dari Persatuan Ulama Muslim Internasional (IUMS) Melawan Penjajahan Israel
Rabu, 9 April 2025
Faktakini.info
FPI Parepare Dukung Penuh Fatwa Jihad dari Persatuan Ulama Muslim Internasional (IUMS) Melawan Penjajahan Israel
Parepare – Front Persaudaraan Islam (FPI) Kota Parepare menyatakan dukungan penuh terhadap fatwa jihad yang dikeluarkan oleh Persatuan Ulama Muslim Internasional (International Union of Muslim Scholars/IUMS). Fatwa ini menyerukan jihad sebagai bentuk perlawanan terhadap penjajahan dan kezaliman Israel atas rakyat Palestina yang telah berlangsung selama puluhan tahun.
Dalam pernyataannya, anggota FPI Parepare menegaskan bahwa seruan jihad tersebut merupakan panggilan nurani dan amanah keimanan bagi seluruh umat Islam untuk membela saudara seiman yang sedang dizalimi.
> "Fatwa ini bukan sekadar seruan fisik, tetapi panggilan hati nurani untuk membela kehormatan Islam dan kemanusiaan. Ini adalah bentuk nyata solidaritas terhadap penderitaan rakyat Palestina," ujar salah satu anggota FPI Parepare.
IUMS merupakan organisasi global yang menghimpun ulama dan cendekiawan Muslim dari seluruh dunia. Didirikan pada tahun 2004 di Doha, Qatar, IUMS bertujuan menyatukan sikap umat Islam dalam menghadapi isu-isu besar dunia Islam. Pendekatannya moderat (wasathiyah), namun tetap tegas terhadap ketidakadilan global, termasuk penjajahan Israel terhadap Palestina.
FPI Parepare mengajak seluruh umat Islam di Indonesia, khususnya di Sulawesi Selatan, untuk merespons fatwa ini dengan berbagai bentuk perjuangan sesuai kemampuan masing-masing:
Jika tidak mampu berjihad secara fisik di medan tempur, maka berjihadlah dengan harta melalui donasi dan bantuan kemanusiaan.
Jika tidak mampu dengan harta, maka berjihadlah melalui pemikiran, lisan, dan tulisan, dengan menyuarakan dukungan terhadap kemerdekaan Palestina.
Jika belum mampu menulis atau berbicara, maka posting-lah konten yang membela Palestina di media sosial sebagai bentuk solidaritas.
Jika semuanya belum mampu dilakukan, maka berdoalah dengan tulus untuk kemenangan dan kemerdekaan rakyat Palestina dari penjajahan Israel.
FPI Parepare juga mengingatkan bahwa sikap ini sejalan dengan amanah konstitusi bangsa Indonesia. Dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 secara tegas dinyatakan bahwa:
> “Penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.”
Penjelasan hukum Jihad berdasarkan Mazhab Syafi'i:
كتاب أحكام الجهاد
وكان الأمر به في عهد رسول الله بعد الهجرة فرض كفاية، وأما بعده فللكفار حالان، أحدهما: أن يكونوا ببلادهم فالجهاد فرض كفاية على المسلمين في كل سنة فإذا فعله من فيه كفاية سقط الحرج عن الباقين، والثاني أن يدخل الكفار بلدة من بلاد المسلمين أو ينزلوا قريباً منها فالجهاد حينئذ فرض عين عليهم، فيلزم أهل ذلك البلد الدفع للكفار بما يمكن منهم
(وشرائط وجوب الجهاد سبع خصال) أحدها (الإسلام) فلا جهاد على كافر (و) الثاني (البلوغ) فلا جهاد على صبي (و) الثالث (العقل) فلا جهاد على مجنون (و) الرابع (الحرية) فلا جهاد على رقيق ولو أمره سيده، ولا مبعض ولا مدبر ولا مكاتب (و) الخامس (الذكورية) فلا جهاد على امرأة وخنثى مشكل (و) السادس (الصحة) فلا جهاد على مريض بمرض يمنعه عن قتال، وركوب إلا بمشقة شديدة كحمى مطبقة.
(و) السابع (الطاقة على القتال) أي فلا جهاد على أقطع يد مثلاً ولا على من عدم أهبة القتال كسلاح ومركوب ونفقة (ومن أسر من الكفار فعلى ضربين ضرب) لا تخيير فيه للإمام بل (يكون) وفي بعض النسخ بدل يكون يصير (رقيقاً بنفس السبي) أي الأخذ (وهم الصبيان والنساء) أي صبيان الكفار ونساؤهم ويلحق بما ذكر الخناثى والمجانين، وخرج بالكفار نساء المسلمين، لأن الأسر لا يتصور في المسلمين
(وضرب لا يرق بنفس السبي وهم) الكفار الأصليون (الرجال البالغون) الأحرار العاقلون (والإمام مخير فيهم بين أربعة أشياء) أحدها (القتل) بضرب رقبة لا بتحريق وتغريق مثلاً.
(و) الثاني (الاسترقاق) وحكمهم بعد الاسترقاق كبقية أموال الغنيمة. (و) الثالث (المن) عليهم بتخلية سبيلهم. (و) الرابع (الفدية) إما (بالمال أو بالرجال) أي الأسرى من المسلمين ومال فدائهم كبقية أموال الغنيمة، ويجوز أن يفادى مشرك واحد بمسلم أو أكثر ومشركون بمسلم (يفعل) الإمام (من ذلك ما فيه المصلحة) للمسلمين فإن خفي عليه الأحظ حبسهم حتى يظهر له الأحظ، فيفعله وخرج بقولنا سابقاً الأصليون الكفار غير الأصليين، كالمرتدين فيطالبهم الإمام بالإسلام، فإن امتنعوا قتلهم
(ومن أسلم) من الكفار (قبل الأسر) أي أسر الإمام له (أحرز ماله ودمه وصغار أولاده) عن السبي وحكم بإسلامهم تبعاً له بخلاف البالغين من أولاده فلا يعصمهم إسلام أبيهم، وإسلام الجد يعصم أيضاً الولد الصغير، وإسلام الكافر لا يعصم زوجته عن استرقاقها، ولو كانت حاملاً فإن استرقت انقطع نكاحه في الحال
(ويحكم للصبي بالإسلام عند وجود ثلاثة أسباب) أحدها (أن يسلم أحد أبويه) فيحكم بإسلامه تبعاً لهما وأما من بلغ مجنوناً أو بلغ عاقلاً ثم جن فكالصبي والسبب الثاني مذكور في قوله (أو بسبيه مسلم) حال كون الصبي (منفرداً عن أبويه) فإن سبي الصبي مع أحد أبويه فلا يتبع الصبي السابي له، ومعنى كونه مع أحد أبويه أن يكونا في جيش واحد وغنيمة واحدة، لا أن (مالكهما يكون واحداً) ولو سباه ذمي وحمله إلى دار الإسلام لم يحكم بإسلامه في الأصح، بل هو على دين السابي له.
والسبب الثالث مذكور في قوله (أو يوجد) أي الصبي (لقيطاً في دار الإسلام) وإن كان فيها أهل ذمة فإنه يكون مسلماً وكذا لو وجد في درا كفار وفيها مسلم.
*KITAB HUKUM-HUKUM JIHAD*
Perintah berjihad pada masa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam setelah hijrah adalah fardhu kifayah. Setelah beliau wafat, kondisi orang-orang kafir terbagi menjadi dua:
1. *Jika mereka tetap di negeri mereka, maka jihad terhadap mereka adalah fardhu kifayah bagi kaum muslimin setiap tahunnya.* Apabila telah dilaksanakan oleh sebagian kaum muslimin yang mencukupi, maka gugurlah kewajiban dari yang lainnya.
2. *Jika orang-orang kafir masuk ke suatu negeri dari negeri-negeri kaum muslimin atau mendekatinya, maka jihad menjadi fardhu ‘ain bagi penduduk negeri tersebut. Wajib bagi mereka untuk mengusir dan melawan orang-orang kafir semampu mereka.*
Syarat Wajibnya Jihad
Ada tujuh syarat agar jihad menjadi wajib, yaitu:
1. Islam – Maka jihad tidak diwajibkan atas orang kafir.
2. Baligh – Maka tidak diwajibkan atas anak kecil.
3. Berakal – Maka tidak diwajibkan atas orang gila.
4. Merdeka – Maka tidak diwajibkan atas budak, walaupun diperintah oleh tuannya. Termasuk juga tidak wajib atas budak setengah merdeka (muba‘adh), budak yang dijanjikan merdeka (mudabbir), maupun budak mukatab.
5. Laki-laki – Maka tidak diwajibkan atas wanita dan orang berkelamin ganda (khuntsa musykil).
6. Sehat – Maka tidak diwajibkan atas orang yang sakit berat sehingga tidak mampu bertempur atau menunggang kendaraan, kecuali dengan kesulitan yang sangat, seperti demam tinggi yang berkepanjangan.
7. Mampu berperang – Maka tidak diwajibkan atas orang yang kehilangan tangan misalnya, atau orang yang tidak memiliki perlengkapan perang seperti senjata, kendaraan, dan bekal.
Hukum Tawanan dari Kalangan Kafir
Tawanan dari kalangan kafir terbagi menjadi dua golongan:
1. Golongan yang secara otomatis menjadi budak karena ditawan – Mereka adalah anak-anak dan wanita dari kalangan orang kafir. Termasuk pula dalam golongan ini adalah orang berkelamin ganda dan orang gila. Adapun wanita muslimah tidak termasuk karena tidak mungkin ditawan dalam Islam.
2. Golongan yang tidak otomatis menjadi budak karena ditawan – Mereka adalah laki-laki dewasa, berakal, merdeka dari kalangan orang kafir asli. Mengenai mereka, imam (pemimpin) memiliki empat pilihan:
Dibunuh, dengan cara memenggal leher, bukan dengan dibakar atau ditenggelamkan.
Dijadikan budak, dan setelah itu status mereka seperti harta rampasan perang lainnya.
Dimerdekakan tanpa tebusan (diberi ampunan).
Ditebus, baik dengan harta atau ditukar dengan tawanan muslim. Seorang musyrik bisa ditukar dengan satu atau lebih orang muslim, tergantung kemaslahatan.
Imam memilih dari keempat opsi tersebut berdasarkan mana yang paling maslahat bagi kaum muslimin. Jika ia belum bisa memastikan mana yang terbaik, maka ia boleh menahan mereka sampai jelas mana yang paling maslahat.
Adapun orang-orang murtad, tidak termasuk dalam kategori kafir asli. Maka imam menuntut mereka untuk kembali kepada Islam. Jika mereka menolak, maka mereka dibunuh.
Hukum Orang Kafir yang Masuk Islam Sebelum Ditawan
Jika seorang kafir masuk Islam sebelum ditawan oleh imam, maka ia berhak atas keselamatan harta, darah, dan anak-anak kecilnya dari perbudakan. Anak-anak kecilnya dihukumi mengikuti keislamannya. Namun anak-anak yang telah baligh tidak otomatis mengikuti agama ayahnya. Begitu pula jika yang masuk Islam adalah seorang kakek, maka cucu yang masih kecil ikut terlindungi oleh keislamannya.
Namun, keislaman seorang suami tidak melindungi istrinya dari perbudakan. Jika sang istri ditawan dalam keadaan hamil, maka pernikahan mereka terputus saat itu juga.
Seorang Anak Dihukumi Muslim Jika Salah Satu dari Tiga Keadaan Ini Terpenuhi:
1. Salah satu dari kedua orang tuanya masuk Islam – maka sang anak mengikuti agama orang tuanya tersebut.
2. Anak tersebut ditawan oleh seorang muslim, dan ia tidak bersama kedua orang tuanya – maka anak itu dihukumi muslim. Jika anak ditawan bersama salah satu dari orang tuanya dalam satu pasukan dan satu harta rampasan perang, maka ia tidak mengikuti agama penawannya. Tidak cukup jika hanya pemilik anak dan orang tuanya adalah orang yang sama.
Jika seorang dzimmi (non-muslim yang tinggal di negeri Islam) menawan anak itu dan membawanya ke negeri Islam, maka menurut pendapat yang paling kuat, anak itu tetap berada dalam agama penawannya.
3. Anak tersebut ditemukan sebagai anak terlantar (lathif) di negeri Islam, maka ia dihukumi sebagai muslim, meskipun negeri itu terdapat komunitas dzimmi. Demikian juga jika ditemukan di negeri kafir tetapi di sana juga ada seorang muslim.
Dengan dasar itulah, FPI Parepare mengajak seluruh elemen bangsa untuk bersatu dalam sikap dan aksi nyata, mendukung kemerdekaan Palestina dan menentang segala bentuk penjajahan.