Fuad Cucu PKI Hujat Sayyid Idrus Aljufri, FKUB Sulteng: Narasi Kebencian itu Melukai Kami
Kamis, 3 April 2025
Faktakini.info, Jakarta - Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Sulawesi Tengah mengatakan pernyataan dilontarkan Fuad Plered yang menghina tokoh pendiri Alkhairaat Sayyid Habib Idrus bin Salim Al-Jufri atau Guru Tua dinilai dapat memecah kerukunan di tengah bulan Suci Ramadhan.
"Narasi kebencian tidak seharusnya diucapkan untuk menyudutkan seseorang, terlebih ujaran kebencian itu ditujukan kepada tokoh agama," kata Ketua FKUB Sulteng Prof Zainal Abidin di Palu, Sabtu.
Menurut dia, ucapan seperti itu justru melukai perasaan masyarakat, terutama warga Alkhairaat yang sebagian besar berada di wilayah Indonesia bagian Timur.
"Sayyid Idrus bin Salim Al-Jufri dikenal sebagai sosok ulama kharismatik yang telah berjasa dalam dunia pendidikan dan dakwah Islam di Indonesia, khususnya di kawasan timur," ujarnya.
Guru Tua dan Lembaga Alkhairaat adalah tokoh dan lembaga besar, bukan tingkat orang seperti Fuad Plered sebagai tandingannya sehingga perlu dihadapi dengan penuh keadaban dan kesantunan.
Oleh karena itu FKUB Sulteng mengimbau masyarakat tetap menjaga ketenangan dan tidak terprovokasi atas masalah ini.
”Tidak boleh meniru gaya dan perilaku Fuad Plered, kami mengajak semua pihak untuk menahan diri dan tidak terprovokasi oleh pernyataan yang tidak bertanggung jawab ini," ucap Zainal yang juga Rais Syuriyah Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU).
Sayyid Habib Idrus Aljufri merupakan tokoh pejuang di Provinsi Sulawesi Tengah dalam bidang pendidikan agama Islam, sepanjang hidupnya, ulama yang akrab disapa Guru Tua ini dikenal sebagai sosok yang cinta ilmu. Tak hanya untuk diri sendiri, ilmu yang dimilikinya juga ia tularkan kepada orang lain.
Salah satu wujud cintanya pada ilmu adalah didirikannya lembaga pendidikan Islam Alkhairaat sebagai sumbangsih nyata Guru Tua dalam menyebarkan agama islam di Kota Palu dan sekitarnya.
Sekolah Alkhairaat didirikan pertama kali di Kota Palu, Sulawesi Tengah, kala usia Sayyid Idrus bin Salim Al-Jufri menginjak 41 tahun.
Seiring berjalannya waktu, sekolah yang dibentuknya turut berkembang di kawasan timur Indonesia.
Pada tahun 2014, nama Sayyid Idrus bin Salim Al-Jufri turut diabadikan sebagai nama baru bandara Kota Palu dan Provinsi Sulawesi Tengah sebagai bentuk apresiasi atas jasa beliau selama ini.
Sebebelumnya, bandara kebanggaan Kota Palu bernama Bandara Mutiara atas pemberian dari presiden Soekarno, saat pertama kali dioperasikan 1954 dengan nama Bandara Masovu, namun kemudian berganti nama sejak 28 Februari 2014 setelah Menteri Perhubungan Evert Ernest Mangindaan membubuhkan tanda tangan di surat keputusan perubahan nama bandara Mutiara.
Disaksikan Gubernur Sulawesi Tengah, Longki Djanggola, dan pejabat Kementerian Perhubungan RI, para bupati/wali kota se-Sulawesi Tengah dan keluarga besar Alkhairaat meresmikan operasional serta mengukuhkan perubahan nama dari Bandara Mutiara Palu menjadi Bandara Mutiara SIS (Sayid Idrus bin Salim) Aljufri Palu.
Foto: Ketua FKUB Sulteng Prof Zainal Abidin
Sumber: antaranews.com