Imad Begal Nasab cs Anti Klimaks: Kegagalan yang Sudah Ditakdirkan
Selasa, 29 April 2025
Faktakini.info, Jakarta - Sejak awal, kelompok orang-orang gila nasab yang dipimpin oleh Imaduddin bin Sarmana bin Arsa berambisi besar: mereka ingin membatalkan nasab Ba'alawi, silsilah mulia keturunan Nabi Muhammad SAW yang dijaga dan dihormati sejak berabad-abad lalu.
Namun yang tidak mereka sadari adalah — perjuangan mereka sudah gagal bahkan sebelum dimulai.
Kenapa? Karena Imaduddin bukan ahli nasab. Ia tidak mengerti dasar-dasar ilmu nasab, tidak memahami rambu-rambu syariat yang ketat dalam penjagaan garis keturunan.
Apa yang keluar dari mulut Imad bukanlah hujjah ilmiah, bukan pula argumen berlandaskan ilmu, melainkan hanya tumpukan kedengkian.
Iri hati, dendam, dan kebencian telah membutakan akal sehatnya.
Dalam hatinya, kemuliaan nasab para habaib — para keturunan Rasulullah SAW — terasa bagai duri yang menusuk harga dirinya. Ia tidak bisa menerima bahwa ada kaum yang secara silsilah memang dimuliakan Allah dan Rasul-Nya.
Maka, segala ucapannya pun bukan lahir dari pencarian kebenaran, tapi dari hasrat untuk merendahkan nasab mulia keluarga Nabi Muhammad SAW.
Bagi orang seperti Imad yang hatinya telah dirusak oleh kedengkian, segala kebenaran akan tampak salah, segala cahaya akan tampak gelap.
Tak heran, segala usaha Imad dan kelompoknya berakhir dengan kehinaan.
Argumentasi mereka rapuh, bukti-bukti mereka dipaksakan, dan logika mereka berlubang di sana-sini. Setiap langkah yang mereka ambil semakin menunjukkan ketidakpahaman dan keputusasaan.
Sementara itu, nasab Ba'alawi tetap tegak berdiri, sebagaimana gunung yang kokoh menghadapi badai kecil.
Karena yang mereka lawan bukan manusia biasa — melainkan sejarah, kehormatan, dan janji Allah yang menjaga keturunan Rasulullah SAW.
Sejatinya, kebencian mereka hanya menghancurkan diri mereka sendiri.
Mereka ingin menghapus kemuliaan orang lain, tapi yang terhapus justru kehormatan mereka sendiri.
Di akhirnya, orang-orang pun hanya bisa tersenyum getir sambil berkata,
"Orang kalau sudah dengki, apapun di matanya pasti salah. Kebenaran akan tetap benar, walau dimusuhi seribu lidah penuh dusta."