Jejak Semaoen, Pendiri Sekaligus Pemimpin PKI Pertama

 



Selasa, 8 April 2025

Faktakini.info, Jakarta - Partai Komunis Indonesia (PKI) merupakan organisasi terlarang di Indonesia. Ada sejarah kelam terukir. Namun, yang perlu diketahui siapakah pemimpin PKI pertama kali?

Dari berbagai sumber, cikal bakal berdirinya PKI dimulai pada 23 Mei 1914. Bermulai bermula dari Indische Sociaal Democratische Vereniging (ISDV). ISDV merupakan organisasi komunis yang didirikan orang Belanda bernama Josephus Fransiscus Marie Sneevliet.

Kemudian, ISDV menyebarkan paham komunisme, salah satunya melalui organisasi Sarekat Islam. Masuknya paham komunis ke Sarekat Islam membuat timbulnya perpecahan.

Beberapa tokoh Sarekat Islam akhirnya bergabung ke ISDV. Hingga pada 1920, ISDV mengadakan kongres di Semarang yang kemudian lahirlah Perserikatan Komunis di Hindia (PKH) yang diketuai Semaoen atau Semaun.

Semaun merupakan pria kelahiran Curahmalang, Sumobito, Jombang, pada 1899 silam. Desa kelahirannya cukup terkenal karena merupakan salah satu desa di Jombang yang memiliki stasiun kereta api pada masanya.
Ayahnya bernama Prawiroatmodjo yang berprofesi sebagai seorang tukang batu di sebuah perusahaan kereta di Jawa Timur. Meski berasal dari golongan sosial rendahan, Semaoen berhasil menempuh pendidikan di Tweede Klasse atau Sekolah Dasar Kelas Dua dengan durasi tiga tahun.

Semaoen bekerja sebagai juru tulis di Staatsspoor, sebuah perusahaan kereta api di Surabaya setelah lulus sekolah. Pada masa bekerja tersebut yang menjadi irisan sejarah antara Semaoen dan gerakan komunis.

Semaoen aktif ikut dalam Sarekat Islam sebelum akhirnya bertemu Henk Sneevliet yang dikenal sebagai seorang pendukung Marxis.

Sneevliet menduduki posisi sebagai anggota persatuan buruh kereta api dan trem di Belanda pada 1909. Kemudian, dia pindah ke Hindia-Belanda pada 1913 dan mengorganisir para buruh kereta api dan trem.

Pertemuan dengan Henk Sneevliet, membuat Semaoen kemudian mendalami komunis dan bergabung ke ISDV hingga akhirnya menjadi pendiri sekaligus pemimpin PKI yang pertama.

Semaoen menjabat sebagai ketua PKI sejak 1920. Namun pada 1921, dirinya sempat digantikan sementara Tan Malaka lantaran dirinya harus pergi ke Uni Soviet guna menghadiri kongres Komunis Internasional.

Sosok Semaoen kembali ke Hindia Belanda pada 1922 dengan niat memulihkan pengaruh PKI. Akan tetapi, aksi-aksi yang ia lakukan justru membuatnya ditahan dan diusir menuju ke Belanda pada 1923. Namun sebelum itu, Semaoen telah ditunjuk oleh PKI untuk menjadi perwakilan di Eropa.


Semaoen kian aktif menyebarkan paham komunisme dengan berbagai cara selama di Eropa. Mulai dari menjalin hubungan dengan Perhimpunan Indonesia, menerbitkan brosur, hingga melakukan siaran radio di Moskow.


Bahkan, Semaoen sempat dilarang kembali ke Indonesia karena pemahamannya yang kental tentang berbagai pemikiran berkaitan dengan komunis maupun Uni Soviet selama di Eropa.

Semaoen akhirnya kembali ke Tanah Air usai Indonesia memasuki masa kemerdekaan. Tepatnya pada 1957, saat itu terdapat momen besar Bung Karno yang melakukan kunjungan pertama kali ke Uni Soviet.


Sepulangnya ke Indonesia, hubungan Semaoen dengan PKI telah terputus. Kemudian, pada 1959, Semaoen diberi amanah menjadi wakil ketua Badan Pengawas Kegiatan Wakil Aparatur Negara oleh Bung Karno.

Hingga pada 1961, Semaoen mendapat gelar doktor honoris causa (HC) dalam ilmu ekonomi dari Universitas Padjajaran Bandung dan sekaligus menjadi pengajar di sana. Pada 7 April 1971, Semaoen diketahui meninggal di usia 72 tahun. Jenazahnya dimakamkan di pemakaman keluarga R.A Prawiraatmadja, Pasuruan, Jawa Timur.

PKI merupakan bagian dari sejarah bangsa Indonesia. Meskipun mereka kerap identik dengan aksi-aksi pemberontakannya seperti yang terjadi di Madiun pada 1948 hingga pembunuhan enam jenderal TNI yang dikenal dengan istilah G30S/PKI pada tahun 1965.

Sumber: okezone.com